Home / Fantasi / DINAR / Bab 7

Share

Bab 7

Author: Y Valista
last update Last Updated: 2021-08-30 16:57:01

"Cip cip cip cip" suara burung sangat merdu membangunkan dinar, dia duduk dari tempat tidurnya dan membuka jendela. Betapa indahnya pemandangan perbukitan itu dengan ditumbuhi pepohonan. Dia membuka jendela dan menghirup udara segar itu. Tapi dia dikejutkan oleh suara ketokan pintu kamarnya, dinar teringat itu pasti raccel, ah ternyata dia telat bangun dan bergegas membuka pintu. 

Ternyta memang raccel yang datang dengan baju tidur hijau yang sangat cantik, bahkan dia lebih cantik dari kemarin siang saat mereka pergi turun ke kota.

"ayo buruan dinar, kita telat nih nanti kamu gak bisa melihatnya"

Dinar bergegas dan menutup pintu kamarnya, dan pergi mengikuti raccel, dengan penasaran akhirnya dinar bertany juga.

"memangnya kita mau kemana?" tanya dinar kebingungan

"kamu liat aja nanti, setelah itu baru kamu bilang terimakasih karena telah mengajakmu" jawab raccel dengan tertawa kecil.

Mereka berjalan melewati kebun bunga mawar dibelakang rumah, dinar terdiam tanpa bisa mengeluarkan suara sedikitpun.

"gimana? Indah kan?" raccel bangga menunjukkan batu berwarna hijau yang bersinar itu.

"batu apa ini ? Indah sekali" tanya dinar terkagum-kagum karena baru pertama kalu melihat hamparan batu yang menyala itu.

"Inilah keajaiban disini dinar, kamu belum tau kan? Karena kamu bangun selalu kesianangan" jawab raccel senang 

"aku tidak tau ini batu apa, tetapi dia akan mengeluarkan cahaya jika terkena matahari baru terbit" lanjut raccel.

"apakah kakek juga tau semua ini?" tanya dinar kembali

"tidak, cuma aku satu-satunya yang tau hamparan batu ini, karena nanti jam 6 dia akan seperti batu biasa pada umumnya, dan kau bisa melihatnya kembali besok pagi" jawab raccel menjelaskan

Sungguh banyak kejutan disini, dinar sangat kagum dengan pulau ranland ini, dengan semua keajaiban yang dipunya dan sangat memanjakan mata ini.

Dinar memegang batu-batu berkilau itu dan aoa yang terjadi dia tidak bisa memegangnya, seakan itu hanya bayangan saja, dia mencoba memegng yang lainnya juga tetap sama, sampai dia masuk kehamparan bercahaya itu ttp saja dia tidak merasakab apa-apa.

"raccel kenapa aku tidak bisa memegangya?" tanya dinar penasaran

"iya benar batu itu tidak bisa kamu oegang selagi bercahaya, tunggu sampai cahayanya hilang baru kamu bisa memegangya" jawab raccel dengan santai

Setelah jam menunjukan pukul 6 slcahaya matahari mulai naik dan batu-batu itu mulai redup dan akhirnya menjadi batu-batu berwarna hitam seperti hamparan batu kerikil biasa. 

Dinar begitu takjub, dan sekarang benar saja dia bisa memegang dan menggenggam batu itu. Dinar berfikir pasti ada keajaiban lain disini selain ini dinar berbicara dengan hatinya.

Dia kagum dengan raccel karena tau banyak hal disini yang orang lain tidak tau. Dia menatap raccel dalam dan raccel menyadari itu dan tersipu malu.

"ayo kita kembali kedalam nanti kakek mencari kita" kata raccel sambil menyembunyikan pipinya yang memerah.

Mereka kembali dan melewati kebun bunga mawar merah yang indah tadi, raccel memetiknya beberapa tangkai dengan hati-hati takut duri menancap ditangannya. Dialah yang menjaga mawar-mawar itu untuk menjadi hiasan diseluruh rumah. Itulah yang dilakukan raccel setiap paginya. Yang menambah kekaguman dinar padanya. Setiap dinar menatapnya jantungnya berdebar sangat kencang, dia berfikir bisa juga dia dekat dengan seorang gadis cantik, yang sebelumnya dia selalu takut bertemu dengam gadis manapun.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DINAR   Bab 91

    Semua telah berkumpul didermaga kecil pulau itu, semua sangat tertata rapi disana, tampak sederhana tetapi sangat indah untuk dipandang. lunar mengeluarkan mutiara dari mulutnya dan tentu mencucinya dulu sebelum memberikannya pada dinar, dinar sangat gugup memegang mutiara yang sangat berharga itu, dia sebenarnya tidak tega tetapi ini satu-satunya cara agar bisa bertahan lebih lama untuk menemui ayah dan ibunya. dinar mulai menelan mutiara itu, semua baik-baik saja awalnya, setelah beberapa menit berlalu dada dinar bersinar seperti ada sesuatu yang melewati dadanya, dinar merasa sesak dan berpegangan pada tiang dermaga karena merasa dadanya sangat panas "apa kamu baik-baik saja?" tanya lunar cemas karena belum tentu mutiara miliknya akan cocok ditubuh dinar "ya, aku baik-baik saja, tetapi dadaku terasa panas" jawab dinar masih menahan sesak didadanya "nak apa kau yakin akan pergi?" tanya kakek khawatir melihat cucunya itu "yakin kek, k

  • DINAR   Bab 90

    Semua seakan terdiam dan seakan menyetujui akan hal itu, semua bubar terkecuali miana kakak nya sang raja, dia tertegun dan mencari kesana kemari, dia mencari dion yang dia anggap anaknya "kakak, ada apa? apa yang kamu cari?" tanya raja duyung pada kakak nya itu "apakah kau tak melihat anakku? ataukah dia belum datang?" tanya miana sambil melihat kesana kemari "uhm kakak, aku minta maaf karena dia meninggal saat ingin memberikan obat untukmu, tapi jangan khawatir kak kami menguburnya dengan baik" ucap raja gelagapan menyembunyikan kenyataan "apa?? kenapa kau tak memberitahuku dari tadi?" tanya miana histeris dan menangis "maafkan aku, aku hanya tidak ingin membuatmu memikirkan itu, sedangkan kamu belum pulih" ujar raja menunduk "bagaimana bisa begitu? dia menjagaku selama ini, ayahnya juga yang menyelamatkan aku waktu itu, meskipun dia bukan anak kandungku tetapi dia jadikan aku seperti orangtua kandungnya" jawab miana yang tak henti m

  • DINAR   Bab 89

    semua orang mulai pergi meninggalkan tempat itu, semua wakil pergi dan wakil dion tetap tak terlihat dari tadi, tapi mereka mendengarkan apa yang tuan harshaw katakan, semua bubar dengan cepat, dan hanya dinar dan kakek yang masih tertinggal disana."kakek, kenapa kakek berbohong padaku selama ini?" ucap dinar tampak sedih memandangi kakek yang sedari tadi merangkul raccel"maafkan kakek nak, semua demi kebaikan kamu, mereka semua masih aman dan tinggal dipulau terpencil yang jauh dari sini, kamu ingat kan waktu itu kakek menyuruhmu pergi pertemuan kesebuah pulau, nah pulau itulah yang seharusnya kau tuju" ungkap kakek penuh penyesalan"aku ingin bertemu dengan mereka kek, kita akan kesana kan?" tanya dinar"aku tidak yakin" ucap kakek sambil memandang raja duyung"nak, aku tidak bisa lagi menolongmu kali ini seperti waktu itu, dan gelembung itu pastinya akan bereaksi dengan cepat, karena semua sudah tau kan rahasia kami" ujar raja duyung mulai mer

  • DINAR   Bab 88

    "kakek...akhirnya kakek datang,!" ujar raccel sambil berlari memeluk kakek yang tampak kelelahan, raccel menangis kecil sambil menatap tubuh kakek yang melemah itu, kakek juga membalas pelukan cucunya itu, dia sangat mencemaskan raccel selama ini dan tentu saja kali ini dia tidak ingin kehilangannya lagi,"apa maksud semua ini ayah? kenapa ayah mengenalnya?" ujar lunar menatap tajam pada ayahnya, dia sangat heran yang selama ini tidak pernah siapapun tau tentang hal ini. dan begitujuga dengan wakil lainnya mereka sangat takjub dengan duyung yang mereka tahu hanya dongeng itu."ayah akan menjelaskannya nanti padamu, sekarang biarkan saja mereka pergi" ujar raja pada lunar tampak tidak ingin menjelaskan apa-apa didepan semua orang"apa yang anda sembunyikan selama ini? aku saja tidak tau anda mengenalnya" sambung sang ratu menatap tajam kembali pada suaminya itu"jelaskan saja...aku sudah disini" ucap kakek sambil terus memegang raccel dirangkulnya

  • DINAR   Bab 87

    lunar tampak berjalan bergandengan dengan raccel, tampaknya mereka sudah berbaikan, melenggang mendekati suara keributan ayahnya "ada apa? kenapa sangat berisik" ujar lunar sambil menoleh kearah depan dan terkejut dengan apa yang dia lihat, begitu juga dengan raccel dia sangat terkejut, dinar sampai datang kesini pasti dia sangat mencemaskan raccel dan begitu juga kakek "dinar....syukurlah kamu menemukanku" ujar raccel berlari sambil memeluk tubuh dinar yang darit tadi mematung, wakil rayanpun tertegun dan menggeser badannya kebelakang, seketika keberaniannya menciut "raccel...apa mereka yang membawamu kesini?" tanya dinar menatap wajah saudaranya itu "tidak, ceritanya sangat panjang dinar, aku dibawa kesini oleh seseorang" ungkapnya "lantas bagaimana mereka semua ada disini?" tanya dinar penasaran "aku akan menceritakan itu nanti, apakah kakek baik-baik saja?" tanya raccel "ya, dia sangat mengkhawatirkanmu, dia ikut sebentar l

  • DINAR   Bab 86

    "hm...wakil rayan, apa mungkin ada orang didalam sana?" tanya dinar sambil berbisik mengintip dari balik pohon ara"kita tidak tau apa yang ada disana sebelum kita melihatnya sendiri kan, kalau begitu ayo kita masuk" ajak wakil rayan degan berani"baiklah...ayo" ujar dinar berlari sambil mengendap-endap kedepan, dan mendapatkan jalan untuk masuk kegedung itu, tapi tak disangka-sangka didalam ternyata sangat indah, sangat hidup, lampu hias berjejeran didinding, semua ruangan wangi bunga, tapi entah bunga apa itu dinar tidak tau karena selama ini dia banyak mencium mawar saja.mereka melewati banyak ruangan yang pintunya tertutup rapat, tidak ada satupun yang sedikit terbuka, mereka juga sangat takut untuk membukanya satu persatu"hm..tuan dinar, sebaiknya kita cari dibagian depan saja, diruangan depan pasti lebih lebar dan leluasa untuk kita melihat sekitarnya" ucap wakil rayyan"ide bagus, ayo kita maju" jawab dinarmereka sudah sampai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status