Share

Bab 5

Dinar tidak menyangka dunianya benar-benar berubah dalam sesaat seperti yang dikatakan ibunya didalam mimpi tempo hari, tapi dinar teringat dengan ayahnya yang entah dimana. Dia selesai makan dan sangat kenyang, begitu juga dengan raccel, mereka akan menghabiskan waktu diluar hari ini, banyak tempat yang akan raccel tunjukkan kepada dinar. Merekapun beranjak kemeja kasir dan raccel membayar makanannya. 

Di menatap raccel dengan serius, baru sekarang dia sadar ternyata raccel sangat cantik, tubuh mungilnya dengan rambut ikal yang tergerai sangat nyaman untuk dilihat. Dinar tersipu malu sambil memandangi raccel, dia belum pernah berkomunikasi banyak dengan perempuan manapun didunia lamanya. 

Mereka beranjak pergi dari restoran itu, raccel berencana akan mengajaknya ketempat favoritnya, yaitu pantai dimana dia dulu ditemukan kakek harsaw, dia biasanya akan kesana jika dia merasa bosan dan tidak ada yang bisa diajak bicara.

Raccel memang tidak mempunyai banyak teman, dia juga banyak menghabiskan waktu dirumah saja dan belajar dengan guru privat yang dicarikan kakek untuk mereka berdua. Dinar dan raccel hanya beda umur 1 tahun saja makanya mereka tampak seumuran.

Tidak lama dia berjalan sampailah mereka kepantai itu, pantai itu sangat indah dan dihiasi banyak pohon kelapa, dan rupanga disana ada pondok kecil tempat dimana biasanya raccel duduk.

"sangat indah bukan? Dari dulu aku ingin mengajakmu kesini tapi kamu tidak pernah mau" kata raccel dengan gaya mulut yang sedikit maju

Dinar yang melihat itu merasa sangat lucu melihat raccel, dan mengikuti raccel duduk dipondok itu.

"aku tidak tau dimana orangtua ku, seperti apa mereka, aku ingin sekali bertemu dengan mereka, entah mereka masih ada apa tidak aku juga tidak tau" raccel berkata dengan suara yang bergetar

Dinar melihat kesedihan diwajah gadis itu, sampai dia tidak tau bagaimana caranya agar gadis itu ceria kembali

"tapi aku sangat beruntung, kakek mu mau mengadopsi aku, dengan semua kemewahan yang kudapat, katanya kamu butuh teman karena waktu itu kamu sendirian setelah kepergian orangtua mu" lanjut raccel.

"memangnya apa yang terjadi dengan orangtuaku?" tanya dinar penasaran

"kakek bilang waktu kamu umur 2 tahun kamu dan keluargamu mendapat musibah karena akan pergi keluar dari pulau ini, kapalmu menabrak karang dan tenggelam. Dan orangtuamu tidak ditemukan, sedangkan kamu, kakek sempat menyelamatkanmu dengan cepat" jawab raccel

Dinar terdiam seribu bahasa, ternyta disini sama saja dia kehilangan keluarganya juga, tapi disini dia dikagumi semua orang dan sangat berlimpah harta.

"kamu beruntung dinar, pernah merasakan kasih sayang orangtua mu, dan punya kakek luar biasa, sedangkan aku dibuang disini dalam keadaan pingsan, aku bahkan melupakan masalaluku" kata raccel dengan wajah murung

"sudah, yang penting kamu bahagia kan bersama kakek? Nanti kita akan cari orangtuamu sama-sama" kata dinar membujuk raccel agar tidak bersedih lagi.

Raccel tersenyum kepada dinar, dan menatpnya sangat lama

"aku senang kamu sudah dewasa," ucap raccel dengan senyumnya

"dari dulu kamu selalu tidak peduli dengan ceritaku, dan hanya suka meledekku saja, sejak kapan kamu mulai peduli?" jawab raccel dengan senyum yang sumringah

"ya, sejak tadi saat aku datang dan terjatuh disemak-semak" jawab dinar dengan ceoat sambil diiringi tawa raccel.

Mereka duduk sangat lama ditempat itu menikmati deburan ombak dan suara angin yang sangat menenangkan. Sampai sore datang saat matahari tenggelam raccel menutup matanya, dan komat kamit seperti orang berdo'a sampai dia selesai,dinar menatapnya dalam. Dan sangat mengagumi kecantikan gadis disampingnya ini.

"apa yang kamu lakukan,?" tanya dinar

"aku sedang berdo'a suatu saat aku ingin dipeluk ibu dan ayahku" jawab raccel

"apa kau tidak ingin berdo'a?" tanya raccel kembali

"oh tentu saja,!" jawab dinar sambil mulai memejamkan matanya juga dan diikuti kembali oleh raccel, karena disana diyakini jika berdo'a saat matahari terbenam dan bersungguh-sungguh dengan do'a nya itu suatu saat akan dikabulkan. Dan raccel selalu melakukan itu setiap sore dan do'anya tetap sama.

Selesai mereka berdo'a perlahan meteka membuka matanya.

"dinar apa do'a mu?" tanya raccel lembut

"aku berharap bertemu juga dengan orangtuaku, bisa jadi mereka selamat dari kecelakaan itu kan?" jawab dinar

"ya, tentu ada harapan..semoga saja apa yang kita harapkan jadi kenyataan" raccel menimpali

Mereka mulai beranjak pergi ketempat mobil tadi terparkir, sungguh sangat luar biasa hari ini bagi dinar, banyak kejutan yang dia dapat disini, dan semoga saja setelah ini lebih banyak hal yang baik.

Mereka memasuki mobil dengam senyuman ceria masing-masing, sopir yang melihat itu tentu juga sangat senang jarang-jarang dia melihat anak ini akur berdua dan berjalan-jalan dikota sampe malam tiba. 

"silahkan tuan dan nona, kalian bersenang-senang hari ini?" tanya sopir itu sambil membukakan pintu mobil untuk mereka berdua.

"tentu edward, kami sangat bersenang-senang" jawab raccel dengan cepat, sedangkan dinar hanya tersenyum saja melihat tingkah gadis itu yang sangat mempesona.

Nama sopir pribadinya edward, dan dia kepercayaan kakek harsaw, yang slalu mengantarkan raccel kemana-mana, karena dinar tidak pernah mau ikut jadi dia tidak mengetahui itu.

Mobil melaju dengan ringam menaiki perbukitan rumah mereka, sungguh indah dikala malam, lampu lampu membuat jalanan terang dan sangat indah, begitu juga dibelakang lautan luas dan lampu-lampu kapal menghiasinya. Dinar sangat takjub dan selalu ingin melihtnya lagi.

Dia melihat kedepan, rumah mereka sudah terlihat, itu sangat indah, rumah itu sangat megah, apalagi tempatnya diatas bukit membuat semua mat tertuju padanya. 

"ah begitu nyaman disini" dinar berkata dalam hatinya, dan tidak sabar untuk berjalan dan melihat seperti ap didalam rumah itu dan seperti apa kamarny. Karena tadi dia belum sempat hanya memasuki ruang makan saja yang besarnya hampir sama dengan lapangan bola. Dia bahkan takut akan tersesat kekamarnya karena besarnya rumah itu.

Mobil berhenti dan terparkir didepan mintu rumah yang megah, edward keluar dan membukakan pintu untuk dua orang itu.

"silahkan tuan dan nona, selamat istirahat" ucap edwar dengan santai

"terimakasih" jawab dinar dengm senyumnya

"terimakasih edwar, besok kita pergi lagi ya" jawab raccel dengan gaya genitnya

Edward yang melihat tingkahnya tersenyum malu dan membungkukkan badannya tanpa menjawab kata-kata raccel. Karena sudah biasa raccel seperti itu padanya, jadi tak heran edward menyimpan rasa kepada raccel, tapi dia menahannya saja. Dan menatap gadis itu berlari memasuki rumah.

"begitu cantik...seandainya aku bisa memilikimu" ucap edward dalam hatinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status