Share

Bab 7

"Cip cip cip cip" suara burung sangat merdu membangunkan dinar, dia duduk dari tempat tidurnya dan membuka jendela. Betapa indahnya pemandangan perbukitan itu dengan ditumbuhi pepohonan. Dia membuka jendela dan menghirup udara segar itu. Tapi dia dikejutkan oleh suara ketokan pintu kamarnya, dinar teringat itu pasti raccel, ah ternyata dia telat bangun dan bergegas membuka pintu. 

Ternyta memang raccel yang datang dengan baju tidur hijau yang sangat cantik, bahkan dia lebih cantik dari kemarin siang saat mereka pergi turun ke kota.

"ayo buruan dinar, kita telat nih nanti kamu gak bisa melihatnya"

Dinar bergegas dan menutup pintu kamarnya, dan pergi mengikuti raccel, dengan penasaran akhirnya dinar bertany juga.

"memangnya kita mau kemana?" tanya dinar kebingungan

"kamu liat aja nanti, setelah itu baru kamu bilang terimakasih karena telah mengajakmu" jawab raccel dengan tertawa kecil.

Mereka berjalan melewati kebun bunga mawar dibelakang rumah, dinar terdiam tanpa bisa mengeluarkan suara sedikitpun.

"gimana? Indah kan?" raccel bangga menunjukkan batu berwarna hijau yang bersinar itu.

"batu apa ini ? Indah sekali" tanya dinar terkagum-kagum karena baru pertama kalu melihat hamparan batu yang menyala itu.

"Inilah keajaiban disini dinar, kamu belum tau kan? Karena kamu bangun selalu kesianangan" jawab raccel senang 

"aku tidak tau ini batu apa, tetapi dia akan mengeluarkan cahaya jika terkena matahari baru terbit" lanjut raccel.

"apakah kakek juga tau semua ini?" tanya dinar kembali

"tidak, cuma aku satu-satunya yang tau hamparan batu ini, karena nanti jam 6 dia akan seperti batu biasa pada umumnya, dan kau bisa melihatnya kembali besok pagi" jawab raccel menjelaskan

Sungguh banyak kejutan disini, dinar sangat kagum dengan pulau ranland ini, dengan semua keajaiban yang dipunya dan sangat memanjakan mata ini.

Dinar memegang batu-batu berkilau itu dan aoa yang terjadi dia tidak bisa memegangnya, seakan itu hanya bayangan saja, dia mencoba memegng yang lainnya juga tetap sama, sampai dia masuk kehamparan bercahaya itu ttp saja dia tidak merasakab apa-apa.

"raccel kenapa aku tidak bisa memegangya?" tanya dinar penasaran

"iya benar batu itu tidak bisa kamu oegang selagi bercahaya, tunggu sampai cahayanya hilang baru kamu bisa memegangya" jawab raccel dengan santai

Setelah jam menunjukan pukul 6 slcahaya matahari mulai naik dan batu-batu itu mulai redup dan akhirnya menjadi batu-batu berwarna hitam seperti hamparan batu kerikil biasa. 

Dinar begitu takjub, dan sekarang benar saja dia bisa memegang dan menggenggam batu itu. Dinar berfikir pasti ada keajaiban lain disini selain ini dinar berbicara dengan hatinya.

Dia kagum dengan raccel karena tau banyak hal disini yang orang lain tidak tau. Dia menatap raccel dalam dan raccel menyadari itu dan tersipu malu.

"ayo kita kembali kedalam nanti kakek mencari kita" kata raccel sambil menyembunyikan pipinya yang memerah.

Mereka kembali dan melewati kebun bunga mawar merah yang indah tadi, raccel memetiknya beberapa tangkai dengan hati-hati takut duri menancap ditangannya. Dialah yang menjaga mawar-mawar itu untuk menjadi hiasan diseluruh rumah. Itulah yang dilakukan raccel setiap paginya. Yang menambah kekaguman dinar padanya. Setiap dinar menatapnya jantungnya berdebar sangat kencang, dia berfikir bisa juga dia dekat dengan seorang gadis cantik, yang sebelumnya dia selalu takut bertemu dengam gadis manapun.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status