Dalam Genggaman Tiran Tampan

Dalam Genggaman Tiran Tampan

last updateLast Updated : 2025-06-01
By:  Dama MeiUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
95Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kehidupan Belle Monaghan berubah drastis ketika dia secara tidak sengaja menampar Dante Hudson, pewaris kaya raya dan tiran penguasa. Menggunakan pengaruhnya, Dante menjadikan Belle target intimidasi.... Lantas, bagaimana nasib Belle? Belum lagi, jika Dante terjebak dalam permainannya sendiri dan menjadi sangat terobsesi pada Belle....

View More

Chapter 1

Bab 1 Pesta Mewah

Bab 1 Pesta Mewah

Belle Monaghan berdiri di sudut ruangan, mengenakan gaun hitam sederhana. Mungkin cocok dengan perannya sebagai seorang asisten eksekutif. Bukan sebagai seorang tamu yang datang menikmati kemewahan malam ini. 

Belle menarik napas dalam-dalam, mencoba mengatasi rasa gugup. Dia tidak terbiasa berada di tengah keramaian seperti ini. Tempat orang-orang kaya dan berpengaruh saling memamerkan status mereka.

Namun, sebagai asisten eksekutif Nate Whitmore—COO perusahaan tempat Belle bekerja, dia harus bertahan. Tugasnya adalah memastikan segala kebutuhan atasannya, Nate, terpenuhi sepanjang malam.

Nate—pria berusia tiga puluhan dengan senyum percaya diri, berdiri beberapa meter darinya. Pria itu sedang berbincang dengan seorang investor potensial. Sesekali Nate melirik ke arah Belle, memberinya isyarat saat dia membutuhkan sesuatu.

Belle melangkah mendekat dengan iPad di tangan. Dia mencatat jadwal dan rincian percakapan yang harus dia ingat untuk dilaporkan pada Nate nanti.

“Pak Whitmore, minuman Anda,” ucap Belle sambil menyerahkan segelas anggur merah pada Nate.

"Terima kasih, Belle," jawab Nate singkat sebelum kembali fokus pada pembicaraannya.

"Belle," Nate memanggil dengan suara keras, melambai ke arah Belle dari sisi ruangan.

Belle nyaris tidak sempat menarik napas panjang sebelum Nate Whitmore memanggilnya lagi. Belle berdiri di dekat meja prasmanan yang penuh dengan makanan mahal, tetapi jelas hidangan itu bukan untuknya.

“Ya, Pak?” Belle mendekat.

"Aku butuh daftar investor dari proposal yang aku kirimkan minggu lalu," kata Nate cepat. "Dan ... minumanku sudah hampir habis. Jangan sampai kosong lagi,"

"Baik, saya akan segera mengurusnya," jawab Belle.

"Dan, Belle … “

Belum selesai Belle mencatat instruksi pertama, Nate kembali memanggilnya.

“Cari tahu apa yang disukai Nyonya Goldstein. Dia tampaknya terkesan dengan portofolio kita, tapi aku ingin tahu apa yang benar-benar memikatnya. Bicara dengan asistennya jika perlu," pinta Nate cepat.

Belle mengangguk lagi, menahan desahannya. Dia berjalan cepat ke arah bar untuk mengambil minuman baru untuk Nate. Lalu mulai mengetuk iPad di tangannya, mencari informasi investor yang Nate minta. Malam ini Belle merasa seperti pelayan pribadi, bukan asisten eksekutif yang seharusnya diberi tanggung jawab yang lebih profesional.

 "Oh, dan satu hal lagi, Belle,” seru Nate ketika Belle mendekat dengan segelas minuman di tangan. “Pastikan kursiku dipesan untuk sesi presentasi besok pagi. Aku tidak ingin duduk di belakang,"

"Baik, Pak Whitmore," ulang Belle, menambahkan tugas itu ke daftar panjangnya.

Setelah menyerahkan minuman, Belle menghela napas pelan ketika Nate berpaling darinya. Sekilas, Belle melihat bayangannya di salah satu cermin besar di ballroom. Wajahnya tampak lelah. Tapi dia harus tetap bertahan, demi membantu perekonomian keluarganya yang kacau akibat ayahnya yang kalah bertaruh.

***

Belle menyandarkan punggung ke sofa di ruang belakang. Mencoba mengistirahatkan kakinya yang mulai pegal setelah berjam-jam berdiri dan mondar-mandir memenuhi perintah Nate Whitmore.

Dia membuka botol air mineral yang ditemukannya di meja kecil di sudut ruangan dan meneguknya pelan. Kemudian Belle menghela napas cukup keras. Cara yang dia lakukan untuk melepas penat.

“Aku tidak paham kenapa kita masih repot mengadakan acara seperti ini,” Suara seorang pria terdengar jelas dari balik pintu yang sedikit terbuka.

“Ya, benar,” Tambah suara wanita. “Tapi paling tidak, kita bisa melihat siapa yang benar-benar layak untuk berada di sisi kita dan siapa yang cuma beban,”

Belle menegakkan tubuh, alisnya bertaut. Rasa ingin tahunya mendorong Belle untuk diam di tempat. Telinganya tajam menangkap setiap kata.

“Orang-orang kelas bawah itu … ” Suara pria lain menyela, kali ini lebih lantang. “Mereka memang diciptakan hanya untuk bekerja keras. Mereka tidak lebih dari alat untuk melayani kita, para konglomerat. Tanpa kita, mereka tidak akan tahu apa yang harus dilakukan dengan hidup mereka,”

Tawa pecah, menciptakan gema menyakitkan di telinga Belle. Dadanya terasa panas, dan genggaman tangannya pada botol air semakin kuat.

“Oh, jangan lupakan asisten-asisten yang selalu melayani di acara seperti ini,” Wanita itu melanjutkan. “Lihat saja mereka, sibuk berlari ke sana kemari seperti semut. Mereka bahkan tidak sadar betapa menyedihkan mereka,”

“Betul sekali,” Pria pertama menyahut dengan nada angkuh. “Orang-orang seperti itu tidak punya tempat di dunia kita. Mereka hanya layak berada di pojokan, menunggu perintah,”

Belle tidak bisa menahan diri lagi. Tubuhnya menegang dan matanya menatap tajam ke arah pintu yang sedikit terbuka. Setelah merapikan gaunnya, dia berdiri. Dengan langkah yang mantap, Belle melangkah ke arah pintu.

***

Di dalam ruangan, empat pria dan satu wanita langsung menoleh ketika pintu terbuka. Percakapan mereka berhenti seketika dan beberapa dari mereka tampak terkejut.

“Belle?” Nate Whitmore adalah yang pertama berbicara. Dia memandang Belle dengan dahi berkerut.

Belle menatap Nate dengan dingin, lalu mengarahkan pandangannya ke seluruh ruangan. “Saya tidak bermaksud mengganggu, tapi saya kebetulan mendengar pembicaraan kalian semua,”

Wanita di antara mereka, mendengus pelan. “Lalu?” Dia memandang Belle dari atas sampai bawah. “Kau asisten siapa?”

Belle tidak menjawabnya langsung. Sebaliknya, dia menatap ke arah Nate. “Pak Whitmore, saya ingin bertanya satu hal,” ujar Belle. “Apakah Anda juga setuju dengan pendapat bahwa orang-orang seperti saya, yang bekerja keras untuk Anda, hanyalah alat untuk melayani Anda?”

Ruangan itu menjadi sunyi. Nate tampak canggung. Dia bahkan sedikit memalingkan wajah, enggan menatap Belle.

“Kau benar-benar berani, ya?” Salah satu pria dengan tubuh paling besar, bersuara. Dia berjalan mendekati Belle.

Ketika jarak mereka dekat, Belle bisa melihat betapa jauhnya perbedaan tinggi mereka. Pria itu menunduk menatap Belle, sambil menyeringai.

“Apakah ucapan kami keliru? Pentingkah untuk orang-orang sepertimu?” tanya pria itu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
CLorisia CA
dante mirip tao ming tze Eddy mirip Hua zi Lei cerita nya mirip metero garden cuma di ubah ke versi beda.
2025-05-31 04:16:27
2
default avatar
lobeger374
Huah 2 hari marathon 89 episode. Semangat lanjut author
2025-05-29 23:39:24
1
default avatar
lobeger374
Aaaaa bagussss.. semangat author. Sabar ya kalo nanti aku spam komen hihi
2025-05-28 09:25:41
1
95 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status