DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 56"Non, makan siang sudah siap!" ujar Bi Imah, yang berdiri di depan pintu kamarku."Nanti saja Bi, saya belum laper kok. Bibi duluan aja!" jawabku malas karena mendadak selera makanku menghilang. Entah kenapa, pesan Mas Rendi tadi terngiang-ngiang di benakku. Firasatku mengatakan, perang besar akan terjadi setelah ini."Non, kok ngelamun, ada masalah ya?" tanya Bi Imah lagi. "Iya Bi, Mas Rendi marah karena aku pulang diantar pria lain. Padahal pria itu temanku Bi, kami tak sengaja bertemu di jalan. Apakah aku salah menerima tawarannya, itupun karena dia yang maksa."Entah kenapa aku merasa nyaman bila bercerita pada Bi Imah. Mungkin juga karena sifatnya yang keibuan, membuatku merasa seperti menemukan sosok seorang ibu pada wanita itu. "Sebenarnya bukan masalah siapa yang salah dan benar Non, tapi jika posisinya dibalik, apakah kita juga bisa menerimanya?" "Bibi benar, aku yang salah karena tak bisa menghargai perasaan suamiku sendiri. Aku harus
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 57. POV RENDISiang itu, aku sedang berkutat dengan banyaknya berkas-berkas yang harus segera ditandatangani. Kebetulan beberapa minggu yang lalu perusahaan kami mendapatkan proyek baru, sehingga banyak pekerjaan yang harus di selesaikan. Apalagi mendekati akhir tahun seperti ini, biasanya kami sibuk membuat laporan untuk tutup buku. Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul dua belas, waktunya istirahat dan makan siang. Saking sibuknya, aku sampai lupa kalau ponselku sejak tadi masih kusimpan di dalam tas. Segera kuambil benda pipih itu, barangkali ada hal penting yang terlewatkan. Benar saja, ternyata Alisha menyuruhku untuk menjemputnya di sekolah. Pasti dia sangat kebingungan, karena aku lupa memberi tahu kalau Mang Sukri sedang ke luar kota bersama Oma. Selain pesan dari Alisha, ada juga sebuah pesan dari nomor asing yang belum kuketatahui siapa pemiliknya. Sebenarnya bukan nomornya yang menjadi masalah, namun pesan yang dikirimkannya membuat du
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHKupacu mobilku dengan kecepatan tinggi, tanpa arah dan tujuan. Ketika sampai di perempatan lampu merah, kuhentikan mobilku untuk menunggu giliran lampu hijau. Sebuah pemandangan yang tak biasa, menarik perhatianku. Mungkinkah ini bentuk teguran dari Tuhan untuk mengingatkanku?Tanpa sadar, pandanganku tertuju pada sebuah warung makan yang berada di pinggir jalan. Pada sebuah kursi panjang di warung itu, tampak sepasang suami istri yang sudah lanjut usia. Keduanya sedang asyik menikmati sepiring makanan dihadapan mereka. Sang suami dengan telaten menyuapi istrinya yang sedang sibuk menyisir rambut. Setelah selesai menyisir, sang istri gantian menyuapi suaminya. Ah, sungguh indah pemandangan seperti itu. Apakah aku bisa hidup bahagia hingga usia senja seperti mereka? Tiba-tiba aku merasa bersalah telah membuat istriku bersedih. Sedang apa dia saat ini? Apakah aku terlalu egois dengan mencemburuinya tanpa alasan yang jelas? Ah, entahlah. Aku hanya ingin sen
Part 59. Pov. AlishaMalam itu, aku terbangun dan terkejut karena tidak berada di dalam kamarku. Kamar siapakah ini, kenapa aku bisa ada di sini? Lebih terkejut lagi, karena ada seorang nenek yang juga tertidur di sebelahku. Siapa dia? Kembali berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam pikiranku. Mungkinkah aku diculik oleh seseorang? Ah, sepertinya tidak, karena wanita di hadapanku ini tak terlihat seperti orang jahat. Batinku terus berdialog sendiri sembari mataku tak henti menatap ke arah nenek di sebelahku. "Kamu sudah bangun Nak?" Wanita sepuh itu mengucek matanya, mungkin karena silau oleh cahaya lampu. "Iya. Nenek siapa? Aku di mana? Kenapa bisa ada di sini?" tanyaku penasaran. "Kamu di rumahku Nak. Tadi kamu mengalami kecelakaan di depan sana, sehingga membuatmu pingsan. Kami tidak tahu di mana tempat tinggalmu, maka nenek membawamu ke sini." jawab Nenek itu dengan suara serak, khas bangun tidur. "Terimakasih banyak Nek, sudah bersedia menolongku," ujarku tulus. "Iya, sama
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 60"Kamu kenapa, ada masalah?" tanya Reno penuh selidik. Sesekali dia menoleh ke arahku melalui kaca spion di depannya. Aku memang sengaja duduk di belakang, takut nanti Mas Rendi salah paham lagi. "Oh, ti __ tidak!" jawabku gugup. "Kamu takut suamimu marah ya?" tanya Reno lagi seolah bisa membaca pikiranku. "Tak usah takut, biar aku yang menjelaskan semuanya!" jawabnya mantap.Tak terasa, mobil yang kami tumpangi telah sampai di halaman. Jantungku semakin berdetak tak karuan, takut membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini. Apalagi kulihat mobil Mas Rendi masih di rumah, itu artinya dia belum berangkat kerja. Setelah mematikan mesin, Reno segera turun dan memutari mobil kemudian membukakan pintu untukku. Apa yang aku takutkan terjadi. Baru saja kakiku menapak di tanah, Mas Rendi sudah keluar dari rumah dengan berkacak pinggang. "Oh, bagus ya! Suami di rumah kebingungan, ternyata kamu malah asyik menginap bersama pria lain." Mas Rendi se
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 61Hatiku sakit dengan perlakuannya yang yang kasar. Entah se tan apa yang telah merasuki tubuhnya hingga dia bisa berbuat sekejam itu kepadaku. Aku memang istrinya, dan dia berhak memintanya kapanpun dia mau. Tapi bukan dengan memperlakukanku seolah wanita ja lang di luaran sana. Tangisku pecah seketika, seiring senyum kepuasan dari wajah suamiku itu. Ya Allah, dosa apa yang telah aku lakukan, hingga suamiku bisa berbuat sekeji itu kepadaku? Setelah itu, Mas Rendi berlalu ke kamar mandi, meninggalkanku di tempat tidur dengan air mata yang masih membasahi pipi. Puas menangis, aku bergegas masuk ke kamarku sendiri, dan membersihkan tubuhku di sana. Guyuran air tak mampu menentramkan hatiku. Sakit ditubuhku akibat kecelakaan yang kualami, tak sebanding dengan rasa sakit hati yang kurasakan saat ini. Hatiku hancur, batinku berkecamuk menahan amarah yang kian membara hingga membuat tubuhku gemetar. Tanpa sadar tubuhku luruh ke lantai kamar mandi, s
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 62"Alisha mengalami keguguran Oma, dan ini semua akibat kecerobohanku!" Tiba-tiba Mas Rendi menjawab pertanyaan Oma dengan wajah yang masih tertunduk."Maksud kamu?" tanya Oma semakin penasaran. "Iya Oma, Alisha mengalami keguguran pada kehamilan usia enam minggu." jawab Mas Rendi lagi. "Kamu ini ya, baru Oma tinggal beberapa hari saja sudah bikin cicitku celaka! Keterlaluan kamu!"Tanpa kusangka, Oma langsung berdiri dan memukuli Mas Rendi dengan tas yang dibawanya, layaknya seorang ibu yang sedang menghajar anaknya karena bandel."Ampun Oma, ampun!" Mas Rendi melindungi kepalanya dari serangan Oma yang bertubi-tubi. Sejenak aku bisa melupakan kesedihanku melihat ulah nenek dan cucunya itu, layaknya sedang menonton kartun Tom & Jerry.Setelah tiga hari dirawat, kondisiku semakin membaik dan sudah diperbolehkan untuk pulang. Hari-hari kulalui dengan penuh kesedihan dan air mata. Setiap kali mengingat peristiwa itu, hatiku hancur tak terkira. Buah
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 63Sepulang dari panti asuhan waktu itu, kini aku lebih semangat dalam menjalani hidup. Bukan karena bebanku berkurang, namun aku belajar selalu optimis dan mensyukuri nikmat yang Allah beri. Hari-hari berlalu seperti biasa, aku masih rutin mengantarkan Zahra ke sekolah. Kebanyakan siswa di sekolah itu ditunggui oleh orang tuanya, termasuk Zahra.Meski sudah terbiasa bertemu dengan para wali murid setiap harinya, namun masih ada saja yang menganggapku hanya pengasuhnya Zahra. Baru sebagian saja yang tahu kalau aku istrinya Mas Rendi. Mungkin mereka masih mengira kalau Merry belum bercerai dari Mas Rendi. Biarlah mereka mau menganggapku apa, yang penting mereka tidak menggangguku ataupun Zahra. Hingga suatu sore ketika kami sedang bermain bersama, Zahra menanyakan sesuatu di luar dugaan. "Bunda, ibu tiri itu apa sih?" Sejenak aku bingung hendak menjawab apa. Aku belum siap dengan pertanyaan yang Zahra berikan."Memangnya kenapa Sayang? Tumben Zahr