Dinar tidak menyangka dunianya benar-benar berubah dalam sesaat seperti yang dikatakan ibunya didalam mimpi tempo hari, tapi dinar teringat dengan ayahnya yang entah dimana. Dia selesai makan dan sangat kenyang, begitu juga dengan raccel, mereka akan menghabiskan waktu diluar hari ini, banyak tempat yang akan raccel tunjukkan kepada dinar. Merekapun beranjak kemeja kasir dan raccel membayar makanannya.
Di menatap raccel dengan serius, baru sekarang dia sadar ternyata raccel sangat cantik, tubuh mungilnya dengan rambut ikal yang tergerai sangat nyaman untuk dilihat. Dinar tersipu malu sambil memandangi raccel, dia belum pernah berkomunikasi banyak dengan perempuan manapun didunia lamanya.
Mereka beranjak pergi dari restoran itu, raccel berencana akan mengajaknya ketempat favoritnya, yaitu pantai dimana dia dulu ditemukan kakek harsaw, dia biasanya akan kesana jika dia merasa bosan dan tidak ada yang bisa diajak bicara.
Raccel memang tidak mempunyai banyak teman, dia juga banyak menghabiskan waktu dirumah saja dan belajar dengan guru privat yang dicarikan kakek untuk mereka berdua. Dinar dan raccel hanya beda umur 1 tahun saja makanya mereka tampak seumuran.
Tidak lama dia berjalan sampailah mereka kepantai itu, pantai itu sangat indah dan dihiasi banyak pohon kelapa, dan rupanga disana ada pondok kecil tempat dimana biasanya raccel duduk.
"sangat indah bukan? Dari dulu aku ingin mengajakmu kesini tapi kamu tidak pernah mau" kata raccel dengan gaya mulut yang sedikit maju
Dinar yang melihat itu merasa sangat lucu melihat raccel, dan mengikuti raccel duduk dipondok itu.
"aku tidak tau dimana orangtua ku, seperti apa mereka, aku ingin sekali bertemu dengan mereka, entah mereka masih ada apa tidak aku juga tidak tau" raccel berkata dengan suara yang bergetar
Dinar melihat kesedihan diwajah gadis itu, sampai dia tidak tau bagaimana caranya agar gadis itu ceria kembali
"tapi aku sangat beruntung, kakek mu mau mengadopsi aku, dengan semua kemewahan yang kudapat, katanya kamu butuh teman karena waktu itu kamu sendirian setelah kepergian orangtua mu" lanjut raccel.
"memangnya apa yang terjadi dengan orangtuaku?" tanya dinar penasaran
"kakek bilang waktu kamu umur 2 tahun kamu dan keluargamu mendapat musibah karena akan pergi keluar dari pulau ini, kapalmu menabrak karang dan tenggelam. Dan orangtuamu tidak ditemukan, sedangkan kamu, kakek sempat menyelamatkanmu dengan cepat" jawab raccel
Dinar terdiam seribu bahasa, ternyta disini sama saja dia kehilangan keluarganya juga, tapi disini dia dikagumi semua orang dan sangat berlimpah harta.
"kamu beruntung dinar, pernah merasakan kasih sayang orangtua mu, dan punya kakek luar biasa, sedangkan aku dibuang disini dalam keadaan pingsan, aku bahkan melupakan masalaluku" kata raccel dengan wajah murung
"sudah, yang penting kamu bahagia kan bersama kakek? Nanti kita akan cari orangtuamu sama-sama" kata dinar membujuk raccel agar tidak bersedih lagi.
Raccel tersenyum kepada dinar, dan menatpnya sangat lama
"aku senang kamu sudah dewasa," ucap raccel dengan senyumnya
"dari dulu kamu selalu tidak peduli dengan ceritaku, dan hanya suka meledekku saja, sejak kapan kamu mulai peduli?" jawab raccel dengan senyum yang sumringah
"ya, sejak tadi saat aku datang dan terjatuh disemak-semak" jawab dinar dengan ceoat sambil diiringi tawa raccel.
Mereka duduk sangat lama ditempat itu menikmati deburan ombak dan suara angin yang sangat menenangkan. Sampai sore datang saat matahari tenggelam raccel menutup matanya, dan komat kamit seperti orang berdo'a sampai dia selesai,dinar menatapnya dalam. Dan sangat mengagumi kecantikan gadis disampingnya ini.
"apa yang kamu lakukan,?" tanya dinar
"aku sedang berdo'a suatu saat aku ingin dipeluk ibu dan ayahku" jawab raccel
"apa kau tidak ingin berdo'a?" tanya raccel kembali
"oh tentu saja,!" jawab dinar sambil mulai memejamkan matanya juga dan diikuti kembali oleh raccel, karena disana diyakini jika berdo'a saat matahari terbenam dan bersungguh-sungguh dengan do'a nya itu suatu saat akan dikabulkan. Dan raccel selalu melakukan itu setiap sore dan do'anya tetap sama.
Selesai mereka berdo'a perlahan meteka membuka matanya.
"dinar apa do'a mu?" tanya raccel lembut
"aku berharap bertemu juga dengan orangtuaku, bisa jadi mereka selamat dari kecelakaan itu kan?" jawab dinar
"ya, tentu ada harapan..semoga saja apa yang kita harapkan jadi kenyataan" raccel menimpali
Mereka mulai beranjak pergi ketempat mobil tadi terparkir, sungguh sangat luar biasa hari ini bagi dinar, banyak kejutan yang dia dapat disini, dan semoga saja setelah ini lebih banyak hal yang baik.
Mereka memasuki mobil dengam senyuman ceria masing-masing, sopir yang melihat itu tentu juga sangat senang jarang-jarang dia melihat anak ini akur berdua dan berjalan-jalan dikota sampe malam tiba.
"silahkan tuan dan nona, kalian bersenang-senang hari ini?" tanya sopir itu sambil membukakan pintu mobil untuk mereka berdua.
"tentu edward, kami sangat bersenang-senang" jawab raccel dengan cepat, sedangkan dinar hanya tersenyum saja melihat tingkah gadis itu yang sangat mempesona.
Nama sopir pribadinya edward, dan dia kepercayaan kakek harsaw, yang slalu mengantarkan raccel kemana-mana, karena dinar tidak pernah mau ikut jadi dia tidak mengetahui itu.
Mobil melaju dengan ringam menaiki perbukitan rumah mereka, sungguh indah dikala malam, lampu lampu membuat jalanan terang dan sangat indah, begitu juga dibelakang lautan luas dan lampu-lampu kapal menghiasinya. Dinar sangat takjub dan selalu ingin melihtnya lagi.
Dia melihat kedepan, rumah mereka sudah terlihat, itu sangat indah, rumah itu sangat megah, apalagi tempatnya diatas bukit membuat semua mat tertuju padanya.
"ah begitu nyaman disini" dinar berkata dalam hatinya, dan tidak sabar untuk berjalan dan melihat seperti ap didalam rumah itu dan seperti apa kamarny. Karena tadi dia belum sempat hanya memasuki ruang makan saja yang besarnya hampir sama dengan lapangan bola. Dia bahkan takut akan tersesat kekamarnya karena besarnya rumah itu.
Mobil berhenti dan terparkir didepan mintu rumah yang megah, edward keluar dan membukakan pintu untuk dua orang itu.
"silahkan tuan dan nona, selamat istirahat" ucap edwar dengan santai
"terimakasih" jawab dinar dengm senyumnya
"terimakasih edwar, besok kita pergi lagi ya" jawab raccel dengan gaya genitnya
Edward yang melihat tingkahnya tersenyum malu dan membungkukkan badannya tanpa menjawab kata-kata raccel. Karena sudah biasa raccel seperti itu padanya, jadi tak heran edward menyimpan rasa kepada raccel, tapi dia menahannya saja. Dan menatap gadis itu berlari memasuki rumah.
"begitu cantik...seandainya aku bisa memilikimu" ucap edward dalam hatinya.
Dinar masuk kerumah dan diruang pertama dia masuki itu adalah ruang keluarga dan ruang tamu disampingnya, dia berjalan perlahan tidak sama dengan raccel yang berjalan dengan sedikit berlari, kakek yang duduk disofa sangat senang melihat mereka akur hari ini."kemarilah nak, apakah kalian bersenang-senang?" tanya kakek pada mereka yang baru datang dan duduk disamping kakek"tentu saja kek, kami pergi makan enak dan bersantai dipantai dan bercerita banyak hal" jawab raccel dengam semangatKakeknya tersenyum dan melihat pada dinar"dinar, apa kamu senang hari ini, kakek bahagia melihat kamu pergi keluar hari ini biasanya kamu tidak akan mau kemana-mana" tanya kakek pada dinar, dinarpun tersenyum sangat manis dan melihat rasa sayang kakek harsaw kepada mereka berdua, tanpa membedakan satu dengan lainnya."tentu saja kek, aku senang dan bisa melihat banyak hal" jawab dinar dengan senyuaman termanisnya, dia berfikir sungguh beruntung dia masuk kerumah in
"Cip cip cip cip" suara burung sangat merdu membangunkan dinar, dia duduk dari tempat tidurnya dan membuka jendela. Betapa indahnya pemandangan perbukitan itu dengan ditumbuhi pepohonan. Dia membuka jendela dan menghirup udara segar itu. Tapi dia dikejutkan oleh suara ketokan pintu kamarnya, dinar teringat itu pasti raccel, ah ternyata dia telat bangun dan bergegas membuka pintu.Ternyta memang raccel yang datang dengan baju tidur hijau yang sangat cantik, bahkan dia lebih cantik dari kemarin siang saat mereka pergi turun ke kota."ayo buruan dinar, kita telat nih nanti kamu gak bisa melihatnya"Dinar bergegas dan menutup pintu kamarnya, dan pergi mengikuti raccel, dengan penasaran akhirnya dinar bertany juga."memangnya kita mau kemana?" tanya dinar kebingungan"kamu liat aja nanti, setelah itu baru kamu bilang terimakasih karena telah mengajakmu" jawab raccel dengan tertawa kecil.Mereka berjalan melewati kebun bunga mawar dibelakang
Raccel memasuki rumah dengan membawa benerapa tangkai bunga mawar, dan meletakkannya di vas bunga diatas lemari ruang keluarga yang luas, sungguh enak dipandang dan segar.Sedangkan dinar masuk kekamarnya untuk mandi dan kemudian sarapan pagi bersama. Dia perlahan menutup pintu kamar dan memandangi lama keluar jendela. Dia mulai nyaman dengan tempat ini dan mulai terbiasa dengan suasana disini. Dia lama berdiri disana, menatap jauh keluar jendela, melihat semua perbukitan dan padang rumput tinggi yang luas. Dia berniat untuk kembali kesana dimana tempat dia datang waktu itu.Mungkin dia akan pergi sendiri saja tanpa mengajak raccel, karena dia ingin berlama-lama disana. Mungkin ada petunjuk atau apapun disana.Dia bergegas mandi dan berjalan ke ruang makan untuk sarapan disana. Sudah ada kakek dan raccel juga didepan meja makan yang besar. Dan disitu hanya mereka bertiga yang duduk didepan meja yang sangat luas itu."pagi kakek, pagi raccel" s
Raccel yang sudah menyimpan rasa sedari lama sangat menikmati moment ini, mereka bercerita banyak hal dan raccel pun sangat mempercayai apa yang dikatan dinar."dinar, apa kita jalan-jalan ke kota saja ya?"tanya raccel "kita kepantai saja gimana?""ide bagus, ayo,!"Mereka beranjak pergi dari tempat itu dan memasuki mobil untuk pergi jalan-jalan lagi."raccel gimana kalau kita kepantai kemarin saja? Aku lebih nyaman disana" kata dinar"baiklah" raccel menjawab dengan singkatMobil yg d kendarai edward melaju dengan pelan agar mereka menikmati sepanjang perjalanan sebelum berhenti d tempat parkir yang cukup jauh dari pantainya. Karena jalan disana lumayan sempit untuk mobil besar mereka.Dinar dan raccel sangat senang sampai dia mengabaikan mata-mata orang yang terkagum melihat mereka berdua.Tak lama berjalan mereka sampai kepantai yang kemarin mereka kunjungi. Raccel duduk ditempat biasanya. Tapi dinar malah pergi ke uju
Dinar masih memikirkan gadis yang ditemui nya tadi, dia tidak tau kemana perginya. Sepertinya dia penasaran dengan gadis itu, dia akan kesana lagi besok tanpa raccel. Dia banyak diam saat itu dan hanya mendengarkan raccel saja sepanjang perjalanan.Tak terasa sudah sore, mereka kembali pulang dan menikmati pemandangan diperjalanan menuju rumah. Melihat lampu dan rumah warna warni dipinggir jalan. Itu seakan membius dinar dan melupakan gadis manis yang dia temui siang tadiRaccel yang melihat dinar banyak diam juga ikutan diam dan berfikir mungkin dinar lelah dan ingin cepat berbaring dikasur. Dan tidak lama mereka sudah sampai dirumah.Tumben sekali tidak ada kakek dirumah, sedangkan makanan sudah tehidanh dimeja makan."kakek dimana ya?" tanya raccelDan saat mereka duduk raccel melihat kertas bertinta emas dibawah gelas jusnya"nak, maaf kakek tidak bisa makan malam bersama, karena kakek ada urusan mendesak kepulau sebelah, mun
Dinar masih terpaku dengan gadis ikan tadi, "hm..ternyata masih banyak kejutan ditempat ini" ungkap dinar sambil tersenyum.Dirumah, raccel yang bangun sudah hampir siang mencari dinar kekamarnya dan dia tidak menemukannya, mencari kemana-mana tapi dia tidak menemukan dinar, dia berlari keluar dan menemukan edward yang sedang membersihkan mobil."edward, apa kamu melihat dinar? dari tadi aku tidak menemukannya dimana-mana" tanya raccel dengan cemas."oh..tenang saja, tuan muda tadi katanya ingin berjalan-jalan dikota""apa? dia sendirian?" tanya raccel bertambah cemas"iya, tidak apa-apa nona aku akan menjemputnya sekarang" jawab edward sambil tersenyum manis"baiklah, tolong bawa dia pulang dengan cepat"Edward memasuki mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat, dia senang jika berbicara lebih lama dengan raccel, dan dia agak sedikit cemburu jika raccel mulai mencemaskan dinar.Dinar yang masih terduduk ditempat tadi ber
Dinar tidur dengan cepat hari itu dan bangun pagi-pagi sekali, dia pergi ketaman belakang dan mengambil beberapa tangkai mawar merah, dia berniat mengunjungi lunar hari ini, dan lebih pagi agar lunar bisa lebih lama berada didaratan. Dia akan membawakan lunar mawar-mawar yang indah itu. Dan menuju halaman depan untuk membangunkan edward dan minta anatar padanya kekota."tuan, kenapa anda bangun pago sekali?" tamya edward penasaran,"aku ingin kekota sebentar, aku ingim bertemu seseorang" jawab dinar sambil tersenyum, edward melihat ketangan kanan dinar terlihat dia sedang memegang beberapa tangkai mawar, dan dia tau kalau mungkin dinar akan bertemu seorang gadis, edward sungguh sangat tenang melihat itu.karena dengan begitu dia tetap bisa mencintai raccel diam-diam tanpa dicinti orang lain juga.Edward mulai menjalankan mobilnya dan sesekali melihat dinar dikaca, sungguh sangat ceria dia hari ini, dia pasti sedang jatuh cinta, fikir edward."tuan, k
Dinar menatap wajah lunar sesaat sebelum lumar masuk kelaut lagi, dia berjanji akan menemui lunar setiap pagi, tentu saja dengan membawakan beberapa tangkai mawar untuknya."sampai bertemu lagi"ucap lunar,"aku akan kembali besok" lanjut dinar. Dan meteka berpisah saat itu juga, dinar berbalik dengan semua rasa penasaran diotak nya. Tentu saja edward sudah menunggu. Semoga saja raccel belum bangun."tuan, hari ini kakek pulang, sebaiknya kita langsung penjemputnya kepelabuhan" ucap edward."oh ya..baiklah, aku juga sangat merindukan kakek" jawab dinar senang.Mereka menuju pelabuhan yang sangat sederhana itu, benar saja tak lama mereka menunggu kakek tampak berjalan dengan seseorang yang belum dikenalnya."selamat datang kembali kakek" ucap dinar"terimakasih cucuku sayang, bagaimana kabarmu?" tanya kakek."aku baik kek, kakek bagaimana?, apa perjalanannya menyemangkan?" ucap dinar."ya sangat menyenang