Share

22. S-setan!

"Ya Allah, kasian juga ya, Pa. Untung kita gak nerima lamaran lelaki itu. Imannya tipis banget. Masa gitu aja bunuh diri," komentar Juwi setelah selesai dua kali mendaki gunung, lewati lembah bersama suami tercinta. 

"Mungkin karena malu, Bund. Yah, namanya manusia kalau tidak dekat dengan Tuhan seperti itu. Semoga Juwi berjodoh dengan Fajar. Papa juga ingin punya cucu. Rumah ini ada anak kecil lagi. Kita bikin anak kecil melulu, tapi gagal terus," ujar Devit sambil menyeringai. 

"Udah cukup tiga anak di rumah ini, Pa. Mau nambah anak terus emang Papa bantuin ngurusnya? Papa cuma numpang nampung asi Bunda doang sambil nelen ludah. Mesum gak sarjana-sarjana," balas Juwi dengan sengit, lalu beranjak turun dari tempat tidur. Devit tergelak dengan mata yang masih menatap punggung istrinya yang perlahan menghilang dari balik pintu kamar mandi. 

Ia pun ikut turun dan berjalan ke kamar mandi karena tiba-tiba saja perutnya terasa sangat mulas. 

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asih kaliwedi
wkwwkwkkwkwkwkwkwkwmww
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status