Share

5. Salah Paham

Pukul enam pagi, rumah Satria sudah dipenuhi oleh para tetangga dari kampung mereka dan juga kampung sebelah untuk melihat calon istri Satria yang baru. Mereka sangat penasaran bagaimana rupa dari artis panas yang bernama Miyabi. Walau rata-rata orang kampung yang tidak terlalu paham dengan kehidupan ibu kota, tetapi untuk satu nama itu mereka sangat hapal.

"Keren ya, Bang Satria bisa dapat Miyabi. Cantik loh orangnya, badannya juga mulus banget. Saya punya kasetnya. Bukan kaset saya sih, kaset suami saya," ujar seorang ibu pada tetangganya yang ikut mengintip dari jendela rumah Bu Maesaroh.

"Kaset apa sih?" tanya ibu yang memakai daster ungu.

"Emangnya kaset apa, Mpok? Mak pinjam nanti ya?" sambung Mak Piah yang ternyata juga udah ada di sana.

"Ha ha ha ... Mak, jangan pakai ikut-ikutan. Rajin aja baca Yasin, kalau udah dekat waktunya gini, mah."

"Ha ha ha ..." suasana menjadi semakin riuh saat satu dua orang saling bercanda menimpali.

"Kaset laki-laki dan perempuan gak pakai baju. Duh, kita kudu bawa handuk kalau nonton itu. Jadi kalau basah bisa langsung dikeringin," sahut si ibu sambil terkikik geli.

"Iya bener. Saya juga pernah nonton kasetnya sama suami. Eh, malah benar-benar basah. Ampe ditampung pakai ember. Hujan deres banget Ampe rumah bocor," celetuk si ibu satunya lagi dan disambut dengan gelak tawa warga yang ada di sana.

"Mana sih, belum kelihatan?" celetuk bapak-bapak yang ikutan nimbrung di depan pintu rumah Satria.

Bu Maesaroh tidak mengetahui kegaduhan di luar rumahnya, karena sibuk mencuci, sedangkan Satria masih tertidur pulas setelah salat subuh tadi. Suara mesin cuci yang berisik, membuat suara gaduh di luar rumahnya tertutupi. 

Setelah pakaian kering, Bu Maesaroh memasukkannya ke dalam keranjang besar, untuk dijemur di depan rumah.

"Wah, itu Bu Maesaroh. Bu ... Mana calon Miyabi?" seru para tetangga dengan tak sabar. Bu Maesaroh melotot kaget, lalu berjalan dengan tergopoh untuk membukakan pintu.

"Ada apa ini?" tanya Bu Maesaroh dengan wajah kebingungan. Ia memperhatikan satu per satu tetangganya yang sudah sangat ramai berkumpul.

"Wah, Bu Maesaroh diam-diam ngumpetin artis bokep, nih. Tunjukkan dong, Bu! Apa ada di kamar Satria? Wah, harus digrebek nih, lapor Pak RT, biar langsung dikawinin. Ayo, kita serbu!" Bu Maesaroh semakin panik, saat puluhan warga menerobos masuk ke dalam rumahnya untuk mencari seseorang yang bernama Miyabi. 

"Eh, ada apa sih? Pada mau ngapain di rumah gue?!" teriak Bu Mae lagi dengan panik. Ia menaruh keranjang cucian yang akan dijemur, lalu ikut berlari mengelilingi rumahnya. 

Rumah Bu Maesaroh memang tidak mewah, tetapi sangat besar. Ada enam kamar di dalam rumahnya dan hanya dua yang terisi. Rumah yang dibangun oleh suaminya karena lelaki itu sangat ingin memiliki anak hingga enam orang, tetapi hanya satu anak yang lahir dari istrinya; dialah Satria Kuat.

Setiap kamar didobrak oleh warga untuk mencari sosok wanita bernama Miyabi. Mulai dari kamar depan, dapur, ruang belakang rumah, sampai ke kamar Bu Maesaroh ikut didobrak. 

Brak!

Satu kamar paling ujung di dalam rumah adalah kamar Satria. Warga mendobrak pintu dan mendapati Satria masih terlelap dengan begitu nyenyak sambil memeluk guling.

"Bangun, Sat! Mana Miyabi?" teriak seorang bapak-bapak yang kini tengah membuka pintu lemari Satria.

"Loh, ada apa ini? Apa-apaan kalian semua? Kenapa masuk ke kamar saya?"

"Lah, jangan pura-pura, Sat. Mana Miyabi? Lu sembunyikan di mana? Jangan diam-diam, Sat, enak bareng-barenglah. Selama ini kami hanya melihat di kaset, jadi penasaran ingin lihat langsung," seru seorang bapak sambil membetulkan sarungnya yang perlahan melorot.

"Miyabi apa? Sembunyi apaan? Saya gak ngerti!" Satria turun dari tempat tidur dengan tergesa. Ia lupa bahwa di balik selimutnya ia hanya mengenakan celana kolor tipis. 

"Eh, gede banget! Pantesan!" celetuk ibu-ibu dengan wajah merah. 

"Lah, jauh amat sama yang di rumah. Pantesan BangSat kuat, hi hi hi ..."

"Apaan sih?" Satria semakin kebingungan dengan semua orang yang ada di kamarnya. 

"Gede banget, Bang. Masih pagi udah on aja, Bang," celetuk ibu yang satunya lagi. Bu Maesaroh menerobos masuk ke dalam kamar anaknya dan mendapati sang anak sedang menjadi tontonan.

"Satria, Tyrex lu bangun! Suruh tidur cepat!" Pekik Bu Mae dengan wajah kesal. Satria sadar akan maksud teriakan ibunya, lelaki itu menunduk untuk melihat Tyrex-nya dan benar saja. Satria berbalik badan dengan wajah merona malu.

"Dah, sana pergi! Pergi! Bubar! Bubar!" Bu Maesaroh mengusir semua tetangga yang ada di dalam kamar anaknya. Wanita paruh baya itu hanya bisa menghela napas kasar sambil menggelengkan kepala. 

****

Satria sudah rapi dengan baju kaus dan celana Levis. Saat ini ia tengah duduk di kursi makan;menyantap lontong sayur yang dibeli ibunya di warung depan. Kegaduhan pagi ini membuatnya malu untuk menikmati sarapan di teras. Daripada harus mendapat ceceran dari para tetangga, lebih baik ia makan di dalam rumah saja.

"Jadi, kapan lu mau ke rumah Haji Bolot? Ibu udah DM Instagramnya, tetapi belum dibalas. Emang Neng Bokep anak keberapa Haji Bolot? Anak bontot?"

Huk! Huk! Huk! 

Satria tersedak mendengar pertanyaan ibunya. 

_Bersambung_

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Asmawani Aini
Dasar gk nyambung semua. Hahaha
goodnovel comment avatar
Ol Eiye
Ini yang nulis niat banget bahagiain orang, .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status