semua orang mulai pergi meninggalkan tempat itu, semua wakil pergi dan wakil dion tetap tak terlihat dari tadi, tapi mereka mendengarkan apa yang tuan harshaw katakan, semua bubar dengan cepat, dan hanya dinar dan kakek yang masih tertinggal disana.
"kakek, kenapa kakek berbohong padaku selama ini?" ucap dinar tampak sedih memandangi kakek yang sedari tadi merangkul raccel
"maafkan kakek nak, semua demi kebaikan kamu, mereka semua masih aman dan tinggal dipulau terpencil yang jauh dari sini, kamu ingat kan waktu itu kakek menyuruhmu pergi pertemuan kesebuah pulau, nah pulau itulah yang seharusnya kau tuju" ungkap kakek penuh penyesalan
"aku ingin bertemu dengan mereka kek, kita akan kesana kan?" tanya dinar
"aku tidak yakin" ucap kakek sambil memandang raja duyung
"nak, aku tidak bisa lagi menolongmu kali ini seperti waktu itu, dan gelembung itu pastinya akan bereaksi dengan cepat, karena semua sudah tau kan rahasia kami" ujar raja duyung mulai mer
Semua seakan terdiam dan seakan menyetujui akan hal itu, semua bubar terkecuali miana kakak nya sang raja, dia tertegun dan mencari kesana kemari, dia mencari dion yang dia anggap anaknya "kakak, ada apa? apa yang kamu cari?" tanya raja duyung pada kakak nya itu "apakah kau tak melihat anakku? ataukah dia belum datang?" tanya miana sambil melihat kesana kemari "uhm kakak, aku minta maaf karena dia meninggal saat ingin memberikan obat untukmu, tapi jangan khawatir kak kami menguburnya dengan baik" ucap raja gelagapan menyembunyikan kenyataan "apa?? kenapa kau tak memberitahuku dari tadi?" tanya miana histeris dan menangis "maafkan aku, aku hanya tidak ingin membuatmu memikirkan itu, sedangkan kamu belum pulih" ujar raja menunduk "bagaimana bisa begitu? dia menjagaku selama ini, ayahnya juga yang menyelamatkan aku waktu itu, meskipun dia bukan anak kandungku tetapi dia jadikan aku seperti orangtua kandungnya" jawab miana yang tak henti m
Semua telah berkumpul didermaga kecil pulau itu, semua sangat tertata rapi disana, tampak sederhana tetapi sangat indah untuk dipandang. lunar mengeluarkan mutiara dari mulutnya dan tentu mencucinya dulu sebelum memberikannya pada dinar, dinar sangat gugup memegang mutiara yang sangat berharga itu, dia sebenarnya tidak tega tetapi ini satu-satunya cara agar bisa bertahan lebih lama untuk menemui ayah dan ibunya. dinar mulai menelan mutiara itu, semua baik-baik saja awalnya, setelah beberapa menit berlalu dada dinar bersinar seperti ada sesuatu yang melewati dadanya, dinar merasa sesak dan berpegangan pada tiang dermaga karena merasa dadanya sangat panas "apa kamu baik-baik saja?" tanya lunar cemas karena belum tentu mutiara miliknya akan cocok ditubuh dinar "ya, aku baik-baik saja, tetapi dadaku terasa panas" jawab dinar masih menahan sesak didadanya "nak apa kau yakin akan pergi?" tanya kakek khawatir melihat cucunya itu "yakin kek, k
Musim semi kali ini begitu sangat indah, semua bunga bermekaran sangat lebat dari biasanya, sangat indah. Dinar, pria menyedihkan duduk ditepi danau sambil menikmati pemandangan bunga-bunga indah disekitarnya, sambil memegang buku membaca novel kesukaannya, membolak balik kertas novel dan sesekali menghirup udara segar dalam-dalam. Ya begitulah kesehariannya, tanpa teman dan tanpa siapapun yang memperhatikannya tidak ada yang ingin berteman dengannya, karena dia berpenampilan sangat culun, dengan kacamata tebal, rambut disisir kesamping dan baju kemeja dengan warna yang kusam, meski dia anak yang tampan, tapi ketampanannya seakan luntur karena tidak pandai merawat diri.Keadaan ini selalu membuatnya kesepian, kadang dia berkhayal menjadi seorang yang disegani dan disukai banyak orang, membuat orang selalu ingin berada didekatnya dan mengandalkannya.Dia menghembuskan nafasnya kuat, dia menutup novelnya dan beranjak dari duduk yang nyaman, mulai melangkahkan
Sesampainya dirumah, dinar membuka pintu dengan pelan dan selamat kali ini dia pulang lebih dulu dari ayahnya, ayahnya yang bekerja disalah satu perkebunan anggur terbesar dikota itu, sangat pemarah dan sangat tidak suka dengan apa yang dilakukan dinar, dinar selalu salah dimatanya. Mereka hanya tinggal berdua, tapi dinar merasa sendirian dirumah itu, karena jarang berkomunikasi dengan ayahnya, ayahnya selalu berdiam diri dikamar sepulang kerja.Dinar memahami itu mungkin ayahnya capek bekerja seharian, sedangkan urusan rumah semuanya dinar yang melakukan termasuk mencuci dan memasak. Ayahnya akan keluar mengambil makanan saja, dan kembali untuk makan dikamarnya, sudah bertahun-tahun ayahnya seperti itu sejak nenek meninggal 5 tahun yang lalu. Semua dinar lakukan sendirian, tapi untung saja untuk kuliah ayahnya masih memberinya uang.Hari itu dinar kekamar dan menyelesaikan pekerjaan rumah dengan cepat, dia membuka tasnya dan melihat apel yang dia bawa tadi, dia bernia
Suara burung mengejutkan dinar, ternyata sudah pagi, dan untung saja hari ini dia tidak ada kelas, dinar mengusap matanya dan rupanya dia tertidur didapur.Dinar bergegas masuk ke kamar ayahnya, dan semua sama saja tidak ada ayahnya disana, dia beranjak pergi mandi dan akan melihat-lihat disekeliling rumah, untuk mencari ayahnya.Dinar berjalan menghirup udara segar disela pepohonan rimbun didepan rumahnya, ahh begitu segar dan menenangkan, dinar berjalan mengelilingi sekitaran rumahnya, jauh dan semakin jauh dari rumah, tapi tetap tidak ada tanda-tanda ayahnya, dia mulai putus asa dan melangkah dengan tidak semangat.Dia pergi ke bukit tempat dia biasanya duduk dan bersantai, dan dinar sangat kaget pohon apel yang kemarin berbunga lebat sudah menjadi buah yang merah dalam semalam, dinar terdiam sangat lama."ya tuhan...apa ini? Kemarin aku disni masih bunga, kenapa sekarang buah nya sudah matang?" dinar berseru keheranan.Dia mendekati pohon
Dinar mentap semua makanan dimeja, dia sadar itu sangat enak dan dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, karena dia juga sangat lapar dari tadi malam cuma makan satu buah apel saja. Dinar mulai makan dengn lahap tanpa memikirkan orang-orang yang tertegun melihatnya."dinar, makannya pelan-pelan saja nanti kakek marah,!" bisik raccelDinar merasa malu dan memelankan supannya, dan kakek pun melihat itu dan hanya tersenyum saja.Selesai makan siang, kakek meletakkan sendoknya dan dia tampak serius menatap dinar yang sedang mengelap bibirnya."nak, kamu harus coba sesekali keluar dari lingkungan rumah, berjalan-jalanlah kekota, disana banyak hal yang baru kenapa kau harus mengurung diri saja ditempat ini,!" ucap kakek"baiklah kakek nanti aku akan keluar bersama raccel" dinar menjawab dengan penuh kebingungan didalam hatinya."raccel, apa kamu mau menemani cucuku keluar?" tanya kakek"tentu saja kek, apa yang tidak untuk tuan muda i
Dinar tidak menyangka dunianya benar-benar berubah dalam sesaat seperti yang dikatakan ibunya didalam mimpi tempo hari, tapi dinar teringat dengan ayahnya yang entah dimana. Dia selesai makan dan sangat kenyang, begitu juga dengan raccel, mereka akan menghabiskan waktu diluar hari ini, banyak tempat yang akan raccel tunjukkan kepada dinar. Merekapun beranjak kemeja kasir dan raccel membayar makanannya.Di menatap raccel dengan serius, baru sekarang dia sadar ternyata raccel sangat cantik, tubuh mungilnya dengan rambut ikal yang tergerai sangat nyaman untuk dilihat. Dinar tersipu malu sambil memandangi raccel, dia belum pernah berkomunikasi banyak dengan perempuan manapun didunia lamanya.Mereka beranjak pergi dari restoran itu, raccel berencana akan mengajaknya ketempat favoritnya, yaitu pantai dimana dia dulu ditemukan kakek harsaw, dia biasanya akan kesana jika dia merasa bosan dan tidak ada yang bisa diajak bicara.Raccel memang tidak mempunyai ba
Dinar masuk kerumah dan diruang pertama dia masuki itu adalah ruang keluarga dan ruang tamu disampingnya, dia berjalan perlahan tidak sama dengan raccel yang berjalan dengan sedikit berlari, kakek yang duduk disofa sangat senang melihat mereka akur hari ini."kemarilah nak, apakah kalian bersenang-senang?" tanya kakek pada mereka yang baru datang dan duduk disamping kakek"tentu saja kek, kami pergi makan enak dan bersantai dipantai dan bercerita banyak hal" jawab raccel dengam semangatKakeknya tersenyum dan melihat pada dinar"dinar, apa kamu senang hari ini, kakek bahagia melihat kamu pergi keluar hari ini biasanya kamu tidak akan mau kemana-mana" tanya kakek pada dinar, dinarpun tersenyum sangat manis dan melihat rasa sayang kakek harsaw kepada mereka berdua, tanpa membedakan satu dengan lainnya."tentu saja kek, aku senang dan bisa melihat banyak hal" jawab dinar dengan senyuaman termanisnya, dia berfikir sungguh beruntung dia masuk kerumah in