Beranda / Romansa / Dalam Genggaman Tiran Tampan / Bab 166 Mencintaimu Sepenuhnya

Share

Bab 166 Mencintaimu Sepenuhnya

Penulis: Dama Mei
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-15 08:53:01

Belle terpaku, lalu berlari kecil menghampiri mereka. “Dad, Mom, Liam!” Ia memeluk ibunya erat, lalu ayahnya, kemudian mengacak rambut adiknya yang tertawa.

Dante berdiri di belakang mereka, memperhatikan pemandangan itu dengan tatapan hangat. Ia memang sengaja menghubungi keluarga Belle beberapa hari sebelumnya, mengatur agar mereka datang tepat di hari kejutan ini.

Patrick menepuk bahu Dante sambil tersenyum. “Rumah yang bagus, Nak. Cocok untuk keluarga kecil kalian.”

Emily menatap Belle sambil menahan air mata. “Mom senang kau punya tempat sendiri. Tempat di mana kau bisa membesarkan Adrian dengan damai.”

Belle memeluk Dante, kali ini lebih erat. “Terima kasih … untuk semuanya. Rumah ini, dan … keluargaku yang kau bawa ke sini hari ini.”

Dante menunduk, mengecup keningnya. “Kau pantas mendapatkan ini, Belle.”

***

Malam turun dengan tenang di rumah baru mereka. Lampu-lampu taman di luar berpendar lembut, memantulkan cahaya ke jendela besar ruang keluarga. Adrian sudah tertidur pulas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 166 Mencintaimu Sepenuhnya

    Belle terpaku, lalu berlari kecil menghampiri mereka. “Dad, Mom, Liam!” Ia memeluk ibunya erat, lalu ayahnya, kemudian mengacak rambut adiknya yang tertawa.Dante berdiri di belakang mereka, memperhatikan pemandangan itu dengan tatapan hangat. Ia memang sengaja menghubungi keluarga Belle beberapa hari sebelumnya, mengatur agar mereka datang tepat di hari kejutan ini.Patrick menepuk bahu Dante sambil tersenyum. “Rumah yang bagus, Nak. Cocok untuk keluarga kecil kalian.”Emily menatap Belle sambil menahan air mata. “Mom senang kau punya tempat sendiri. Tempat di mana kau bisa membesarkan Adrian dengan damai.”Belle memeluk Dante, kali ini lebih erat. “Terima kasih … untuk semuanya. Rumah ini, dan … keluargaku yang kau bawa ke sini hari ini.”Dante menunduk, mengecup keningnya. “Kau pantas mendapatkan ini, Belle.”***Malam turun dengan tenang di rumah baru mereka. Lampu-lampu taman di luar berpendar lembut, memantulkan cahaya ke jendela besar ruang keluarga. Adrian sudah tertidur pulas

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 165 Rumah untuk Belle

    Langit malam mulai meredup menjadi biru tua ketika mobil hitam panjang milik Dante melaju mulus di jalan pribadi menuju gerbang besar mansion Hudson. Lampu-lampu taman yang berderet rapi di sepanjang jalan menerangi pepohonan tua, sementara air mancur di tengah halaman memantulkan cahaya keemasan.Di kursi belakang, Belle duduk di samping Dante sambil menggendong bayi Adrian. Bayi mereka terlelap di dalam gendongan khusus yang menempel di dada Belle. Sesekali terdengar desahan kecil yang membuat Belle menunduk dengan senyum tipis.Dante menatap ke luar jendela dengan rahang mengeras. Ia belum banyak bicara sejak Belle memberitahunya tentang undangan Valeria pagi tadi. Fabian duduk di kursi depan bersama sopir, sibuk memeriksa jadwal Dante untuk esok hari.Saat mobil berhenti di depan tangga marmer yang menjulang, dua baris staf rumah tangga berdiri menyambut. Kepala mereka sedikit menunduk.Marcus, kepala pelayan, maju selangkah. “Selamat malam, Tuan Dante, Nyonya Belle, dan Tuan Muda

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 164 Penawaran Valeria

    Setelah Adrian kembali tertidur di boks, Belle mengajak Lila dan Lex ke area dapur terbuka yang menyatu dengan ruang makan. Dante yang baru saja meletakkan jasnya di sandaran kursi, ikut nimbrung. Aroma kopi segar bercampur dengan wangi biskuit cokelat yang baru keluar dari oven.Belle menuangkan kopi untuk Lila dan Lex, sementara Dante duduk di kursi ujung meja. Tangan kirinya memainkan cangkir espresso. “Jadi,” kata Dante sambil melirik Lila, “apa kabar? Aku jarang dengar cerita kalian berdua.”Lila tersenyum lebar, menyesap kopi pelan sebelum meletakkan cangkirnya. “Sebenarnya aku datang bukan hanya untuk lihat Adrian.” Ia menatap Lex sebentar, lalu kembali ke Belle dan Dante. “Aku mau kasih kabar. Dan kabar ini cukup besar.”Belle memiringkan kepala, penasaran. “Apa?”Lila menghela napas dramatis, lalu tersenyum. “Aku… sedang hamil.”Belle hampir tersedak kopinya. “Ha—hamil?”Lex bersandar santai di kursinya, mengangkat alis dengan senyum tipis. “Ya. Anakku.”Mata Dante berpindah

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 163 Kesayangan

    Pagi itu, cahaya matahari masuk lembut melalui tirai tipis kamar VIP. Bau antiseptik rumah sakit masih terasa. Belle duduk bersandar di ranjang, wajahnya masih sedikit pucat. Namun senyumnya tak pernah lepas sejak pintu kamar terbuka.Seorang perawat masuk, mendorong keranjang bayi kecil beroda. “Selamat pagi, Madam,” ucapnya pelan. “Saatnya bayi Anda bersama ibunya.”Belle langsung merentangkan tangan dengan hati-hati, dan perawat itu menyerahkan bayi mungil yang terbungkus selimut biru lembut. Si kecil tampak begitu damai, hanya gerakan jemari mungilnya yang sesekali mengepal.Dante berdiri di sisi ranjang, menatap pemandangan itu dengan sorot mata kagum. Ia meraih kursi, duduk tepat di samping Belle. Lalu jemarinya ikut membelai pipi putranya yang halus.“Dia … kecil sekali,” gumam Belle.“Dan dia anak kita,” balas Dante.Belle tersenyum, lalu menoleh ke arah Dante. “Kita belum memutuskan namanya.”Dante bersandar sedikit, menatap bayi itu dalam diam. “Aku ingin namanya punya arti.

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 162 Darah Keturunan Hudson

    Pintu ruang pemulihan terbuka perlahan. Aroma antiseptik langsung menyergap hidung Dante, bercampur dengan kesan dingin dari cahaya putih yang memenuhi seluruh ruangan.Di tengahnya, Belle terbaring di ranjang. Tubuhnya tampak kecil di antara selimut putih yang membungkusnya. Dante terhenti di ambang pintu, dadanya terasa sesak.Perawat yang berjaga memberi isyarat singkat. “Kondisinya stabil untuk saat ini, Tuan Hudson. Dia masih belum sepenuhnya sadar. Silakan berbicara, mungkin dia akan merespons.”Dante mengangguk pelan, lalu melangkah mendekat. Saat ia tiba di sisi ranjang, pandangannya tak lepas dari wajah Belle. Jemarinya terulur, menyentuh tangan Belle yang terkulai di atas selimut.Sentuhan itu membuatnya menelan ludah. Dante menggenggam Belle perlahan, mencoba menyalurkan kehangatan telapak tangannya sendiri.“Kau membuatku gila malam ini. Aku hampir kehilangan akal.” Suara Dante nyaris pecah.Ia duduk di kursi di samping ranjang, masih memegang tangan Belle. “Aku tahu kau l

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 161 Benar-Benar Selamat

    Hujan turun deras malam itu, membasahi kaca rumah sakit Kingsley. Sudah sembilan bulan Dante menunggu hari ini. Hari ketika ia akan melihat anaknya lahir, darah dagingnya bersama Belle. Namun bukan rasa bahagia yang kini memenuhi hatinya. Melainkan kegelisahan yang nyaris berubah menjadi kepanikan.Di depan ruang operasi, Dante berdiri kaku. Kemeja hitamnya basah di bagian pundak karena air hujan yang menetes dari rambut. Nafasnya berat, kedua tangannya terkepal. Di balik pintu itu, Belle sedang berjuang melawan rasa sakit yang tak bisa ia bayangkan.Pintu terbuka, dan seorang dokter keluar dengan wajah tegang. Dante langsung menghampiri. “Bagaimana Belle? Bagaimana anak saya?” cecarnya tak sabar.Dokter itu menelan ludah sebelum menjawab. “Tuan Hudson, kondisi Nyonya Hudson ... mengalami komplikasi. Tekanan darahnya turun drastis, dan terjadi pendarahan hebat. Kami berusaha mengendalikan situasi, tetapi—”“Katakan dengan jelas!” potong Dante, matanya membara. “Apa maksudnya’?!”Dokte

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status