Dafa bengong. Lebih tepatnya syok.āMukanya jangan galak gitu, ini siaran langsung. Enggak bisa diedit-edit.ā Senja membisikkan itu di telinga Dafa. Dia memberikan Dafa bunga itu, dengan senyum yang sok menawan.Orang-orang semakin histeris. Dafa langsung tersenyum, seolah sangat bahagia. Padahal mah jangan ditanya deh, keselnya luar biasa.āMakasih, bunganya bagus bangat.ā Ngapain Senja di sini? Rony enggak bilang kalau Senja juga bakalan datang.āCieee, yang grogi,ā celetuk Ayung.āPutri, maaf ya aku datang terlambat, jangan marah lagi.āāIya.ā Senja mengusap-usap rambut Dafa dari belakang, satu helai rambut Dafa fitarik sama dia hingga kecabut.Kamvreett, sialan kau Senja!āUdah Daf, baikan lah sama Senja,ā ucap Yoyo seolah memohon.Kenapa jafi Dafa dan Senja? Kan ceritanya putri sama pangeran. Gimana sih? Plin plan nih, acara. Senja memeluk Dafa sesaat.Eh eh ehhhh, apa-apaan ini. Tidak ada di script kalau ada adegan peluk-pelukkan.Penonton lagi-lagi dibuat heboh. Dafa merangkul
Seharusnya Rony, sang manager yang juga belum laku itu, tidak hanya menyodorkan tawaran pekerjaan, tapi juga laki-laki yang sepadan denganku.Ah, pikiran Dafa jadi melantur ke mana-mana, kan. Tapi untung saja dia juga belum laku, tidak adil rasanya kalau dia bisa mendapat perhatian dari pacarnya, sedangkan Dafa? Merana sendiri. Tentu saja itu tidak boleh terjadi. Kembali lagi ke masalah film di Thailand, judulnya āTHE SECRETā. Dafa akan beradu akting dengan aktor pendatang baru. Menurut Rony, orangnya ganteng.Tetapi selera Rony juga harus dipertanyakan soal mana yang bisa dibilang ganteng, mana yang enggak. Contohnya sajaābagi RonyāSenja itu ganteng.Ck, ganteng dari mana, coba? Jangan-jangan dia fans sejati Senja? Dasar pengkhianat, batin Dafa yang kesal sendiri dengan pikirannya. āDaf, ada pengusaha yang minta kamu menemani dia, satu malam.ā Tentu saja yang berbicara itu, Rony.Mendengar itu, Dafa merasa ada yang aneh. perka
Hari ini Dafa, Rony dan asistennya kembali ke Jakarta. Saat di Jakarta nanti, tentu saja tidak ada waktu bagi Dafa untuk beristirahat. Dia akan melakukan pemotretan untuk salah satu produk makanan.Lelah rasanya, tapi Ronyāmanager matreāitu selalu mengingatkan Dafa agar saldo rekeningnya semakin bertambah. Dafa memiliki keinginan untuk mendirikan rumah produksi sendiri. Jadi saat sudah tua dan tidak bisa lagi bermain film, dia masih punya sarang duit yang lain.Mereka tiba di Bandara. Dafa memakai masker dan kaca mata hitamnya agar orang-orang tidak ada yang mengenalinya. Dia lagi malas untuk berfoto-foto dan memberikan tanda tangan, juga beramah tamah. Sopir sudah menunggu kedatangan mereka, dan langsung membantu membawa dua koper Dafa. Setelah ada di dalam mobil, Dafa melepaskan kaca mata hitamnya dan masker."Kita makan dulu, lapar banget aku.""Mau makan apa?""Ikan bakar."Satu setengah jam kemudian mereka tiba di
Dafa pergi ke Thailand subuh ini. Dua hari lagi dia akan memulai syuting pertamanya. Ini adalah film pertamanya yang perdana sebagai hantu.Bayangkan saja, hantu!Rony terus saja meyakinkan dirinya kalau ini akan menjadi dobrakan baru dalam karirnya."Awas saja ya, kalau si Japur itu malah menertawakan aku.""Dia tidak akan menertawakan kamu, selama akting kamu bagus dan sangat memuaskan.""Akting aku memang selalu bagus dan memuaskan, tapi kamu tahu sendiri lah, bagaimana si Japur itu, gak jelas. Dia selalu saja mencari celah untuk menjatuhkan aku.""Aku yakin, kali ini dia akan kagum dan terpesona padamu.""Kagum dan terpesona pada seorang hantu?"Rony menutup mulutnya rapat-rapat. Bicara dengan Dafa, apalagi yang menyangkut Senja, akan selalu salah di mata gadis itu.Mereka akhirnya tiba juga di negara tujuan. Sudah ada supir yang menunggu kedatangan mereka. Barang-barang yang dibawa oleh Dafa cukup banyak.Mereka diantar ke apartemen yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama
Seorang perempuan muda dan cantik sedang menikmati potongan buah dan melihat pemandangan dari jendela kondominium mewahnya.Nama Dara Fazia, yang dipanggil Dafa oleh para fansnya.āDaf, kamu dapat tawaran main film. Judulnya āMr. Bodyguardā" ucap Rony, manager Dafa.āCeritanya tentang apa?āāTentang dua bersaudara, Dira dan Disa, anak seorang pengusaha yang dikawal oleh pria yang bernama Adrian. Kamu yang jadi Disaāadiknya Dira. Rencananya, Dira akan diperankan oleh Mila Yusuf.āāTerus, yang jadi Adrian siapa?āāHmmm...itu, Senja Purnama.āāHah, enggak salah? Memangnya dia bisa akting?āāYa kalau enggak bisa, enggak mungkin dipilih, dong.āāKan modal tampang. Aku enggak mau ah, kalau main film sama dia!āāJangan ditolak! Bayarannya mahal loh, sudah gitu film ini karya Roze. Dia itu penulis terkenal, karya-karyanya selalu mendapat penghargaan. Ini kan buat popularitas kamu juga. Dua hari lagi ada meeting sama sutradara, produser dan pemain lainnya. Aku jemput kamu jam tujuh malam. Ini
Satu bulan sudah Adrian melatih Dira dan Disa. Dan selama satu bulan ini mereka mencari cara bagaimana agar Adrian dipecat oleh papa mereka.āJangan dikira kamu bisa seenaknya, hanya karena papa percaya sama kamu.āAdrian menatap tajam pada Disa.āAku bisa melatih kalian dengan cara aku sendiri. Pak Alex sudah mengizinkannya. Sekarang jangan banyak bicara, kita mulai lagi latihannya.ā Adrian menggendong Disa dan BYURR ...āCUT!ā kata sutradara.āSen, aku kan belum kasih aba-aba. Itu si Dafa jangan langsung dilempar ke kolam renang,ā lanjutnya.Dafa naik ke sisi kolam renang. Beberapa kru mencoba membantu Dafa yang terlihat kesusahan dan memberikan gadis itu handuk untuk mengeringkan badan.āBukannya tadi sudah?ā tanya Senja.āBelum! Sudah, kita ulang lagi. Itu si Dafa keringkan dulu semuanya,ā perintah sang sutradara.Setelah semuanya kering dan penampilan Dafa sudah normal lagi, pengambilan adegan dimulai lagi. Senja menggendong Dafa dan BYURR ....āCUT!āāSorry, tanganku kesemutan.
āKamu apaan sih, kok namparnya benaran?ā tanya Senja.āCUT! Ada apaan sih? Lagi seru-serunya juga!ā tanya sutradara memberengut kesal.āKamu tampar Senja benaran, Daf?ā tanya sang sutradara lagi.āSorry, aku terlalu menghayati karakter. Lupa kalau ini cuma akting.āāYa sudah, mulai lagi.āDisa mengangkat tangan kanannya dan melayangkannya pada Adrian. Adrian memegang tangan kanan Disa dan PLAK ... Disa menamparnya dengan tangan kiri.āWOOOIIII ...!ā teriak Senja.āCUT! Kalian ini kenapa sih?ā sutradara semakin kesal karena harus berhenti lagi.āBukan salah aku. Dia tiba-tiba pegang tangan aku. Aku jadi refleks pakai tangan kiri.ā Dafa membela diri, tentu saja tidak ingin disalahkan.āKamu kenapa sih, Ja? Kan enggak ada adegan kamu menahan tangan Dafa.āāLagian dia kayak mau nampar benaran.ā Senja terlihat sangat kesal kepada perempuan yang menjadi kawan mainnya itu.āCobalah yang benar, kalian ini!āYes yes yes ... rasain tuh, tamparan aku. Ahayyyy!Dafa menunduk, tersenyum senang. Di
Dira dan Disa menunggui papa mereka di rumah sakit. Ruang VVIP itu dijaga ketat oleh lima orang anak buah Adrian. Dira dan Disa selalu mendapatkan laporan rutin dari Alvin, dan besok Dira, Disa dan Adrian akan keluar kota, ke tempat tanah sengketa yang dibeli oleh perusahaan papa mereka.Dira dan Disa terlihat sangat sedih saat memandangi wajah papa mereka yang pucat. Pria beruban namun masih terlihat gagah tersebut masih belum sadarkan diri hingga saat ini. Adrian memandangi wajah pria tua yang terbaring lemah tersebut. Saya berjanji akan melindungi kedua putri Anda, Tuan. Dira dan Disa belum pernah terlihat sesedih ini. Mereka berdua dibesarkan oleh ayah mereka tanpa kasih sayang seorang ibu, yang lebih dulu pergi meninggalkan mereka karena penyakit gagal ginjal.Saat itu Dira masih berumur tujuh tahun, sedangkan Disa berumur empat tahun. Karena keterbatasan ekonomi, papa mereka tidak dapat memberikan pengobatan terbaik. Saat itu papa mereka hanya buruh harian di proyek perumahan. S