Home / Urban / DUKU (DUDA KUAT) / 2. Baso Beranak

Share

2. Baso Beranak

last update Last Updated: 2021-11-03 11:22:15

Satria dan Ramlan sudah duduk di kursi sebuah restoran baso yang cukup terkenal di kawasan perbatasan antara Bekasi dan Jakarta. Masing-masing sudah menghabiskan dua gelas es teh manis karena kehausan sepanjang perjalanan. 

Gadis yang bernama Salsa belum juga datang. Perut Ramlan sudah keroncongan, begitu juga Satria. 

"Coba lu telepon, Ram, udah di mana teman lu itu?" tanya Satria sambil melirik jam tangan barunya. Jam tangan yang memang ia pakai pada saat-saat tertentu seperti ini, guna menarik perhatian lawan jenis.

"Dia itu, teman dari teman sepupu ipar saya, Bos. Jadi bukan teman saya."

"Ya sama aja Ramlan! Kan lu yang mau ngenalin ke gue. Masa iya gue nanya sama temennya temen sepupu ipar lu?" Satria mulai merasa taringnya sebentar lagi akan keluar. Ramlan terbahak, sambil mengeluarkan ponselnya.

"Yah, pantesan daritadi gak nyambung, Bos. Saya baru ingat, saya gak ada pulsa," kata Ramlan sambil menyeringai lebar. Satria memutar bole mata malasnya, lalu mengeluarkan ponselnya yang berlogo apel digigit, kemudian ia berikan pada Ramlan.

"Potong gaji lu ya?" ancam Satria dengan ujung bibir kanan yang naik sedikit.

"Jangan pelit-pelitlah, Bos. Harus banyak sedekah biar urusan kita dipermudah."

"Ya udah cepat sana telepon!" Satria sudah semakin tidak sabar. Bolak-balik ia menatap ke area parkir, berharap wanita cantik dan kuat yang diceritakan Ramlan segera datang.

"Gak diangkat, Bos. Duh, ke mana tuh orang ya? Biasanya tidak pernah telat," gumam Ramlan sambil menyerahkan kembali ponsel Satria.

Seorang wanita turun dari motor gede memakai jaket hitam, kaca mata hitam, helem besar warna hitam, dan juga sepatu booth warna hitam. Karena meja pilihan Satria dekat dengan parkiran motor, sehingga tampilan cewek mengendarai moge seharga setengah milyar menjadi pusat perhatian hampir semua pengunjung restoran.

"Nah, itu dia, Bos," tunjuk Ramlan dengan mata berbinar.

"I-itu, cewek naik moge itu?" tanya Satria dengan mata mendelik kaget. Detak jantungnya tiba-tiba saja semakin tidak beraturan, bukan karena parasnya yang cantik. Satria sedang memikirkan berapa uang belanja yang harus ia berikan jika ia beristrikan wanita yang memakai moge seharga setengah milyar.

"Pulang yuk!" ajak Satria pada Ramlan. Duda itu menarik tangan Ramlan. Tentu saja temannya itu kebingungan dengan sikap Satria. Tadi saja sudah tidak sabar ingin bertemu, sekarang giliran sudah tiba, malah mengajak pulang.

"Bos, ye ... masa pulang? Kenapa emangnya? Tungguin dulu, dia lagi beresin jaketnya." Ramlan menahan lengan Satria dan menarik bosnya itu untuk duduk kembali di kursi.

"Ram, lu yang bener ajalah kalau ngasih gue kenalan cewek. Motornya aja setengah milyar harganya Ramlan. Gue mau ngasih uang belanja berapa kalau dia jadi bini gue? Semprul gue dilelang juga belum tentu bisa kebeli itu motor." Satria menggaruk rambutnya yang tidak gatal. 

"Halo, Bang Ramlan, dan ini pasti Bang Kuat ya? Perkenalkan saya Salsa." Gadis berwajah manis berambut panjang itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Pada Satria dan juga Ramlan.

"S-saya Satria," ujar Satria gugup.

"Loh, namanya bukan Bangku?" tanya balik Salsa yang tidak paham dan terus saja memperhatikan lelaki berwajah tampan di depannya ini.

"Kok Bangku?" Kali ini Satria dan Ramlan bertanya secara serempak.

"Iya, katanya nama Abang Kuat, ya BangKuat'kan, kalau namanya Satria, berarti BangSat. Benar tidak? Hayo, pilih, mau saya panggil Bangku atau Bangsat?" Ramlan tertawa lebar tanpa berani mengeluarkan suara. 

"Gak ada yang saya pilih, Mbak. Panggilan saya Satria," jawab Satria dengan wajah merah antara menahan malu dan juga marah.

"Oh, Bangsat aja kalau gitu ya?" 

"Jangan disingkat, Mbak. Duh, lengkap saja manggilnya, Satria atau Abang Satria," terang Satria lagi.

"Oke, saya setuju BangSat juga gak papa. Eh, Bang Satria maksudnya," ujar Salsa sambil memperlihatkan barisan giginya yang rapi. 

"Wah, udah habis dua gelas kayaknya nih. Saya boleh pesan makanan atau minuman tidak?" tanya Salsa pada dua pria yang masih tidak bersuara sambil memandangnya.

"Boleh, Mbak, pesan aja." Satria menyodorkan buku menu ke depan Salsa.

"Mbak, saya mau pesan!" panggil Satria pada salah satu pelayan restoran baso yang tengah berdiri tak jauh dari meja kasir. Wanita pelayan itu datang sambil menyunggingkan senyum ramah.

"Ya, Mas, mau pesan apa?" tanya pelayan itu sambil memegang pensil dan buku catatan kecil.

"Saya baso telur dan ...."

"Saya baso urat, Bos. Minumnya es teh manis lagi saja," sela Ramlan dengan tak sabar.

"Mbak pesan apa?" tanya Satria pada Salsa. Wanita kurus tinggi semampai ini terlihat sangat menjaga pola makannya, hal itu bisa dilihat dari postur tubuhnya yang lebih mirip anggota girl band Korea.

"Baso beranak ada, Mbak?" tanya Salsa pada pelayan itu.

"Ada, Mbak."

"Anaknya berapa?"

"He he he ... saya gak hitung, Mbak."

"Sukurlah, saya kirain baso di sini pada ikut program KB. Dua anaknya saya gak mau ya. Saya maunya banyak anak." Salsa melirik Satria yang sudah berkeringat dingin. 

"Baik, Mbak. Saya pesan baso beranak banyak mercon dua porsi, nasi goreng 2 porsi, tempe mendoan ada ya? Berarti pakai tempe mendoan. Jangan lupa kerupuknya yang banyak. Minumnya es kelapa jeruk 3 gelas dan jus timun 2 gelas."

Satria dan Ramlan saling pandang. Wajah keduanya sama-sama pucat pasi. Mereka sama sekali tidak menyangka, bahwa wanita yang bernama Salsa porsi makannya mengalahkan kuli bangunan jaman Fir'aun.

"Ram, gue ke kamar mandi dulu ya?" ujar Satria sambil berbisik.

"Mau ngapain?" tanya Ramlan ketakutan.

"Mau numpang nangis."

_Bersambung_

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Ayune Kitchen
ngakak....mantep thor .........
goodnovel comment avatar
Fika Hendra Oyon
sekian banyak novel yang udah aku baca ini yang paling gokil.........sampai sakit perut aku tu.........
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
...... ngakak aku bacanya... BangSat mau nangis.. eh BangKu gak kuat dengar pesanannya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DUKU (DUDA KUAT)   99. Gara-gara Barbel (Ending)

    Bep! Bep!Suara dering ponsel membuat konsentrasi Satria terpecah. Ia mencoba abaikan, tetapi dering itu tak juga berhenti hingga memekakkan telinga."Angkat dulu saja, Bang," kata Salsa pada suaminya."Ya udah deh!" Satria turun dari tubuh Salsa, lalu tangannya memanjang untuk meraih ponsel."Ibu Suri," kata Satria pada Salsa."Halo, assalamualaikum, Bu, ada apa telepon?""Eh, songong lu! Emangnya gue gak boleh telepon? Lu ada di sana juga kalau bukan gue ngeden banget, gak bakalan lu keluar, Satria. Jadi yang sopan sama orang tua."Ha ha ha ha ... Salsa tertawa mendengar ocehan ibu mertua pada suaminya. Ia bisa mendengarnya dengan jelas karena Satria menyalakan loudspeaker."Iya, Bu, maksudnya ada apa? Apa Ibu sakit?""Bukan gue yang sakit, tapi Bagus lu! Gimana dia kabarnya? Udah mendingan belum?""Ini baru mau dijajal lagi, Bu.""Oh, berarti udah lu obatin?""Udah, Bu.""Begini, kata

  • DUKU (DUDA KUAT)   98. Nonton Bioskop

    Salsa berhasil mengeluarkan biji durian yang tersangkut di tenggorokan Satria, walau dengan penuh perjuangan. Segelas teh hangat ia buatkan dengan penuh cinta kasih untuk suami tercinta, agar rasa pedih di tenggorokannya hilang."Abang tahu gak, kalau yang Abang lakukan tadi berisiko membuat saya menjadi janda untuk kedua kalinya?" Salsa menatap suaminya dengan wajah iba. Satria membuang pandangannya, tak sanggup untuk membalas tatapan Salsa. Ia sangat malu dengan kekuatan serta perbuatannya yang konyol."Jangan diulangi ya, Bang. Cukup Abang berolah raga rutin dan jangan stres. Tiket yang waktu itu saya berikan sebagai kado ulang tahun Abang dan Mbak Haya sudah diberikan Ibu pada saya. Karen jangka waktu berlakunya untuk satu tahun, maka kita bisa menggunakannya untuk kita berbulan madu.Salsa tahu Abang pasti stres berat. Ingin memberikan yang terbaik untuk Salsa, malah keadaan sebaliknya yang terjadi. Jadi, besok sore kita berangkat ya? Sekarang S

  • DUKU (DUDA KUAT)   97. Satria Pergi ke Rumah Sakit

    Satria merasa sangat menderita dengan kekuatannya yang menghilang. Ia bahkan sangat malu pada istrinya karena hal memalukan ini."Bang, sudah, jangan dipikirkan, apa Abang mau ke dokter? Kita periksa ke dokter, gimana?" tanya Salsa sambil menyandarkan kepalanya di lengan suaminya. Satria hanya bisa mendesah penuh penderitaan."Ayo, kita ke dokter, konsultasi, siapatahu dokter ada solusi untuk kita," bujuk Salsa lagi dengan lemah lembut."Melamun seperti ini tidak akan memberikan solusi. Kalau Abang sayang sama Salsa, berarti Abang harus ikut saran Salsa." Kali ini suara istrinya terdengar serius."Ya sudah, ayo, kita ke dokter." Salsa tersenyum senang, lalu melayangkan satu ciuman di pipi kekasih halalnya.Keduanya berangkat ke rumah sakit dengan menaiki motor besar Salsa yang memang berada di lobi parkir hotel."Ya ampun, motor ini berat banget, Sa. Kamu kuat sekali bisa wara-wiri dengan kendaraan seperti ini,"

  • DUKU (DUDA KUAT)   96. Kesedihan Pengantin Baru

    "Ya sudah, Bang, jangan sedih gitu! Gak papa kok cuma sebentar. Salsa maklum." Salsa mengusap rambut suaminya dengan penuh sayang."Abangnya yang gak terima, Sa. Masa sebentar banget? Belum juga keringetan, belum sesak napas, baru tiga kali tarik ulur napas, masa udahan sih? Duh, gimana ini?" Satria meremas rambutnya dengan kesal. Ia terduduk sambil bersandar di punggung ranjang. Sangat malu untuk menatap wajah Salsa yang sebenarnya tidak terlihat menderita."Nanti dia coba lagi, Bang. Kata Ibu waktu itu, Abang bisa tujuh kali dalam sehari, kalau memang Abang sudah sembuh Alhamdulillah, paling tidak bisa berkurang sedikit. Salsa juga masih sakit ininya, pedih," kata Salsa lagi dengan wajah malu-malu."Maafin Abang ya, Sa. Kita mandi lagi yuk, setelah itu sarapan. Oh, iya, siapatahu di kamar mandi nanti Bagus bisa satu kali lagi." Satria tersenyum sangat lebar. Ia teringat pernah habis-habisan melakukannya dengan Haya waktu itu karena kamar mand

  • DUKU (DUDA KUAT)   95. Malam Pengantin Season 4

    "Mae, kemalin acala Satlia untung gak hujan ya? Emangnya lu jadi lempalin sempak ke genteng hotel?" komentar Mak Piah yang menghampiri Bu Mae di tukang sayur keliling.Si Abang tukang sayur dan beberapa ibu-ibu yang ada di sana tertawa mendengar pertanyaan Mak Piah."Ha ha ha ... Mak, nama saya Maesaroh, bukan Spidermae, ha ha ha ... Gimana caranya saya lemparin sempak bekas pakai ke genteng hotel? Naiknya gimana? Ha ha ha ....""Gue kilain jadi, Mae, soalnya gak hujan," timpal Mak Piah."Harusnya lempal sempak gue ya, bial panas sehalian. Semalam jam sebelas malah hujan, jadinya becek deh ini," kata Mak Piah lagi."Kalau sempak Emak yang dilempari, hujan kagak, longsor ia, ha ha ha ... Dah, ah, saya mau rebahan dulu, cape semaleman ngitungin amplop dari ibu-ibu. Soalnya isinya dua ribuan semua. Satria, walau udah nikah, tetap aja nyusahin gue.""Bener, Bu, saya ampe nukerin uang dua ribuan ke pom bensin unt

  • DUKU (DUDA KUAT)   94. Malam Pengantin Season 3

    "Eh, Abang kenapa bangun? Sudah pagi ya?" Salsa menggosok kedua matanya dengan kuat sambil menoleh ke kanan untuk melihat jam dinding. Keningnya mengerut dalam saat melihat jarum pendek masih ada di angka tiga. "Masih subuh, Bang, tidur lagi aja," kata Salsa malah berbalik memunggungi Satria. Istrinya nampak sangat mengantuk, hingga suara dengkurannya kembali terdengar jelas. Satria mendekat untuk mengecup kepala Salsa, lalu ia membetulkan letak selimut istrinya."Bagus, nasib kamu sedang kurang bagus malam ini. Kita tidur lagi saja ya, besok sehabis salat subuh kit aja Puspa main petak umpet," bisik Satria pada media tempurnya.Satria kembali memeluk Salsa dari belakang dan ikut memejamkan mata. Rasanya sangat nyaman bisa tidur memeluk kekasih halalnya.Sementara itu, wanita single parent yang bernama Haya, tidak bisa tidur sepanjang malam. Hari ini adalah hari pernikahan Satria dan ia tahu itu dari Wahyu. Walau sudah tinggal ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status