Share

BAB 75 HARAPAN YANG MUSNAH

Penulis: Libra Syafarika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-12 13:41:08

Air mataku jatuh begitu saja. Niat jahat yang sebelumnya ku ukir dalam hati kini musnah sudah.

Bagaimana mungkin aku melakukan itu? Dengan sengaja ingin merebut tunangan sahabatku sendiri.

"Dita... Kenapa Lo nggak jujur sama gue..." bisikku pada diri sendiri.

Satu-satunya harapanku kini lenyap. Tak hanya gagal membantu perusahaan, aku juga tidak mungkin bisa mendapatkan hati pak Jefri.

Hancur sudah... Masa depanku luruh bersama dosa besar yang aku ciptakan sendiri.

Bukan hanya kehilangan perawan, aku juga sudah kehilangan harga diri di depan dosen itu. Selama ini, dia pasti menertawakan ku setiap kali berhasil menjamah tubuhku.

Sakit. Hatiku bagai diremas melihatnya tertawa bersama Dita di ruangannya.

Pak Jefri sengaja ingin menghancurkanku. Iya, kan?

Dia sudah tahu aku dan Dita bersahabat, tapi masih saja bercinta denganku selama beberapa kali. Meski awalnya aku yang merayu dia duluan. Harusnya... Dia menolak itu, bukan?

Bagaimana bisa dia melakukan itu pada Dita... padaku...

Selama
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • DOSEN KILLER: Skripsi Berbuah Cinta   BAB 85 UANG JAJAN 2 M SUDAH MASUK (21+)

    "Gue diare, Dit..." teriakku sambil menahan nikmat."Ya udah, gue masuk aja. Takutnya Ello lemes," pinta Dita.Aku melihat gagang pintu yang bergerak cepat, sepertinya Dita berusaha untuk masuk. Sementara di sini, aku merasa gelisah sekaligus nikmat.Konsentrasiku terpecah menjadi dua. Aku takut Dita berhasil masuk ke dalam toilet dan melihatku yang sedang digenjot sama tunangannya. Untung saja tadi pak Jefri sudah mengunci pintunya.Aku heran kenapa pak Jefri tidak merasa takut sedikitpun, seolah yang di luar itu bukan siapa-siapa baginya. Dia bilang sangat mencintai tunangannya, tapi kenapa dia tega memperlakukan Dita seperti ini?Pak Jefri justru terlihat asik menggenjotku dengan penuh semangat, seolah tak ada beban apapun dalam hidupnya. Sementara aku merasa gelisah dan khawatir, meski di bawah sini ada kenikmatan yang terus menghujamku."Nggak usah, Dit..." jawabku dengan napas memburu sambil mendesah dengan suara samar. "Aahhh... Sshhh...""Gue diare... Nggak bisa buka pintu," l

  • DOSEN KILLER: Skripsi Berbuah Cinta   BAB 84 SEKS ADRENALIN (21+)

    Pak Jefri kembali melumat bibirku dengan brutal. Ia menunjukkan dominasinya, seolah ingin membuktikan ucapannya barusan.Meski aku terus memberontak, ia tak peduli. Dan justru semakin buas melumat bibirku.Lalu tiba-tiba... suara ketukan pintu terdengar.Tok! Tok! Tok!Pak Jefri seketika menghentikan ciumannya. Kami sama-sama menoleh ke arah pintu dengan napas memburu."Erika... Apa Ello di dalam?"Itu suara Dita. Apa dia tahu aku sedang bersama tunangannya sekarang?Aku bergegas mendorong tubuh pak Jefri. Namun tepat saat aku ingin melompat turun dari westafel, ia kembali mendekapku, lalu melanjutkan ciumannya dengan semakin brutal.Aku memukul dadanya, lalu berusaha keras mendorong tubuhnya agar berhenti menciumku. "Apa Bapak gila?! Di luar ada tunangan Bapak!" bentakku dengan suara kecil.Tok! Tok!"Erika... Gue tahu Lo di dalem. Tadi gue liat Lo masuk ke toilet ini," ucap Dita dari balik pintu.Aku terdiam sambil menatap ke arah pintu. Dita melihatku masuk, itu berarti... dia juga

  • DOSEN KILLER: Skripsi Berbuah Cinta   BAB 83 BUKAN PACAR, TAPI POSESIF

    Aku tidak percaya Roy akan senekat ini. Ini benar-benar kejutan. Mungkin juga ini adalah alasan Roy memaksaku datang ke vestival. Aku tidak menyangka dia akan menembakku di depan orang banyak.Aku bagai mendapatkan kartu AS. Tadinya aku hanya ingin membuat Dita dan pak Jefri cemburu, dengan sedikit aksiku yang berada di atas panggung. Tak disangka aku malah mendapat jackpot.Jawaban yang akan aku beri pada Roy, tentu bisa membanting Dita dan pak Jefri sekaligus. Jadi... tentu saja aku akan mengambil kesempatan ini untuk membalas mereka.Aku berjalan menghampiri Roy, lalu mengambil bunga mawar di tangannya. "Ya... Aku mau," jawabku singkat.Roy seketika merangkulku dengan wajah yang berseri.Hal itu memancing penonton di bawah panggung, mereka sontak berseru dengan riang. "Hhhuuu..." sambil berteriak. "Cium! Cium!"Aku menoleh pada penonton dengan mata membulat. Keinginan mereka ini memang luar biasa. Tapi... aku juga tidak pernah berharap akan melakukan apa yang mereka minta di depan

  • DOSEN KILLER: Skripsi Berbuah Cinta   BAB 82 DEKLARASI CINTA DI ATAS PANGGUNG

    Aku seketika terkekeh melihat ekspresi Dita. Dia tampak syok dengan wajah yang tegang, begitu juga dengan pak Jefri."Ello pikir... Pak Jefri bakal suka sama gue?" ucapku sambil melirik Dita dengan raut wajah dingin. Dita menatap pak Jefri—meneliti ekspresinya yang datar dan tegang, lalu kembali menatapku dengan kelopak mata yang sedikit turun. "Iya... Nggak mungkin, sih..." sahut Dita sambil tersenyum meremehkan. Tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah menjadi ceria seolah sengaja ingin menghinaku.Aku terkekeh kecil sambil melirik pak Jefri yang masih menatapku dengan raut wajah datar. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Mungkinkah dia membenarkan perkataan Dita, atau... Dia punya perasaan lain padaku. Aku akan segera mengetahuinya setelah melakukan hal ini."Kalau gitu gue akan tunjukin... Cowok mana yang berani nembak gue..." ucapku dengan percaya diri sambil tersenyum dingin pada mereka berdua.Kemudian, aku segera balik badan untuk turun menuju lapangan tempat diselengg

  • DOSEN KILLER: Skripsi Berbuah Cinta   BAB 81 PERMAINAN TAKTIS

    Aku terus berusaha melepaskan diri dari rengkuhan si dosen killer ini. "Mmmhhh..." teriakku di tengah ciumannya yang buas. Aku berusaha memberi tahunya jika Dita sudah mendekat. Namun ia tetap tak bergeming dan masih terus melanjutkan dominasinya dengan melumat habis bibirku."Iya, Pak... Baik... akan saya kerjakan." Samar-samar suara Dita yang masih menelpon terdengar.Aku memukul-mukul dada pak Jefri agar dia segera menghentikan ciumannya. Tapi, itu tidak berhasil. Ia terus melumat bibirku seperti kucing kelaparan.Sementara di depan pintu kaca, aku sudah melihat Dita berdiri sambil menempelkan ponsel di telinganya. Ia masih menghadap ke luar dan terlihat sibuk bicara.Aku sudah melakukan segala hal untuk melepaskan diri dari pak Jefri. Namun, itu tidak berhasil. 'Dasar brengsek! Bisa-bisanya dia melakukan ini padaku, sementara tunangannya sedang berdiri di depan pintu,' batinku.Beberapa saat kemudian, Dita menurunkan ponselnya. Aku kembali memukul dan mendorong tubuh pak Jefri ag

  • DOSEN KILLER: Skripsi Berbuah Cinta   BAB 80 PERMAINAN EMOSI

    Dita melepas pelukanku, lalu menatap dengan kelopak mata yang turun. "Erika... Lo gak marah kan sama gue?"Marah? Apa sekarang dia sudah tau kesalahannya. Jangan-jangan... Dita sudah tahu aku menyukai pak Jefri dan pernah tidur dengannya."Marah? Marah kenapa?" ucapku balik bertanya. Aku melirik pak Jefri yang masih duduk di sofa. Ia sedang menatapku dengan raut wajah yang tampak tenang, seolah tak ada apapun yang perlu dikhawatirkan."Selama ini... Pak Jefri sudah mempersulit skripsi Lo." Dita mengusap lenganku seolah ikut merasakan penderitaan yang kurasakan. "Ello pasti kecewa sama gue, karena nggak bisa ngerayu pak Jefri buat cepat lulusin Lo."Setelah sempat terdiam sesaat, aku akhirnya terkekeh karena merasa lucu dengan sikapnya. Aku pikir... Dita sudah mulai bisa menebak apa yang aku lakukan sama pak Jefri di belakangnya. Aku pikir... Dia sudah tahu hubungan kami, tapi tetap melanjutkan pertunangannya. Ternyata aku terlalu geer. Dita tidak sepeka itu padaku. Atau memang... Di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status