Share

15. Dalam Bahaya

Mata, Maria tak berkedip melihat Jonathan. Penampilan terbarunya membuatnya terlihat sangat tampan. Memakai pakaian sederhana saja, ia sudah terpesona, apalagi sekarang yang memakai pakaian mahal dan bermerk.

Hanya tinggal merapikan rambutnya di salon, Jonathan benar-benar tidak terlihat dari status sosial kelas rendah.

"Maria," panggil Jonathan sambil menjentikkan jarinya di depan wajah gadis itu.

"Eh … sudah selesai," pertanyaan konyol yang jawabannya pasti sudah, karena sejak tadi Maria memandang Jonathan tanpa berkedip.

"Iya, aku sudah selesai." jawab Jonathan datar.

"Ayo," tanpa canggung Maria menarik lengan Jonathan lalu memeluknya.

Sebenarnya Jonathan merasa risih. Ia tidak suka berdekatan dengan seorang gadis atau perempuan lajang lainnya. Namun demi kalung perak peninggalan mendiang ayahnya. Ia rela mengikuti keinginan Maria yang menurutnya membuang-buang waktu saja. Padahal ia bisa menggunakan waktu itu untuk belajar dan merawat ibunya yang sedang sakit.

"Kita nonton ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status