Share

6. Semak-semak

Petaka kehebohan Miyabi yang diciptakan oleh Satria, ternyata tidak hanya berlangsung di lingkungan rumah. Ketika pria itu sampai di bengkelnya, ia sudah diserbu oleh enam orang karyawan yang menanyakan perihal kejelasan hubungannya dengan artis papan ranjang;Miyabi. 

"Wah, Bos ... selamat ya. Gak nyangka saya, Bos Satria bisa membuat seorang Miyabi bertekuk lutut. Ini semua pasti karena ada sumbangsih dari BangKuat. Ck, gak nyangka saya, Bos. Keren banget. Seru ya, Bos? Tempat tidur ambruk gak, Bos?" Pertanyaan demi pertanyaan membuat kepala Satria semakin pusing. 

"Belum lama minta dikenalin sama cewek, malah udah dapat Miyabi aja, Bos. Salut saya, Bos," puji Ramlan sambil menepuk pundak Satria. Asistennya itu ikut masuk ke dalam ruangan khusus Satria dan duduk di depan Satria untuk mendengarkan hal yang sebenarnya.

"Cerita dong, Bos," seru Ramlan penasaran. Satria tertawa pendek, lalu duduk di kursi kebesarannya dengan wajah begitu bahagia.

"Ini yang dinamakan beruntung, Ram. Jodoh itu tidak perlu dicari, tetapi nanti juga akan datang dengan sendirinya. Gue sih belum tanya tahu kekuatan Kuat gue darimana? Udah pasti dari mulut ke mulut ya'kan? Bisa aja mantan-mantan istri gue ngerumpi, trus di dengar sama Miyabi," terang Satria dengan begitu bangganya. Ramlan mendengarkan sambil manggut-manggut paham. 

"Emang istri Bos biasa nongkrong di mana?"

"Ya di pengajian, Ram. Mana ada istri gue ngumpul-ngumpul di kafe gitu. Mana pada punya duit," jawab Satria. 

"Oh, jadi ketemu Miyabi di pengajian ya, Bos? Emang Miyabi mualaf, Bos? Udah ganti nama dong kalau mualaf mah, bukan Miyabi lagi, tapi Miyatun. Ha ha ha ha ..."

"Pinter lu kadang-kadang, Ram," timpal Satria sambil terbahak.

"Udah, sana balik kerja! Gue mau WA-an sama Miyatun dulu," ujar Satria mengusir Ramlan dari ruangannya. Asistennya itu pun keluar dari ruangan Satria sambil tergelak. 

Satria merasakan ponselnya bergetar di saku celana. Ia mengambilnya dengan tak sabar. Berharap wanita yang semalam mengaku Miyabi-lah yang mengirimkan pesan padanya.

Neng Miyabi

Mata Satria melotot senang saat melihat nama kontak yang tertera di layar ponsel.

Bing Sitriit ligi ipi? Idih mikin bilim?

"Hah? Apa ini? Kok huruf 'i' semua?" Satria menggaruk rambutnya karena tidak paham.

"Sejak kapan Miyabi belajar bahasa 'i'? Jangan-jangan ini bukan Miyabi, tapi Miyatun," gumam Satria lagi sambil menahan tawanya. Lekas Satria mengetik balasan pesan untuk wanita yang memang sedang ia nantikan pesannya.

Saya gak ngerti Neng Miya nanya apa? Pakai bahasa Indonesia aja, Neng, jangan pakai bahasa jin.

Send

Satria tergelak sendiri membaca balasan pesan yang baru saja ia kirimkan.

Neng Miyabi

BangSat lagi apa? Udah mandi belum?

Udah dong, masa belum mandi.

Oh, saya kirain belum. Soalnya aroma Bang Satria sekarang ada di dekat saya. 

Satria merasa seluruh persendiannya begitu lemah dan lunglai. Pujian yang diberikan Miyabi membuatnya bagaikan terbang ke angkasa dan berdiam diri di atas awan. Ia sungguh tidak menyangka ternyata seindah ini memiliki pacar Miyabi online.

Memangnya aroma apa?

Send

Jigong

Satria merasa dihempaskan ke tanah oleh Buto ijo. Ia tertawa senang sekaligus gemas dengan sosok Miyabi yang membuat paginya lebih berwarna dan begitu indah. Tak masalah jika ia dikatakan bau jigong oleh Miyabi, asalkan nanti saat mereka bertemu, ia pastikan wanita itu akan benar-benar jatuh cinta padanya dan minta dinikahi olehnya secara kilat.

"Tong, sabar ya. Kali ini rival lu bukan kaleng-kaleng," ujar Satria berbicara pada tengah celananya. 

Satria tidak mengetahui bahwa Ramlan dan dua temannya sedang mengintipnya. Mereka melihat Satria yang tengah berbicara pada selangkan*an sambil menunduk. Ketiganya tertawa terbahak-bahak sampai meneteskan air mata karena memperhatikan tingkah Satria yang seperti orang kehilangan akal.

Setelah puas mencari hiburan, ketiga karyawan Satria langsung berjalan cepat kembali pada posisi mereka masing-masing, saat melihat Satria bangun dari duduknya, lalu berjalan ke arah pintu.

"Mau ke mana, Bos?" tanya Ramlan dengan santai, sambil berpura-pura sibuk dengan pajangan oli yang ada di rak. 

"Gue ngurusin masa depan dulu nih, Ram. Doain gue ya. Kalau berhasil, lu-lu pada gue bonusin gajinya bulan depan. Doakan ya," jawab Satria dengan penuh semangat. Tentu saja semua karyawannya bersorak gembira meng-aminkan sambil bertepuk tangan. 

Satria mengeluarkan motor maticnya dari bengkel, lalu melaju kencang menuju tempat yang sudah disepakati olehnya dan juga Miyabi. Sebelum sampai ditujuan, Satria menyempatkan diri untuk mampir di sebuah toko bunga yang kebetulan sudah buka. 

Ia membeli setangkai bunga mawar merah, lalu ia juga mampir di sebuah minimarket untuk membeli coklat. Kotak berwarna merah muda, biru, hitam, merah terang yang terpajang di dekat meja kasir, membuat Satria sedikit tergoda untuk membelinya. Ia harus bersiap mulai dari sekarang, siapatahu Miyabi langsung mengajaknya naik ke kasur. 

"Mbak, ini mau deh," kata Satria sambil memberikan kotak berwarna merah muda pada kasir minimarket. Bukan hanya satu, tetapi dua kotak sekaligus. Ia benar-benar harus bersiap sedia jika berduaan saja bersama dengan Miyabi. 

"Tisu magicnya gak sekalian, Bang?" tanya kasir lelaki yang melayaninya.

"Saya punya bukan lagi magic, Mas, tetapi supranatural Tyrex version," jawab Satria diiringi gelak tawa. Petugas kasir pun ikut tergelak sambil menggelengkan kepalanya. 

Puas berbelanja, Satria pun melanjutkan perjalanannya menuju tempat Miyabi. Hatinya semakin berbunga-bunga dengan detak jantung yang tidak beraturan. Apalagi tempat yang ditujunya tak lama lagi akan sampai.

Tak lama berselang, sampailah ia di sebuah taman yang biasa orang gunakan untuk berpacaran. Hati duda itu semakin mantap, bahwa tidak salah lagi pasti bungkus alat kontrasepsinya akan segera di pakai. 

"Gue emang belum pernah nyoba di semak-semak sih. Seru juga ya. Semoga aja gak ada semut rang-rang," gumam Satria senang.

Satria berhenti di parkiran motor, lalu membuka helemmya. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada yang melihatnya akan membuka bungkus alat kontrasepsi yang akan ia gunakan sebentar lagi. Sehingga saat akan digunakan nanti ia bisa langsung pakai saja. 

"Ya ampun, susah amat ini," gerutu Satria sambil terus mencoba bungkus kotak dengan giginya. Satria juga menggunakan ujung jari kuku kelingkingnya untuk membuka bungkus kotak itu.

"BangSat!" 

"Eh, eh ... eh ..."

Puk! 

Kotak merah muda terlepas dari tangan Satria dan isinya ikut bercerai-berai jatuh tepat di bawah kaki seorang wanita. 

"BangSat, ngapain buka kon*om?"

-Bersambung-

Ha ha ha ha 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
ngakak so hard......
goodnovel comment avatar
Sun Sine
hahahaha asli ngakak so hard
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status