Share

18. Dicuekin Tanpa Alasan

Sesaat aku tercekat melihat foto Bapak Edi yang penuh coretan darah itu. Namun, lekas kunetralkan dengan menghirup oksigen sebanyak mungkin. Merasa cukup tenang, pintu kamar lekas kututup. Takut Ibu Gina dan Bapak Edi masuk ke kamar ini.

Usai menutup pintu dan menguncinya rapat, aku mendekati foto tersebut. Tangan ini sedikit bergetar saat menarik gambar itu dari tembok. Aroma amis menguar begitu foto itu aku dekatkan ke hidung.

Walau sudah mengering, tapi memang benar-benar darah. Hiii ... aku bergidik ngeri. Refleks foto itu aku buang ke lantai. Bian mengerikan sekali. Pasti ada maksud terselubung dari keberadaannya di sini.

Apakah dia berencana buruk pada bapak mertua? Tapi kenapa? Apakah ini ada hubungannya dengan foto yang ia jatuhkan dulu?

Andai dugaanku benar jika memang Bian adalah putra kandung dari Bapak Edi, kenapa dia melakukan ini? Mungkin kah Bian dendam pada Bapak Edi karena sesuatu hal yang tidak kuketahui?

Aku menggeleng. Ini rumit. Aku tidak bisa memecahkannya sendir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status