Salsa mendengarkan penjelasan salah satu tetangga Satria perihal yang terjadi pada Haya. Sudah bukan sebuah rahasia lagi bahwa kemampuan aneh Satria di ranjang sangatlah mengejutkan.Satu kampung mengetahui hal itu karena kegagalan Satria berkali-kali dalam berumah tangga. Bulu tangan Salsa sampai merinding sekilas membayangkan betapa garangnya Satria di ranjang dengan Haya. Masih ada rasa cemburu di hatinya, walau tinggal setitik.Hek! Hek!Samudra menangis dan Salsa iba dengan bayi yang baru berusia beberapa bulan itu."Biar saya gendong, Bu!" Salsa mengambil Samudra dari gendongan si Ibu, lalu menimangnya dengan penuh sayang."Aduh, kamu Endut banget, Dek," kata Salsa sambil mencubit pelan pipi Samudra. Salsa berdiri, lalu berjalan ke bawah pohon rambutan sambil menenangkan Samudra yang terlihat mengantuk."Mbak, maaf, bukannya Mbak yang kemarin menolak lamaran Satria?" pertanyaan itu membuat Salsa menoleh lalu tersenyum
"Sat, setelah Ibu rembukan sama Haya, maka kami memutuskan Asep untuk di ... mm ... disunat lagi, gimana?" ujar Bu Mae serius pada putranya. Dengan gerak cepat Satria mengamankan aset terbaik hidupnya, menyembunyikan kembarannya dari dua orang wanita yang menatapnya dengan horor."Ya habis dong, Bu. Jangan ah! Gak rela saya." Satria menolak dengan tegas permintaan konyol ibunya."Terus bagaimana lagi caranya biar Asep gak hiperaktif, Sat? Lu harus usaha gimana caranya, biar istri lu gak bolak-balik masuk rumah sakit. Sekarang dia masih senyam-senyum, coba Minggu depan, bulan depan, tidak ada yang tahu kemampuan Haya. Ibu gak mau Haya celaka gara-gara penyakit kamu, Satria!" ujar Bu Mae dengan suara bergetar menahan tangis."Bu, maafin Satria. Satria juga bingung harus bagaimana? Asepnya gak bisa disuruh stop, kayak ada yang gerakin diluar kendali Satria," balas Satria sambil merangkul pundak ibunya yang sudah naik turun karena menangis.
Haya sudah kembali ke rumah setelah dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Kondisinya sudah benar-benar pulih dan cara berjalannya juga sudah baik. Samudra terlihat sekali rindu dengan bundanya sehingga terus saja menyusu ASI tanpa henti. Ia akan menangis jika ASI terlepas. Samudra sangat manja dan Satria tidak mau mengganggu perhatian Haya pada putranya."Mana Haya?" tanya Bu Mae saat Satria tengah memakai sepatu di teras."Lagi menyusui Samudra, Bu," jawab Satria."Lu kagak? Biasanya lu malah duluan," timpal Bu Mae sambil mencebik. Satria tergelak, lalu menggelengkan kepalanya."Nanti malam aja, biar Samudra dulu yang puas main dan manja sama bundanya," jawab Satria lagi. Kini ia sudah berdiri hendak memakai jaket motornya, bersiap untuk ke bengkel cabang yang kedua."Oh, iya, lu beneran gak mau datang ke acara Salsa? Gak enak loh, dia baik banget. Waktu Haya dibawa sama Ibu pakai ambulan, Salsa kemari mengantar undangan dan B
Salsa, Fajar, kedua orang tua mereka, serta ibu, dan seorang perempuan muda yang mengaku hamil anak dari Fajar sudah berada di dalam satu ruangan tertutup. Acara resepsi dibatalkan oleh Devit secara sepihak karena ia tak sanggup menanggung malu atas perbuatan amat menyakitkan baginya, terutama bagi Salsa.Pengantin wanita itu masih terduduk dengan tubuh lemas sambil bersandar pada bundanya. Juwi menangis tersedu, sedangkan Salsa hanya terdiam dengan pandangan kosong."Katakan yang terjadi sebenarnya, Fajar, katakan!" Devit berteriak pada menantunya sambil meraih baju Fajar dan mencengkeramnya. Om dari Salsa yang menikahkan gadis itu hanya bisa mengepalkan tangannya, lalu dengan cepat menepis tangan Devit."Ini semua tanggung jawab kamu, Devit! Kamu yang menjodohkan Salsa dengan lelaki bajingan seperti ini dan sekarang, lelaki ini ... argh!" wajah Devit mengeras dengan mata yang berkaca-kaca. Benar sekali, ia yang harus dipersalahkan atas semua ini, k
Video siaran langsung akad yang di rekam oleh Ramlan tentu saja secara otomatis sempat tersebar ke media sosial, walau setelah itu Ramlan menghapusnya, tetap saja bagi sebagian orang yang terlanjur membagikan, peristiwa menggemparkan di hari pengantin Salsa mendadak jadi trending topik baik di Instagram maupun Twitter.Banyak yang mengiba pada Salsa dan mengutuk keras Fajar. Video berdurasi hampir tiga menit itu ternyata juga sampai pada akun media sosial Satria.Dua orang wanita datang dan berteriak pada pengantin lelaki yang tidak lain adalah Fajar dan saat itu baru saja sah menjadi suami dari Salsa. Pengakuan mengejutkan wanita itu dengan suara lantang dapat didengar cukup jelas dari video.Satria terdiam dan hatinya bagai diremas kuat. Ia memang tidak berjodoh dengan Salsa, tetapi ia mengenal cukup baik wanita itu dan ia menganggap Salsa sebagai saudara. Hatinya panas dan ingin sekali memukul telak wajah Fajar. Namun sekali lagi, ia tidak berhak
"Memangnya kamu minum berapa telur ayam kampung?" tanya Bu Mae pada menantunya."Dua butir, Bu," jawab Haya dengan suara lemah."Madunya?""Dua sendok.""Salah, harusnya telur dua kilo di dapur itu habiskan semua. Pagi setengah kilo, siang setengah kilo, sore setengah kilo, malam setengah kilo lagi. Madunya satu botol besar yang ada di dapur. Harus dihabiskan baru kamu kuat melawan penjajah yang bernama Asep itu," terang Bu Mae sambil melipat tangannya di dada.Tidur yang tidak tuntas karena harus membawa menantunya ke rumah sakit, membuat emosi Bu Mae sedikit tidak terkontrol. Ia mengantuk dan butuh istirahat, namun sejak Satria menikah, ia tidak pernah bisa tidur lelap dalam beberapa hari. Pasti ada saja yang harus ia kerjakan tengah malam buta seperti ini."Bu, kalau Haya kebanyakan makan telur dan minum madu, apa tidak over dosis. Haya takut bisa berkokok kalau makan telur sehari dua kilo. Nanti pas saya hamil, la
Satria berjalan dengan lunglai menuju kamar perawatan istrinya. Hatinya begitu pedih melihat keadaan Salsa yang sangat tidak baik-baik saja. Kemalangan yang menimpa Salsa sangat membuatnya syok sekaligus sedih. Salsa gadis baik, berprestasi, dan bisa dikatakan sukses, tapi ia harus dipertemukan dengan lelaki seperti Fajar yang belum satu menit sah menjadi suaminya sudah membuat Salsa depresi.Satria duduk bersandar di sofa sambil menutup wajahnya dengan lengan kanannya. Air hidungnya sesekali masih ia tarik sisa menangisi Salsa di ruang isolasi tadi. Bu Mae sampai terbangun mendengar suara Satria yang seperti tengah menangis.Ia memicingkan mata, lalu menggosok kedua matanya dengan kuat. "Satria, kenapa lu?" tanya Bu Mae penasaran. Ia duduk mendekat pada putranya, lalu memegang pundak Satria dengan lembut."Bu, Salsa ....""Iya, Salsa kenapa?" tanya Bu Mae dengan berbisik."Salsa dirawat di lantai 5 di rumah sakit ini.""Ya Allah
Menyesal juga percuma. Semua sudah terlambat dan tak ada yang bisa dilakukan Satria selain meminta kepada Sang Pencipta agar Salsa diberi kekuatan dan kesembuhan.Haya melihat suaminya yang banyak diam hari ini, biasanya ia selalu saja cerewet menanyakan ini dan itu, tetapi sampai magrib menjelang, Satria hanya berbincang seperlunya dengan dirinya. Apa yang terjadi pada suaminya? Apa ada kaitannya dengan Ramlan yang beberapa kali menelepon suaminya?Ponsel Satria yang sedang diisi daya, tengah tergeletak di meja dekat brangkarnya. Rasa penasaran membuat Haya memberanikan diri untuk membuka ponsel suaminya. Kode akses membuka ponsel pun sudah ia hapal, sehingga dengan mudah ia membuka perangkat itu.Matanya naik turun menjelajah pesan masuk terutama dari Ramlan. Tak ada nama Ramlan di sana, tetapi di kontak panggilan tertera nama temannya. Apa yang terjadi? Kenapa suaminya menghapus pesan dari Ramlan? Apa ada yang disembunyikan? Apa suaminya ten