Bunga tidak pernah menyangka kalau Ezza—suami pilihan orang tuanya, tiba-tiba menjadi dosen di kampusnya. Apa tujuan Ezza sebenarnya? Kenapa dia tidak memberitahukan Bunga?
View More🏵️🏵️🏵️
"Selamat pagi semuanya." Dosen itu menyapa dengan ramah. Kenapa dia yang berdiri di sana? Apa aku sedang berhalusinasi? Tidak! Aku tidak mungkin salah.
"Selamat pagi, Pak." Balasan dari mahasiswa dan mahasiswi, tetapi tidak denganku. Aku masih tetap diam.
Aku memandang lelaki yang kini di depan kelas, dia dosen yang mengajar mata kuliah Akuntansi. Jantung rasanya seperti ingin berhenti berdetak karena benar-benar kaget luar biasa. Rasanya ini seperti mimpi, melihat dirinya berdiri di sana. Kenapa harus dia? Apakah tidak ada dosen lain? Aku gugup dan bingung harus bagaimana dengan situasi yang tak biasa ini.
"Perkenalkan, nama saya Ezza Saputra. Saya akan mengajar mata kuliah Akuntansi di kelas ini." Dosen itu memperkenalkan diri.
Aku mimpi apa, sih, semalam? Kenapa harus melihatnya di sini? Kenapa dia tidak memberitahukan kalau dirinya mengajar di kampus ini? Apa tujuannya menutupi semua ini? Sepertinya dia ingin memberikan kejutan yang tidak pernah kuharapkan sama sekali. Aku sungguh tidak suka dengan semua ini.
"Pak Ezza cakep, yah," ucap salah satu mahasiswi yang duduk di belakangku.
"Iya, tuh. Boleh minta nomor kontak pribadinya, nggak, yah? Mudah-mudahan masih jomlo," balas teman yang di sebelahnya.
What?
Jomlo?
Kenapa, sih, aku harus mendengar kalimat itu keluar dari bibir mereka?
Kenapa mereka harus mengagumi Mas Ezza?
Aaarrrggghhhh!
Aku kesal!
Aku sebel!
🏵️🏵️🏵️
"Kenapa ngajarnya harus di kampusku, Mas?" tanyaku kepada Mas Ezza, suamiku.
"Aku ada alasan memilih kampus itu, Dek."
"Alasannya apa? Supaya aku kaget melihat kamu berdiri di depanku?"
"Aku tidak bisa mengatakan alasan itu sekarang. Kalau waktunya tiba, kamu pasti mendengarnya keluar dari mulutku."
"Terserah kamu, deh, tapi jangan sampai ada yang tahu kalau kamu itu suamiku."
"Kenapa harus ada aturan seperti itu, Dek? Seharusnya kamu bangga, dong, dengan suamimu yang ganteng ini." Mas Ezza menunjukkan senyuman nakalnya sambil menggerak-gerakkan alis.
"Aku bilang jangan, yah, jangan. Titik."
"Ya, udah, terserah kamu aja."
"Satu lagi, jangan genit-genit sama mahasiswi. Aku nggak suka!"
"Cie, cemburu, yah? Ketahuan, nih."
"Aku nggak cemburu, tapi aku nggak suka lihat cowok yang sudah beristri genit sama cewek lain."
"Ngaku aja, deh, bilang aja memang cemburu. Aku seneng, nih, dicemburuin."
"Udah, ah. Kamu, mah, baperan," ucapku lalu berjalan memasuki kamar.
Mas Ezza sama sekali tidak menolak pernikahan dan perjodohan kami. Dia bahkan selalu bersikap lembut kepadaku dan dia tidak pernah memaksakan kehendak, juga keinginannya. Dia sudah seperti kakak bagiku, beda usia kami hanya terpaut enam tahun.
Dia selalu memanjakanku dan bersikap seolah-olah mampu bertindak sebagai orang tua. Namun, dengan semua perhatian dan kasih sayang yang dia berikan, tetap belum mampu menembus dinding hatiku untuk membalas semua perlakuannya.
Dia memilih menjadi dosen untuk mewujudkan impiannya sebagai pecinta mata kuliah Akuntansi. Dosen merupakan kegiatan sampingan baginya karena dia harus membantu papanya mengurus perusahaan.
Aku sama sekali tidak peduli dengan niat dan tujuannya menjadi dosen. Namun, yang membuat aku tidak habis pikir, kenapa harus di kampusku? Kenapa dia tidak mau memberitahukan apa alasan dan tujuannya sebagai dosen di kampus itu? Ada apa sebenarnya?
🏵️🏵️🏵️
"Parkirnya jauh dari pagar, yah. Aku nggak mau kalau sampai ada yang lihat kamu yang ngantar aku. Nanti mereka curiga!" pintaku saat Mas Ezza mengantarkan aku pagi ini ke kampus.
"Okeh, deh, Nyonya Ezza. Perintah dilaksanakan."
"Gitu, dong. Jadi suami itu harus nurut dan bisa ngertiin istri."
"Apa, sih, yang enggak untuk istriku, nih." Dia memegang daguku.
"Nggak usah lebay. Sana, gih, ngantor ... ntar Papa cariin, tuh!"
"Baik, Bos ... aku berangkat, yah. Bye."
"Hati-hati, bye." Mobil Mas Ezza pun berlalu dari hadapanku lalu aku segera memasuki kampus.
Kehidupan rumah tangga yang kami jalani sangat unik, mungkin karena usiaku masih sangat muda menjalani hidup sebagai istri. Aku sering bersikap seolah-olah kami bukan pasangan. Kapan hati ini terbuka untuk menerima dia sepenuhnya?
🏵️🏵️🏵️“Aku sudah mengetahui semuanya tentang rencana Cindy dan kakaknya yang telah menjebak Pak Ezza. Mereka yang melukai Pak Ezza hingga membuatnya tidak mengingatmu.” Dika tidak tahu kalau Mas Ezza hanya berpura-pura hilang ingatan.“Maksudnya apa, Dika?” Aku tidak mengerti arah pembicaraannya.“Cindy sudah menceritakan semuanya padaku. Tapi sayang, saat itu aku lupa merekam semua pengakuannya. Sekarang, coba kami pancing kakaknya agar memberitahukan semuanya, tapi kamu harus rekam untuk dijadikan bukti. Aku tahu kalau dia sering ke rumah mertuamu menemui Pak Ezza.” Aku pun menerima saran Dika supaya Dara segera mengakui perbuatannya hingga Mas Ezza tidak perlu berpura-pura hilang ingatan lagi.“Okeh, Dika. Terima kasih atas bantuanmu.”“Iya, Bunga. Aku senang dapat membantumu.”Kami pun mengakhiri pembicaraan lalu aku menutup telepon. Aku sudah yakin untuk menjalankan apa yang Dika sarankan. Aku sangat terharu karena dia bersedia membantuku.Aku menunggu kedatangan wanita yang t
🏵️🏵️🏵️Hari ini, usia kehamilanku memasuki tujuh bulan. Aku sangat sedih karena acara syukuran diadakan di rumah orang tuaku. Tujuannya agar Mas Ezza tidak mendengar siapa ayah bayi yang ada dalam kandunganku.Aku tidak ingin Mas Ezza bingung saat mendengar namanya disebut. Ini demi kesehatannya. Kedua mertuaku tetap memberikan semangat kepadaku. Aku sangat mengerti apa yang mereka pikirkan.“Kamu yang sabar, ya, Nak. Semoga semuanya kembali seperti dulu lagi.” Mama mertua mengusap-usap perutku.“Iya, Mah. Bunga akan tetap kuat dan sabar demi kebaikan Mas Ezza.” Aku berusaha tersenyum kepadanya.Acara pun segera dimulai. Seorang ustaz yang telah Papa minta memimpin doa akan menyebutkan nama ayah bayi yang ada dalam kandunganku. Namun, tiba-tiba ustaz tersebut bertanya tentang Mas Ezza.Papa mertua memberikan penjelasan tentang keberadaan Mas Ezza. Beliau terpaksa berkata kalau Mas Ezza sedang berada di luar kota. Akhirnya, ustaz pun mengerti.“Baiklah, acara akan segera kita mulai.
🏵️🏵️🏵️Setelah beberapa hari kemudian, Mas Ezza kembali ke rumah orang tuanya. Aku tidak terima ketika Dara juga turut mendampinginya, tetapi aku hanya bisa diam demi kesehatannya. Mama mertua selalu menenangkan aku agar tetap kuat dan tegar.“Kamu tinggal di sini juga?” tanya Mas Ezza kepadaku. Dada ini terasa sesak mendengar pertanyaan itu.“Iya, Mas.” Aku berusaha tersenyum.Sebelum Mas Ezza tiba di rumah, mama mertua meminta Bi Imah memindahkan barang-barangku dari kamarnya ke kamar lain demi kebaikannya. Kami tidak ingin melihat Mas Ezza kesakitan saat ingin mencoba mengingat sesuatu.“Bunga itu adik sepupu kamu, Nak. Dia sudah Mama anggap seperti anak sendiri.” Mama mertua turut menimpali pertanyaan Mas Ezza.“Suami Bunga ke mana, Mah? Sepertinya Bunga lagi hamil, ya.” Aku hampir pingsan mendengar pertanyaan itu.“Suaminya nggak bertanggung jawab, Sayang.” Tiba-tiba Dara membuka suara. Wanita itu menyandarkan kepalanya ke bahu Mas Ezza.“Itu nggak benar, Nak. Suaminya orang ba
POV DARA 🏵️🏵️🏵️“Kamu di rumah sakit.”“Kamu siapa?” Pertanyaan itu yang kuharapkan.“Aku Dara, tunanganmu, Sayang.” Aku pun mulai menjalankan rencana.“Tunanganku? Aku siapa?”“Kamu Ezza.”Aku pun meraih tangan Ezza lalu menggenggamnya. Aku benar-benar merasakan kehangatan yang luar biasa. Aku sudah lama menantikan saat-saat ini tiba. Ternyata harapan itu kini menjadi kenyataan. Cindy tersenyum melihat ke arah kami.Tiba-tiba terdengar suara seorang ibu memanggil nama Ezza. Aku pun menoleh, ternyata dia bersama Bunga. Kedua wanita itu langsung menghampiri laki-laki yang sangat aku cintai lalu memintaku menjauh.“Sayang, kamu nggak apa-apa?” tanya ibu tersebut kepada Ezza.“Maaf, Ibu siapa?” Ezza sama sekali tidak mengenali mamanya.“Ini Mama, Sayang, dan ini istri kamu.” Wanita paruh baya itu meraih tangan istri Ezza.“Istri? Aku sudah memiliki istri? Tapi wanita itu tadi mengaku sebagai tunanganku.” Ezza menunjuk ke arahku.“Dia wanita yang selalu mengusik rumah tangga kita, Mas.
POV DARA🏵️🏵️🏵️Waktu terus berlalu, akhirnya apa yang kusembunyikan dari banyak orang tentang status pernikahanku dengan Arif, terbongkar juga. Istri pertamanya mengetahui penikahan kami.Akhirnya, terjadi pertengkakaran antara diriku dan istri pertama Arif. Beberapa orang tahu tentang statusku. Mereka tidak tahu kalau rasa putus asa yang menyelimuti hati kala itu, membuatku menerima pinangan lelaki beristri.Saat itu, aku bingung harus berbuat apa, apalagi laki-laki yang ada dalam hatiku sejak dulu, selalu menolak perasaan yang kumiliki. Oleh karena itu, aku menjadikan Arif sebagai pelarian, walaupun pernikahan itu akhirnya kandas.Kini, aku benar-benar sendiri dan memiliki kesempatan besar mencari perhatian Ezza. Aku merasa kalau takdir telah berpihak kepadaku untuk tetap kembali mendekati laki-laki tampan itu. Harapan itu sudah ada di depan mata. Ezza akan menjadi milikku.Aku akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan Ezza. Aku tidak terima dengan sikapnya yang selalu dingi
POV DARA🏵️🏵️🏵️“Kakak nggak apa-apa, kok, Dek.” Aku menutupi kekesalanku karena menurutku Cindy masih terlalu kecil untuk mengetahui masalah yang kuhadapi.“Pasti Kakak mau bilang kalau Cindy masih kecil. Iya, ‘kan?” Anak itu selalu saja mampu membuatku tertawa.“Nanti kalau kamu udah SMP, Kakak pasti cerita, deh.” Aku memberikan pengertian kepadanya.“Janji, ya. Kakak nggak boleh bohong.” Cindy terlihat serius.“Iya, Kakak janji.” Aku pun meyakinkan dirinya.Saat duduk di bangku SMA kelas dua, aku kembali mengungkapkan cinta yang tetap bersemayam dalam hati ini kepada Ezza. Seperti jawaban sebelumnya, hanya penolakan yang dia berikan kepadaku. Aku makin tidak mampu menghapus dirinya dari dalam pikiran.Cinta yang kumiliki untuk Ezza kian besar. Aku merasa telah terhipnotis oleh pesona yang dia pancarkan. Banyak teman yang memintaku untuk mundur saja, tetapi hati ini tetap ingin mendapatkan balasan perasaan darinya.“Apa, sih, yang kamu harapin, Dar? Ezza itu nggak cinta sama kamu.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments