Share

47. Terbongkar

"Berhenti, Mika!"

Suara Galih terdengar mengintimidasi. Aku tidak peduli. Lekas kugapai ponsel ini. Namun, baru satu langkah, sebuah tangan besar menyentuh pundak. Bahkan meremasnya kuat.

Ini pasti telapak tangan Galih. Benar. Ketika aku balik badan, pria itu menyeringai dingin. Berbeda dengan Budi yang berdiri di belakangnya dengan menundukkan wajah. Pemuda itu terlihat amat ketakutan.

"Kamu habis ngapain?" Galih bertanya dengan tatapan tajam.

"E ... aku--"

"Kamu menguping pembicaraan kami?" Galih menyambar cepat.

"Gak--"

"Kasih hapemu padaku!" pinta Galih masih bernada dingin.

"Mau buat apa?" tanyaku takut. Ponsel di tangan lekas kusembunyikan di belakang punggung.

"Berikan padaku."

"Enggak!" Aku menggeleng tegas.

"Aku bilang BERIKAN!" gertak Galih muntab. Tangannya mencoba merebut gadget kepunyaan.

"Gak AKAN!" Aku sengaja menaikan volume suara. Agar Ibu Gina dan Winda mendekat.

"Budi, rebut hape Mika!" Galih berpaling pada Budi. Pemuda itu tampak tertegun mendengar perintah terseb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status