"Ohhh Antonio...ini Akhhhh"Kalimat demi kalimat yang meluncur di Balik bibir Nayla semakin menambah hasrat dan nafsu didalam diri Bram, laki-laki tersebut semakin mengencangkan pompahan nya."Oh sayang, kau masih sempit dan begitu nikmat, ohhhh." dia memuji Nayla berkali-kali selama sesi percintaan mereka dimana laki-laki tersebut berkali-kali membiarkan milik nya menghujam inti Nayla tanpa jeda.Entah berapa lama waktu berlalu hingga akhirnya Nayla merasakan dibawah sana seolah-olah akan ada yang tumpah, perempuan itu semakin menggila dengan teriakan-teriakan kecilnya, membuat Nayla semakin bersemangat memompanya dengan sempurna.Hingga akhirnya bisa Nayla pastikan sesuatu terasa akan kembali tumpah dibawah sana."Antonio...aku ingin keluar lagi." Desah Nayla sembari mengencangkan pegangan nya di lengan Antonio."Aku juga akkhhhh." Antonio menjawab sembari mengencangkan pompahan nya, sengaja menghujam inti Nayla dengan keras dan dalam.Hingga akhirnya Nayla benar-benar merasa dia ti
Perusahaan DominicRuang kerja Dominic.Jeslin boleh sedikit bernafas dengan lega karena kakak ipar nya cukup sibuk dengan pekerjaan nya sejak pagi tadi, dia pikir itu artinya tidak ada pemikiran mesum yang terjadi pada otak laki-laki tersebut saat ini dan itu mampu membuat Jeslin menarik nafasnya dengan lega dan baik.Dia bahkan terlihat fokus mencoba untuk memahami beberapa berkas yang diberikan oleh laki-laki tersebut kepada dirinya sejak pagi tadi gimana Dominik memintanya untuk mempelajari beberapa berkas sebelum dia benar-benar terjun menjadi sekretarisnya.Gadis itu berusaha untuk mempelajari dengan baik mayatnya sebagai seorang pekerja yang berusaha untuk menjadi profesional di dalam bidangnya. anggap saja dia sedang latihan dengan keadaan, dimana Jeslin berpikir satu hari setelah dia pergi dari sana ke depan nya dan berhasil menghindar dari Dominic dia pasti mampu melakukan banyak hal karena telah mempelajari apa yang harus dia pelajari sejak dini."Aku akan menandatangani be
Jeslin langsung membuang pandangannya, dia pikir apa yang dia pikirkan, Jeslin menggelengkan kepalanya dengan cepat."Apa yang aku pikirkan?." Batin Jeslin."Mungkin aku akan pergi sendiri untuk mengurusi persoalan ini jika semua tidak selesai tepat pada waktunya, 2 * 24 jam aku akan menunggu kabar dari kalian" suara Dominic kembali terdengar."Baik tuan" laki-laki yang ada di hadapan Dominic langsung menjawab dengan cepat sembari menundukkan kepalanya."Aku pikir ini adalah jam makan siang, anda dan istri anda sepertinya belum mendapatkan makan siang, tuan" dan sebelum laki-laki itu beranjak pergi di berusaha untuk mengingatkan Dominic. seolah-olah laki-laki tersebut tahu betul dengan kebiasaan buruk dari atasannya itu.Dan ketika Dominik mendengar laki-laki itu bicara soal makan siang seketika dia cukup terkejut dan langsung menoleh ke arah jam yang ada di pergelangan tangannya."Oh shit" seketika laki-laki tersebut mengumpat di dalam hatinya.Dominic pikir pekerjaan yang menumpuk
Mansion utama keluarga Jeslin,Makan malam."Jadi benar-benar akan pergi ke Swiss dan menyelesaikan proyek kerjasama disana?."Suara ayah Jeslin terdengar membaca keadaan di tengah makan malam semua orang."iya, jadi pa." Dominic menjawab seadanya."Itu...aku pikir ini memasuki cuaca musim dingin di sana, aku agak kesulitan jika menghadapi cuaca dingin, aku butuh tempat yang hangat dan bisa terserang demam atau bersin-bersin setiap kali ya berhadapan dengan cuaca ini terlalu dingin." Jeslin mencoba untuk mengambil kesempatan bicara sebenarnya dia ingin menolak ajakan dari kakak iparnya tersebut, mencoba menggunakan alasan atas kelemahannya agar dia tidak berangkat pergi bersama kakak iparnya tersebut.Mendengar apa yang diucapkan oleh jeslin, membuat Dominic agak menaikkan ujung alisnya."Ini bukan persoalan rumit, jangan khawatir soal apapun, kita akan mencari tempat tinggal yang cukup nyaman di mana tempat tersebut terdapat penghangat ruangan yang cukup ekstra dan juga perapian di d
mendengar apa yang diucapkan oleh kakak ipar nya soal kamar yang kursi sahaya tinggal satu jelas aja membuat perempuan itu mendengus dengan kesal dan menatap kearah laki-laki tersebut dengan tatapan tidak percaya, Jeslin langsung mendengus kemudian dia berusaha untuk menghela nafas nya kasar." mana mungkin hotel sebesar ini tidak menyisakan kamar," dia jelas aja tidak mempercayai ucapan kakak ipar nya, dia pikir laki-laki itu pasti membohongi diri nya." aku akan pergi untuk memastikan ya kembali dan aku yakin apakah mendapatkan kamar kosong untuk aku tempati nanti " dia jelas aja bersikeras menatap kearah dominic dengan tatapan tidak suka.Jeslin percaya jika dia pasti bisa mendapatkan kamar kosong di hotel berbintang lima tersebut, perempuan itu yakin itu hanya akal akal-akalan dari kakak ipar nya, dominic sengaja ingin membelenggu dirinya, sengaja mendapatkan satu kamar untuk mereka dan ingin membuat dia cukup kesulitan dengan keadaan.Dia yakin laki-laki tersebut pasti membuat da
"Kamu ingin menyulitkan diri mu sendiri?," Dominic bertanya cepat, cukup tidak suka mendengar apa yang diucapkan adik iparnya.Tidur di kursi sofa jelas saja terdengar tidak baik, itu sangat buruk menurutnya. Lagi-lagi itu pikir sangat sulit sekali membuat adik iparnya menuruti apa keinginannya."Lebih menyulitkan lagi jika aku tidur di kursi sofa, berhentilah membuat ku tersudut dan tidak memiliki pilihan lain kak, kau dan aku adik dan kakak ipar, jangan membuat ku terus merasa bersalah dan jijik dengan diri ku sendiri," entahlah Jeslin hanya merasa kesal dengan keadaan, dia pikir Dominic selalu saja berhasil menyudutkan dirinya dengan berbagai macam cara.Tinggal satu kamar jelas sangat menyulitkan, Apalagi jika mereka harus berbagi kasur dan tidur bersebelahan dia jelas takut kembali lagi-lagi laki-laki itu akan mengukung dirinya dalam cengkramannya dan dia benci hal ini."Aku masih berusaha untuk menghargai pernikahan kamu dan kak Nayla." Lanjut Jeslin lagi kemudian."Setidaknya
Lewat tengah malam,Hotel xxxxxxxxx,Swiss.Cuaca Swiss terlihat mulai tidak baik-baik saja, musim dingin jelas telah menebal, salju bahkan terlihat turun dengan deras di balik kaca jendela kamar hotel yang mereka tempati. laki-laki tersebut menatap kearah Jeslin yang sudah terlelap sejak tadi di atas kasur empuk mendominasi berwarna putih, dia tahu adik iparnya jelas lelah dalam perjalanan panjang ditambah cuaca dingin membuat semakin lelap tidur Jeslin saat ini.Dominic tampak bergerak mendekati Jeslin, memilih duduk di sisi kanan di mana perempuan tersebut terlelap saat ini, pandangan matanya sama sekali enggan lari, menikmati wajah cantik dalam balutan usia muda dan bulu mata lentik juga lesung pipi yang selalu membuat nya tergila-gila.Laki-laki tersebut secara perlahan menggerakkan jemari-jemari dari tangan kanan kokohnya tersebut, menyentuh lembut permukaan rambut Jeslin secara perlahan, merapikan anak-anak rambut dan beberapa lembar rambut yang menutupi wajah cantik adik iparn
hotel xxxxxxxxx,pusat kota,Swiss.Jeslin menggeliat pelan didalam tidurnya saat dia merasakan sesuatu yang basah dan dingin menyentuh bibirnya, membuat perempuan tersebut mengernyitkan dahi nya untuk beberapa waktu. Tapi sayangnya rasa kantuk masih menghantam dirinya, membuat perempuan itu mencoba kembali menenggelamkan dirinya dalam tidurnya.Tapi kali ini rasa basah dan dingin di bibirnya berubah menjadi hangat dan penuh, sesuatu seolah-olah menenggelamkan bibirnya begitu dalam di ikuti sebuah sentuhan yang mulai menjelajahi bagian perutnya secara perlahan. Kini dalam percobaan kesadaran penuh Jeslin berusaha membuka bola mata nya, membuat Jeslin sadar jika Dominic sudah ada di atas tubuh nya."Kak?," Jeslin terkejut, dia langsung berusaha memundurkan tubuhnya saat menyadari telapak tangan laki-laki tersebut sudah menyentuh lembut dada kanan nya."Sulit sekali membangunkan kamu Jess," dan seperti tanpa dosa Dominic berkata seperti itu, melepaskan genggaman nya pada dada Jeslin dan