"Semua mati? Pak Kades belum mati. Biarlah anakmu bermain dengan dia,”ucap Pak Atmo yang bersiap akan pergi.Rombongan aneh telah bergerak masuk. Mereka mulai memasukan semua mayat ke keranda, kecuali tubuh Pak Kades yang sengaja dibiarkan sekarat. Sementara Pak Atmo telah berjalan naik ke ujung bukit untuk mempersiapkan lubang kubur keempat mayat.Rombongan ini dipersiapkan untuk melakukan ritual pembangkitan para ruh untuk peresmian anggota baru penunggu Bukit Bajul. Setelah semua jenazah telah dimasukkan keranda masing-masing, rombongan mistis ini bergerak ke arah puncak bukit.Mereka bergerak dipimpin oleh Nikita dan Hani. Seluruh anggota rombongan terbang di antara pepohonan. Saat mereka sampai puncak bukit, keempat liang lahat telah siap untuk mengubur jenazah-jenazah.Mereka masih harus menunggu Pak Atmo selesai melakukan ritual. Banyak sekali hal aneh yang dilakukan orang tua itu bersama teman gaibnya–Nyi Dhiwot–yang terlihat menjijikkan atau bisa dibilang sesat.Malam ini sun
Kalung itu seperti tersangkut sesuatu, dia coba menariknya dengan sekali hentakan, tetapi seperti ada kekuatan yang menarik tangan Pak Atmo masuk ke dalam peti. Bruukk!Pak Atmo pun akhirnya masuk peti. Seorang wanita cantik berbau harum telah menyambut tubuhnya.“Selamat datang di istanaku, Pak Atmo,” ucap wanita cantik.Kedua mata pria tua ini terbelalak sempurna. Sosok yang berada di bawah tubuhnya kini adalah Bu Silvia. Bagaimana bisa dia berada di sini? Tanya Pak Atmo dalam hati.Tiba-tiba semua berubah. Peti berisi perhiasan lenyap, begitu pun sosok Bu Silvia. Sementara itu, Pak Atmo berada di sisi sebuah lubang besar berisi air keruh dan berbau anyir. Cengkeraman tak kasat mata yang menarik tubuh pria tua itu semakin kuat. Dari atas permukaan air yang keruh, dia melihat bayangan makhluk mengerikan sedang menatap tajam. Pak Atmo memejamkan mata untuk menghindari kengerian sembari tetap mempertahankan diri sekuat tenaga, agar tubuh tidak sampai ikut tersedot ke dalam. Tenagany
“Bagaimana aku bisa percaya kalo kamu bukan bagian dari makhluk itu?”“Aku barusan datang. Ini hanya ruh saja karena tubuhnya terjebak dalam kamar rumah Pak Kades. Tolong keluarkan tubuhku! Aku akan membantumu untuk membongkar semua tindak kejahatan Pak Kades.”“Buktikan kalo kau itu Bu Silvia!”“Baiklah!”Tiba-tiba tubuh Pak Atmo terasa panas tak terkira. Beberapa saat tubuhnya kejang dan ada sesuatu yang hangat masuk ke raganya. Kini, tubuh Pak Atmo mulai bergerak tanpa kehendaknya sendiri. Dia beranjak pergi menuju arah cahaya lalu langkah kaki sudah berada di luar gua.Sesaat kemudian, tubuh Pak Atmo mengejang hebat lalu lemas lunglai bersimpuh di tanah. Sekujur badan bagai terserap energinya. Pria tua ini berdiam diri beberapa waktu lamanya.“Tolong bongkar kamar ritual Pak Kades!” Terdengar suara Bu Silvia lagi.Pak Atmo menarik napas dalam untuk mendapatkan oksigen. Berdiam dalam gua pengap, dalam dada berasa sesak dan terhimpit. Perlahan-lahan jalan napasnya mulai longgar. Dia
“Auch!”pekik Pak Atmo kesakitan. Ternyata kesaktian yang dipunyainya beberapa saat tadi langsung menghilang begitu pasukan pocong hancur.“Pak, kenapa kemari?” Terdengar suara Nikita tanpa wujud.Pak Atmo mengedarkan pandangan guna mencari keberadaan putrinya dengan meringis kesakitan.“Nduk, Bapak mau menolong Bu Silvia,”ucap Pak Atmo lirih.“Buka telinga Bapak. Biar aku obati.”Pak Atmo segera membuka kedua telapak tangan dan embusan angin sedingin es langsung masuk gendang telinga. Pria tua ini merasakan sensasi isis dan perih mirip terkena tetesan cairan alkohol.Beberapa saat menahan rasa tidak nyaman dan akhirnya terasa enteng di telinga. Pak Atmo merasa kuping telinga normal kembali dan tidak nyeri lagi.“Telinga Bapak sudah sembuh, Nduk,”ujar Pak Atmo dengan rona bahagia menyelimuti wajahnya.“Ya, udah. Bapak pulang saja! Biar aku yang urus Bu Silvia.” Terdengar suara Nikita masih tanpa wujud.Pak Atmo pun gegas beranjak pergi. Pria ini menyadari kekuatan fisiknya telah banyak
Galang terdiam untuk beberapa saat. Dia mempertimbangkan permintaan gadis itu. Bukan karena parasnya. Namun, karena rasa iseng akibat sudah lama tak ada teman kencan, sekaligus penasaran. "Tolong, Mas ...." Nadia kembali meminta, kali ini dengan emoticon menangis di ujung chatnya.Akhirnya Galang menuruti keinginan gadis itu, lalu mereka janji ketemu di kafe ini. Galang menatap wajah manis itu lekat. Hingga Nadia Resti Putri sedikit salah tingkah di atas sofa yang didudukinya. "Mau minta tolong apa?"tanya Galang dengan suara dibuat selembut mungkin."Nanti sehabis dari sini, boleh, gak, minta antar ke kamar mayat?"Nadia membalas sembari tersenyum menggoda.Indra penciuman Galang mengendus bau harum bunga melati bercampur anyir darah. Pria ini mencari sumber bau tersebut dan ada di sekitar Nadia. Namun, si pria mengabaikan itu. Bahkan bulu kuduk yang mulai meremang pun tidak dihiraukannya. Dia telah terbuai oleh paras cantik dan perilaku manis Nadia."Emang mau ngapain, ke kamar ma
"Khilaf? Hi hi hi hi! Sekarang, waktunya kau temani aku di liang lahat."Udara mendadak berubah menjadi sangat dingin, seolah ingin membekukan apa pun yang dilewatinya. Jangkrik dan binatang malam lain pun enggan bersuara. Hanya burung gagak yang terdengar bersahut-sahutan.Galang beringsut ke belakang menggunakan tangannya Dia merapatkankan tubuh ke dinding sambil bergeser hendak keluar kamar. Suara gesekan dedaunan yang diterpa angin membuat hati semakin ciut. Belum lagi aroma busuk bercampur wangi bunga melati yang menguar.Nikita tertawa melengking, lalu dengan cepat tangannya yang berkuku tajam mengoyak dada pria yang telah pucat pasi tersebut. Jemari tangan Nikita dengan kuku-kuku panjang mengeluarkan jantung Galang. Kemudian, jantung berlumur darah segar dijejalkan ke dalam mulut Galang.Mata lelaki itu terbelalak dan tubuhnya kejang beberapa saat. Kemudian tubuh itu pun diam tak bergerak dan langsung kaku. Beberapa waktu kemudian, ibunya mendatangi kamar Galang. Teriakan histe
Wanita sosialita tersebut telah terbebas nyawanya dari ikatan gaib milik Pak Kades. Dia telah jadi pengikut Nyi Dhiwot seperti dirinya. Kini, Pak Atmo bisa berjalan lebih tegap seperti tenaga pria muda setelah melakukan ritual khusus dengan Bu Silvia semalam di puncak Bukit Bajul tepat di bawah sinar terang bulan purnama. Sejak Pak Atmo jadi pengikut aliran sesat, dirinya mempunyai perilaku lebih liar daripada sebelumnya. Dalam tubuhnya telah bersemanyam jiwa lain, yaitu makhluk tak kasat mata yang merupakan kepercayaan Nyi Dhiwot. Kekuatan pemikat wanita melekat pada semua sendi tubuhnya, terutama bagian mata, bibir dan area vitalnya. Dalam beberapa hari ke depan, pria tua ini telah siap meminang janda mati Pak Kades dalam ijab kabul sederhana. Mayat seorang sekuriti telah berhasil menggantikan posisi Pak Kades. Mayat dalam wujud Pak Kades ditemukan tergeletak di pinggir hutan. Istrinya yang telah merasa tersakiti oleh perilaku bejat Pak Kades, bisa bernapas lega karena lepas dari i
"Ya ampun, Maaas. Aku pikir kamu pingsan, diapa-apain sama Fatimah, tahu ngga?!"Dahlan perlahan duduk, punggungnya bersandar ke dinding lalu ia memakai kaosnya kembali. "Fatimah orang baik. Kita gak boleh jahat padanya.""Tapi, tadi aku denger raung kesakitan kamu. Aku langsung mencarimu ke dapur karena suara berasal dari sana," ujar Nur. Dahlan tersenyum menyeringai dan itu membuat bulu kuduk Nur meremang. Wajah Dahlan tampak pucat pasi. Dia menatap istrinya tanpa ekspresi. Nur merasakan suatu keanehan dari sikap suaminya yang tidak seperti biasanya. Dia pun mengulang permintaan suaminya kembali. "Benar minta ayam mentah?"Dahlan pun mengangguk tanpa ragu. "Buruan bawa sini!"Nur menatap suaminya dengan hati bimbang, tetapi tetap patuh karena takut pada pandangan Dahlan yang menghunjam. Wanita ini beranjak meninggalkan kamar dan pergi keluar rumah. Namun tanpa disangka-sangka olehnya, Fatimah telah datang menghampiri dengan seekor ayam cemani hitam mulus di tangan."Ini ayam untuk B