Share

Lucu

last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-15 00:34:34

🏵️🏵️🏵️

Sekarang aku mulai menikmati keadaan di kampus. Bahagia rasanya karena telah menemukan seorang teman yang sangat baik dan pengertian, namanya Reva. Dia duduk di sebelah kananku. Keramahan dan kelembutannya yang membuatku ingin menjadikannya sebagai sahabat.

Aku masih ingat awal perkenalan kami saat itu. "Hai," sapanya dengan senyuman ramah.

"Hai juga," balasku sambil mengembangkan senyuman juga.

"Aku Reva." Dia mengulurkan tangannya.

"Aku Bunga," balasku lalu menerima jabatan tangannya.

Semenjak perkenalan itu, kami selalu bersama ke kantin dan duduk di kala menunggu waktu mata kuliah dimulai.

Hari ini sebelum kelas dimulai, aku dan Reva ke kantin bersama. Kami ingin menyantap nasi goreng buatan ibu kantin. Aku harus sarapan di sana karena tadi pagi tidak sempat makan di rumah.

Saat menikmati sarapan, tiba-tiba dua orang mahasiswa menghampiri tempat duduk kami. Sepertinya aku mengenali salah satu dari mereka. Benar, ternyata setelah mereka makin dekat, aku baru ingat kalau dia Dika, mahasiswa yang baru kukenal tadi pagi.

"Boleh gabung, nggak?" tanya Dika kepadaku.

"Silakan," jawabku. Kebetulan masih ada dua bangku yang masih kosong.

"Lagi sarapan, yah?" lanjut Dika.

"Iyalah, nggak lihat, nih, lagi ngunyah?" balasku dengan ketus.

"Lagi dapet, Neng? Kok, ketus banget jawabnya," protes Dika.

"Udah tahu juga lagi sarapan, masih nanya," jawabku dengan nada kesal.

"Maaf, deh. Oh, yah, aku sengaja nyamperin kamu ke sini. Tadi aku ke kelasmu, tapi salah satu temenmu bilang kalau kamu lagi di kantin."

"Nyamperin aku? Ada perlu apa?" tanyaku penasaran.

"Pengen lihat kamu." What? Pengakuan Dika membuatku merasa geli.

Aku bisa bayangin bagaimana reaksi Mas Ezza kalau dia tahu ada lelaki lain yang ingin bertemu istrinya. Membayangkannya saja aku senyum-senyum sendiri.

"Kok, kamu senyum-senyum, Bunga? Aku seneng, deh, kalau kamu juga suka ketemu aku." Sepertinya Dika tipe lelaki baperan seperti Mas Ezza. Omg, kenapa aku harus dihadapkan dengan lelaki seperti mereka?

"Baper, deh. Aku lagi inget sesuatu yang lucu," jawabku dengan yakin.

"Yah, akunya udah seneng, ternyata senyuman itu untuk hal lain." Dika menunjukkan wajah kecewa.

"Udah, yah, kami mau masuk kelas, nih," ucapku lalu berdiri untuk membayar sarapan yang aku nikmati bersama Reva.

"Pulang kuliah ada yang jemput, nggak? Kalau nggak ada, aku anterin pulang, yah. Boleh, nggak?" Aku makin bingung dengan tingkah Dika.

"Sorry, yah, aku selalu diantar jemput setiap hari."

Orang yang antar jemput aku, yah, suamiku.

"Ooo ... ya udah nggak apa-apa. Next time kita ngobrol lagi, yah. Sampai ketemu."

"Bye," balasku lalu keluar kantin.

🏵️🏵️🏵️

"Tadi belajar mata kuliah apa, Dek?" tanya Mas Ezza saat menjemputku ke kampus.

"Tumben kamu pengen tahu aku belajar apa."

"Seorang suami harus tahu, dong, kegiatan istrinya."

"Nggak juga. Masak semuanya harus tahu."

"Jadi nggak suka, nih, diperhatiin suami?"

"Itu namanya bukan perhatian, tapi posesif."

"Nggak apa-apa, biarin dibilang posesif. Wajar, dong, sama istri sendiri juga."

"Tapi aku nggak suka, Mas. Stop, aku mau beli rujak sebentar." Aku meminta Mas Ezza menghentikan mobil karena melihat pedagang rujak.

"Kamu mau makan rujak, Dek?" tanya Mas Ezza. Wajahnya tampak heran.

Aku tidak menghiraukan pertanyaannya. Aku segera membuka pintu lalu turun membeli rujak. Dia menunggu sambil memperhatikanku dari balik jendela kaca mobil.

"Kamu ngidam, yah, Dek?" Pertanyaan itu langsung dia tujukan setelah aku kembali memasuki mobil.

"Kamu apaan, sih, mas. Makan rujak harus ngidam, yah?" Aku merasa kesal.

"Aku juga heran. Kok, bisa ngidam? Buatnya kapan, coba?" Mas Ezza senyum-senyum dengan ucapan yang dia sampaikan kepadaku.

"Kamu itu selalu nyebelin, yah." Aku mencubit pinggangnya sangat kuat.

"Ampun, Dek." Mas Ezza memegang tanganku. Tanpa disengaja mata kami berpandangan sangat dekat, hidung juga hampir bersentuhan.

"Awas, Mas!" Aku tersadar lalu mendorong tubuhnya.

"Maaf, Dek." Wajah Mas Ezza tampak memerah melihatku.

🏵️🏵️🏵️

Minggu ini seperti biasa, Mas Ezza akan memberikan materi Akuntansi di kelasku. Dia dengan gagahnya berdiri di depan kelas untuk menjelaskan mata kuliah favorit kami berdua tersebut.

"Hari ini pembahasan materinya masih tentang aktiva. Aktiva lancar." Mas Ezza mulai mengajar.

"Aktiva lancar itu apa, Pak?" Lagi-lagi, sepertinya Cindy berusaha untuk mendapatkan perhatian Mas Ezza.

"Aktiva Lancar merupakan aktiva yang diharapkan dapat dicairkan atau diuangkan tidak lebih dari satu tahun atau satu siklus akuntansi." Mas Ezza memberikan penjelasan.

"Contohnya apa, Pak?" tanya Cindy lagi. Dadaku terasa sesak.

"Bunga!" Suara Mas Ezza tiba-tiba memanggil namaku.

"Iya, Pak," jawabku. Aku tidak tahu apa yang akan dia katakan.

"Sebutkan contoh aktiva lancar yang kamu ketahui!" Ternyata Mas Ezza memberiku pertanyaan.

"Kas, piutang, perlengkapan," jawabku dengan yakin.

"Bagus." Mas Ezza memberiku tepuk tangan.

Kenapa sih, Mas, kamu selalu nyebelin? Nggak hanya di rumah, tetapi di kampus juga tetap saja bikin kesal? Seandainya ini di rumah, aku pasti cubit pinggang kamu sekuat tenaga.

"Dari kemarin, Bunga mulu, deh, yang ditanyain Pak Ezza. Mentang-mentang dia cantik, yang lain nggak diperhatiin." Seperti biasa, aku selalu mendengar gerutu mahasiswi di belakangku.

🏵️🏵️🏵️

Setelah jam mata kuliah Akuntansi selesai, Mas Ezza segera bergegas lalu meninggalkan kelas. Saat dia mulai melangkah, aku melihat dirinya berpapasan dengan seorang mahasiswa, ternyata Dika. Dia memberikan salam kepada Mas Ezza. Aku mendengar pembicaraan mereka dari dalam kelas lalu sesekali melihat ke arah dua laki-laki tersebut.

"Pagi, Pak," sapa Dika kepada Mas Ezza.

"Pagi. Kamu bukan mahasiswa di kelas ini, 'kan?" tanya Mas Ezza tampak yakin.

"Bukan, Pak. Saya semester lima," jawab Dika.

"Ada perlu apa ke kelas ini?" tanya Mas Ezza dan nadanya seperti orang penasaran.

"Saya mau ketemu mahasiswi di kelas ini, Pak."

"Mau ketemu siapa?" Sepertinya rasa ingin tahu Mas Ezza makin meningkat.

"Bunga, Pak," jawab Dika.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Terungkap

    🏵️🏵️🏵️“Aku sudah mengetahui semuanya tentang rencana Cindy dan kakaknya yang telah menjebak Pak Ezza. Mereka yang melukai Pak Ezza hingga membuatnya tidak mengingatmu.” Dika tidak tahu kalau Mas Ezza hanya berpura-pura hilang ingatan.“Maksudnya apa, Dika?” Aku tidak mengerti arah pembicaraannya.“Cindy sudah menceritakan semuanya padaku. Tapi sayang, saat itu aku lupa merekam semua pengakuannya. Sekarang, coba kami pancing kakaknya agar memberitahukan semuanya, tapi kamu harus rekam untuk dijadikan bukti. Aku tahu kalau dia sering ke rumah mertuamu menemui Pak Ezza.” Aku pun menerima saran Dika supaya Dara segera mengakui perbuatannya hingga Mas Ezza tidak perlu berpura-pura hilang ingatan lagi.“Okeh, Dika. Terima kasih atas bantuanmu.”“Iya, Bunga. Aku senang dapat membantumu.”Kami pun mengakhiri pembicaraan lalu aku menutup telepon. Aku sudah yakin untuk menjalankan apa yang Dika sarankan. Aku sangat terharu karena dia bersedia membantuku.Aku menunggu kedatangan wanita yang t

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Pura-Pura

    🏵️🏵️🏵️Hari ini, usia kehamilanku memasuki tujuh bulan. Aku sangat sedih karena acara syukuran diadakan di rumah orang tuaku. Tujuannya agar Mas Ezza tidak mendengar siapa ayah bayi yang ada dalam kandunganku.Aku tidak ingin Mas Ezza bingung saat mendengar namanya disebut. Ini demi kesehatannya. Kedua mertuaku tetap memberikan semangat kepadaku. Aku sangat mengerti apa yang mereka pikirkan.“Kamu yang sabar, ya, Nak. Semoga semuanya kembali seperti dulu lagi.” Mama mertua mengusap-usap perutku.“Iya, Mah. Bunga akan tetap kuat dan sabar demi kebaikan Mas Ezza.” Aku berusaha tersenyum kepadanya.Acara pun segera dimulai. Seorang ustaz yang telah Papa minta memimpin doa akan menyebutkan nama ayah bayi yang ada dalam kandunganku. Namun, tiba-tiba ustaz tersebut bertanya tentang Mas Ezza.Papa mertua memberikan penjelasan tentang keberadaan Mas Ezza. Beliau terpaksa berkata kalau Mas Ezza sedang berada di luar kota. Akhirnya, ustaz pun mengerti.“Baiklah, acara akan segera kita mulai.

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Status Menyakitkan

    🏵️🏵️🏵️Setelah beberapa hari kemudian, Mas Ezza kembali ke rumah orang tuanya. Aku tidak terima ketika Dara juga turut mendampinginya, tetapi aku hanya bisa diam demi kesehatannya. Mama mertua selalu menenangkan aku agar tetap kuat dan tegar.“Kamu tinggal di sini juga?” tanya Mas Ezza kepadaku. Dada ini terasa sesak mendengar pertanyaan itu.“Iya, Mas.” Aku berusaha tersenyum.Sebelum Mas Ezza tiba di rumah, mama mertua meminta Bi Imah memindahkan barang-barangku dari kamarnya ke kamar lain demi kebaikannya. Kami tidak ingin melihat Mas Ezza kesakitan saat ingin mencoba mengingat sesuatu.“Bunga itu adik sepupu kamu, Nak. Dia sudah Mama anggap seperti anak sendiri.” Mama mertua turut menimpali pertanyaan Mas Ezza.“Suami Bunga ke mana, Mah? Sepertinya Bunga lagi hamil, ya.” Aku hampir pingsan mendengar pertanyaan itu.“Suaminya nggak bertanggung jawab, Sayang.” Tiba-tiba Dara membuka suara. Wanita itu menyandarkan kepalanya ke bahu Mas Ezza.“Itu nggak benar, Nak. Suaminya orang ba

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Lupa Ingatan

    POV DARA 🏵️🏵️🏵️“Kamu di rumah sakit.”“Kamu siapa?” Pertanyaan itu yang kuharapkan.“Aku Dara, tunanganmu, Sayang.” Aku pun mulai menjalankan rencana.“Tunanganku? Aku siapa?”“Kamu Ezza.”Aku pun meraih tangan Ezza lalu menggenggamnya. Aku benar-benar merasakan kehangatan yang luar biasa. Aku sudah lama menantikan saat-saat ini tiba. Ternyata harapan itu kini menjadi kenyataan. Cindy tersenyum melihat ke arah kami.Tiba-tiba terdengar suara seorang ibu memanggil nama Ezza. Aku pun menoleh, ternyata dia bersama Bunga. Kedua wanita itu langsung menghampiri laki-laki yang sangat aku cintai lalu memintaku menjauh.“Sayang, kamu nggak apa-apa?” tanya ibu tersebut kepada Ezza.“Maaf, Ibu siapa?” Ezza sama sekali tidak mengenali mamanya.“Ini Mama, Sayang, dan ini istri kamu.” Wanita paruh baya itu meraih tangan istri Ezza.“Istri? Aku sudah memiliki istri? Tapi wanita itu tadi mengaku sebagai tunanganku.” Ezza menunjuk ke arahku.“Dia wanita yang selalu mengusik rumah tangga kita, Mas.

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Kejahatan

    POV DARA🏵️🏵️🏵️Waktu terus berlalu, akhirnya apa yang kusembunyikan dari banyak orang tentang status pernikahanku dengan Arif, terbongkar juga. Istri pertamanya mengetahui penikahan kami.Akhirnya, terjadi pertengkakaran antara diriku dan istri pertama Arif. Beberapa orang tahu tentang statusku. Mereka tidak tahu kalau rasa putus asa yang menyelimuti hati kala itu, membuatku menerima pinangan lelaki beristri.Saat itu, aku bingung harus berbuat apa, apalagi laki-laki yang ada dalam hatiku sejak dulu, selalu menolak perasaan yang kumiliki. Oleh karena itu, aku menjadikan Arif sebagai pelarian, walaupun pernikahan itu akhirnya kandas.Kini, aku benar-benar sendiri dan memiliki kesempatan besar mencari perhatian Ezza. Aku merasa kalau takdir telah berpihak kepadaku untuk tetap kembali mendekati laki-laki tampan itu. Harapan itu sudah ada di depan mata. Ezza akan menjadi milikku.Aku akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan Ezza. Aku tidak terima dengan sikapnya yang selalu dingi

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Pantang Mundur

    POV DARA🏵️🏵️🏵️“Kakak nggak apa-apa, kok, Dek.” Aku menutupi kekesalanku karena menurutku Cindy masih terlalu kecil untuk mengetahui masalah yang kuhadapi.“Pasti Kakak mau bilang kalau Cindy masih kecil. Iya, ‘kan?” Anak itu selalu saja mampu membuatku tertawa.“Nanti kalau kamu udah SMP, Kakak pasti cerita, deh.” Aku memberikan pengertian kepadanya.“Janji, ya. Kakak nggak boleh bohong.” Cindy terlihat serius.“Iya, Kakak janji.” Aku pun meyakinkan dirinya.Saat duduk di bangku SMA kelas dua, aku kembali mengungkapkan cinta yang tetap bersemayam dalam hati ini kepada Ezza. Seperti jawaban sebelumnya, hanya penolakan yang dia berikan kepadaku. Aku makin tidak mampu menghapus dirinya dari dalam pikiran.Cinta yang kumiliki untuk Ezza kian besar. Aku merasa telah terhipnotis oleh pesona yang dia pancarkan. Banyak teman yang memintaku untuk mundur saja, tetapi hati ini tetap ingin mendapatkan balasan perasaan darinya.“Apa, sih, yang kamu harapin, Dar? Ezza itu nggak cinta sama kamu.

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Kegigihan

    🏵️🏵️🏵️Aku duduk di taman belakang rumah mertua sambil menunggu Mas Ezza pulang kantor. Entah kenapa, hati ini masih terus memikirkan pesan yang Dara kirimkan tadi pagi. Ingin rasanya memberikan pelajaran kepada wanita itu, tetapi itu tidak mungkin.Aku harus menyadari kalau sekarang dalam keadaan berbadan dua. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada janin yang ada dalam rahimku. Aku harus tetap waspada dengan apa yang akan Dara rencanakan.Aku dan Mas Ezza harus mampu memahami apa tujuan Dara sebenarnya. Mungkin saat ini, wanita itu akan lebih memiliki kesempatan untuk mendekati suamiku karena dirinya sudah resmi bercerai dengan laki-laki yang pernah menikahinya.“Kamu di sini, Sayang?” Aku terkejut mendengar suara Mas Ezza yang datang menghampiriku ke taman belakang.“Iya, Mas. Kok, kamu tahu aku di sini?”“Tahu dari Mama.” Mas Ezza melangkah lalu memilih duduk di sampingku. Seperti biasa, dia langsung mengusap perutku. “Selamat sore, Anak Papa.” Dia berbicara kepada anak kami.“Mas,

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Peringatan

    🏵️🏵️🏵️Pagi kembali menyapa dengan mentari yang sangat cerah, tetapi tidak dengan hatiku saat ini. Ketika Mas Ezza menjalankan kegiatan rutinitas kembali ke kantor, aku pun memilih duduk di depan teras rumah sambil menikmati cahaya matahari pagi.Aku membuka ponsel, melihat postingan teman-teman saat sekolah. Aku sudah sangat lama tidak bertemu mereka. Sejak menikah dengan Mas Ezza, aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah karena kala itu, belum siap menerima status sebagai seorang istri.Betapa egoisnya diriku saat itu dan menganggap pernikahan dengan Mas Ezza sebagai penderitaan. Namun, dia tetap sabar dan ikhlas menghadapi sikap istri yang tidak menginginkan dirinya. Dia bahkan tidak pernah memaksaku untuk melakukan kewajiban sebagai istri.“Aku janji tidak akan meminta hakku ataupun menyentuhmu jika memang kamu belum bisa menerimaku sebagai suamimu.” Janji itu yang Mas Ezza ucapkan saat awal pernikahan kami.Jangankan menyentuhku, saat Mas Ezza menatapku sangat dekat saja, a

  • DOSEN GANTENG ITU SUAMIKU    Informasi Menyakitkan

    🏵️🏵️🏵️Aku tidak tahu apa yang Dika pikirkan saat ini. Dia masih tetap memperhatikan perutku. Aku sangat risi melihat pandangannya yang seperti itu. Ternyata Mas Ezza juga menyadari sikap yang Dika tunjukkan.Mas Ezza langsung meraih tanganku lalu kami akan beranjak dari tempat itu. Namun, baru satu langkah, tiba-tiba Dika memintaku dan Mas Ezza berhenti. Aku tidak mengerti apa tujuannya sebenarnya.“Tunggu, Bunga … aku ingin menyampaikan sesuatu padamu dan Pak Ezza.” Aku dan Mas Ezza terkejut mendengar permintaan Dika. Kami pun menghentikan langkah lalu melihat ke arahnya.“Ada apa?” tanyaku dengan nada kesal.“Hati-hati dengan Cindy.” Aku tidak mengerti maksud Dika.“Ada apa dengan Cindy?” Aku kembali bertanya “Dia punya rencana jahat untuk mengusik rumah tanggamu.” “Maksudnya apa, Dika?” tanya Mas Ezza tiba-tiba.“Ternyata Cindy memiliki kakak perempuan yang sudah lama menaruh hati pada Bapak.” Dika memberikan jawaban kepada Mas Ezza.“Kenapa mengatakan hal ini pada saya dan Bu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status