"Cip cip cip cip" suara burung sangat merdu membangunkan dinar, dia duduk dari tempat tidurnya dan membuka jendela. Betapa indahnya pemandangan perbukitan itu dengan ditumbuhi pepohonan. Dia membuka jendela dan menghirup udara segar itu. Tapi dia dikejutkan oleh suara ketokan pintu kamarnya, dinar teringat itu pasti raccel, ah ternyata dia telat bangun dan bergegas membuka pintu.
Ternyta memang raccel yang datang dengan baju tidur hijau yang sangat cantik, bahkan dia lebih cantik dari kemarin siang saat mereka pergi turun ke kota.
"ayo buruan dinar, kita telat nih nanti kamu gak bisa melihatnya"
Dinar bergegas dan menutup pintu kamarnya, dan pergi mengikuti raccel, dengan penasaran akhirnya dinar bertany juga.
"memangnya kita mau kemana?" tanya dinar kebingungan
"kamu liat aja nanti, setelah itu baru kamu bilang terimakasih karena telah mengajakmu" jawab raccel dengan tertawa kecil.
Mereka berjalan melewati kebun bunga mawar dibelakang rumah, dinar terdiam tanpa bisa mengeluarkan suara sedikitpun.
"gimana? Indah kan?" raccel bangga menunjukkan batu berwarna hijau yang bersinar itu.
"batu apa ini ? Indah sekali" tanya dinar terkagum-kagum karena baru pertama kalu melihat hamparan batu yang menyala itu.
"Inilah keajaiban disini dinar, kamu belum tau kan? Karena kamu bangun selalu kesianangan" jawab raccel senang
"aku tidak tau ini batu apa, tetapi dia akan mengeluarkan cahaya jika terkena matahari baru terbit" lanjut raccel.
"apakah kakek juga tau semua ini?" tanya dinar kembali
"tidak, cuma aku satu-satunya yang tau hamparan batu ini, karena nanti jam 6 dia akan seperti batu biasa pada umumnya, dan kau bisa melihatnya kembali besok pagi" jawab raccel menjelaskan
Sungguh banyak kejutan disini, dinar sangat kagum dengan pulau ranland ini, dengan semua keajaiban yang dipunya dan sangat memanjakan mata ini.
Dinar memegang batu-batu berkilau itu dan aoa yang terjadi dia tidak bisa memegangnya, seakan itu hanya bayangan saja, dia mencoba memegng yang lainnya juga tetap sama, sampai dia masuk kehamparan bercahaya itu ttp saja dia tidak merasakab apa-apa.
"raccel kenapa aku tidak bisa memegangya?" tanya dinar penasaran
"iya benar batu itu tidak bisa kamu oegang selagi bercahaya, tunggu sampai cahayanya hilang baru kamu bisa memegangya" jawab raccel dengan santai
Setelah jam menunjukan pukul 6 slcahaya matahari mulai naik dan batu-batu itu mulai redup dan akhirnya menjadi batu-batu berwarna hitam seperti hamparan batu kerikil biasa.
Dinar begitu takjub, dan sekarang benar saja dia bisa memegang dan menggenggam batu itu. Dinar berfikir pasti ada keajaiban lain disini selain ini dinar berbicara dengan hatinya.
Dia kagum dengan raccel karena tau banyak hal disini yang orang lain tidak tau. Dia menatap raccel dalam dan raccel menyadari itu dan tersipu malu.
"ayo kita kembali kedalam nanti kakek mencari kita" kata raccel sambil menyembunyikan pipinya yang memerah.
Mereka kembali dan melewati kebun bunga mawar merah yang indah tadi, raccel memetiknya beberapa tangkai dengan hati-hati takut duri menancap ditangannya. Dialah yang menjaga mawar-mawar itu untuk menjadi hiasan diseluruh rumah. Itulah yang dilakukan raccel setiap paginya. Yang menambah kekaguman dinar padanya. Setiap dinar menatapnya jantungnya berdebar sangat kencang, dia berfikir bisa juga dia dekat dengan seorang gadis cantik, yang sebelumnya dia selalu takut bertemu dengam gadis manapun.
Raccel memasuki rumah dengan membawa benerapa tangkai bunga mawar, dan meletakkannya di vas bunga diatas lemari ruang keluarga yang luas, sungguh enak dipandang dan segar.Sedangkan dinar masuk kekamarnya untuk mandi dan kemudian sarapan pagi bersama. Dia perlahan menutup pintu kamar dan memandangi lama keluar jendela. Dia mulai nyaman dengan tempat ini dan mulai terbiasa dengan suasana disini. Dia lama berdiri disana, menatap jauh keluar jendela, melihat semua perbukitan dan padang rumput tinggi yang luas. Dia berniat untuk kembali kesana dimana tempat dia datang waktu itu.Mungkin dia akan pergi sendiri saja tanpa mengajak raccel, karena dia ingin berlama-lama disana. Mungkin ada petunjuk atau apapun disana.Dia bergegas mandi dan berjalan ke ruang makan untuk sarapan disana. Sudah ada kakek dan raccel juga didepan meja makan yang besar. Dan disitu hanya mereka bertiga yang duduk didepan meja yang sangat luas itu."pagi kakek, pagi raccel" s
Raccel yang sudah menyimpan rasa sedari lama sangat menikmati moment ini, mereka bercerita banyak hal dan raccel pun sangat mempercayai apa yang dikatan dinar."dinar, apa kita jalan-jalan ke kota saja ya?"tanya raccel "kita kepantai saja gimana?""ide bagus, ayo,!"Mereka beranjak pergi dari tempat itu dan memasuki mobil untuk pergi jalan-jalan lagi."raccel gimana kalau kita kepantai kemarin saja? Aku lebih nyaman disana" kata dinar"baiklah" raccel menjawab dengan singkatMobil yg d kendarai edward melaju dengan pelan agar mereka menikmati sepanjang perjalanan sebelum berhenti d tempat parkir yang cukup jauh dari pantainya. Karena jalan disana lumayan sempit untuk mobil besar mereka.Dinar dan raccel sangat senang sampai dia mengabaikan mata-mata orang yang terkagum melihat mereka berdua.Tak lama berjalan mereka sampai kepantai yang kemarin mereka kunjungi. Raccel duduk ditempat biasanya. Tapi dinar malah pergi ke uju
Dinar masih memikirkan gadis yang ditemui nya tadi, dia tidak tau kemana perginya. Sepertinya dia penasaran dengan gadis itu, dia akan kesana lagi besok tanpa raccel. Dia banyak diam saat itu dan hanya mendengarkan raccel saja sepanjang perjalanan.Tak terasa sudah sore, mereka kembali pulang dan menikmati pemandangan diperjalanan menuju rumah. Melihat lampu dan rumah warna warni dipinggir jalan. Itu seakan membius dinar dan melupakan gadis manis yang dia temui siang tadiRaccel yang melihat dinar banyak diam juga ikutan diam dan berfikir mungkin dinar lelah dan ingin cepat berbaring dikasur. Dan tidak lama mereka sudah sampai dirumah.Tumben sekali tidak ada kakek dirumah, sedangkan makanan sudah tehidanh dimeja makan."kakek dimana ya?" tanya raccelDan saat mereka duduk raccel melihat kertas bertinta emas dibawah gelas jusnya"nak, maaf kakek tidak bisa makan malam bersama, karena kakek ada urusan mendesak kepulau sebelah, mun
Dinar masih terpaku dengan gadis ikan tadi, "hm..ternyata masih banyak kejutan ditempat ini" ungkap dinar sambil tersenyum.Dirumah, raccel yang bangun sudah hampir siang mencari dinar kekamarnya dan dia tidak menemukannya, mencari kemana-mana tapi dia tidak menemukan dinar, dia berlari keluar dan menemukan edward yang sedang membersihkan mobil."edward, apa kamu melihat dinar? dari tadi aku tidak menemukannya dimana-mana" tanya raccel dengan cemas."oh..tenang saja, tuan muda tadi katanya ingin berjalan-jalan dikota""apa? dia sendirian?" tanya raccel bertambah cemas"iya, tidak apa-apa nona aku akan menjemputnya sekarang" jawab edward sambil tersenyum manis"baiklah, tolong bawa dia pulang dengan cepat"Edward memasuki mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat, dia senang jika berbicara lebih lama dengan raccel, dan dia agak sedikit cemburu jika raccel mulai mencemaskan dinar.Dinar yang masih terduduk ditempat tadi ber
Dinar tidur dengan cepat hari itu dan bangun pagi-pagi sekali, dia pergi ketaman belakang dan mengambil beberapa tangkai mawar merah, dia berniat mengunjungi lunar hari ini, dan lebih pagi agar lunar bisa lebih lama berada didaratan. Dia akan membawakan lunar mawar-mawar yang indah itu. Dan menuju halaman depan untuk membangunkan edward dan minta anatar padanya kekota."tuan, kenapa anda bangun pago sekali?" tamya edward penasaran,"aku ingin kekota sebentar, aku ingim bertemu seseorang" jawab dinar sambil tersenyum, edward melihat ketangan kanan dinar terlihat dia sedang memegang beberapa tangkai mawar, dan dia tau kalau mungkin dinar akan bertemu seorang gadis, edward sungguh sangat tenang melihat itu.karena dengan begitu dia tetap bisa mencintai raccel diam-diam tanpa dicinti orang lain juga.Edward mulai menjalankan mobilnya dan sesekali melihat dinar dikaca, sungguh sangat ceria dia hari ini, dia pasti sedang jatuh cinta, fikir edward."tuan, k
Dinar menatap wajah lunar sesaat sebelum lumar masuk kelaut lagi, dia berjanji akan menemui lunar setiap pagi, tentu saja dengan membawakan beberapa tangkai mawar untuknya."sampai bertemu lagi"ucap lunar,"aku akan kembali besok" lanjut dinar. Dan meteka berpisah saat itu juga, dinar berbalik dengan semua rasa penasaran diotak nya. Tentu saja edward sudah menunggu. Semoga saja raccel belum bangun."tuan, hari ini kakek pulang, sebaiknya kita langsung penjemputnya kepelabuhan" ucap edward."oh ya..baiklah, aku juga sangat merindukan kakek" jawab dinar senang.Mereka menuju pelabuhan yang sangat sederhana itu, benar saja tak lama mereka menunggu kakek tampak berjalan dengan seseorang yang belum dikenalnya."selamat datang kembali kakek" ucap dinar"terimakasih cucuku sayang, bagaimana kabarmu?" tanya kakek."aku baik kek, kakek bagaimana?, apa perjalanannya menyemangkan?" ucap dinar."ya sangat menyenang
Kakek memandangi keluar dan tertuju kepada bebatuan tempat dimana dinar bertemu lunar. Dia seakan tau sesuatu, dan melihat wajah sendu kakek seketika."kakek kenapa?, apa tidak enak badan?" tanga dinar pada kakek,"tidak ada apa-apa, kakek hanya lelah saja, kamu jangan cemas kakek akan beristirahat" ungkap kakek sambil menepuk bahu dinar dan pergi meninggalkan kamar. Melihat taut wajah kakek, dia tau kakek sedang memikirkan sesuatu, tapi apakah itu? Apa benar ayahnya yang dikenal lunar dulu? Apakah brama ayahnya yang dimaksud lunar yang sudah mengkhianatinya? Semua pertanyaan ini berkecamuk difikiran dinar, dia memandangi kembali kepantai, matahari mulai terbenam dan lampu-lampu dibawah sana sangat indah terlihat, dan juga lampu kapal nelayan yang juga terlihat. Dinar selalu menatap kearah mereka biasanya duduk, dia berharap bukan ayahnya yang mengkhianati lunar, dan berusaha melupakan nama itu. Dia tidak ingin lunar tau kalau brama itu adalah ayahnya.Dinar ber
"tok tok tok" suara ketukan pintu terdengar dari pintu kamar dinar, yang mengagetkannya dam langsung duduk dengan cepat. Dia melihat jamnya, ternyata sudah pukul 9 pagi."yaah, sudah sangat telat untuk pergi menemui lunar" keluh dinar dalam hati, dnegan cepat bangkit dan membukakan pintu kamarnya."kakek menyuruhku mengantarkan sarapan ini untukmu" ucap raccel sambil menyodorkan roti sandwich dan teh hangat untuk dinar."kamu tidak perlu repot-repot, aku telat bangun hari ini" jawab dinar, "ayo masuk dulu, temani aku sarapan" sambung dinar pada raccel yang berdiri mematung tidak banyak bicara. Raccel masuk kekamar itu dan melihat kearah balkon yang masih dengan pintu tertutup. Raccel membukanya dan menghirup udar laut yang sangat disukainya."aku sudah dari dulu minta kamar ini pada kakek tetapi tidak dikasih, ternyata kamar ini jauh lebih indah dari kamarku" ucap raccel dengan wajah cemberutnya."ah, apa kamu mau bertukar kamar d