Share

10. Aduan Bi Nia

Sesorean itu, Nisa hanya memperhatikan Lana main dari jarak jauh, karena anak itu tidak memperbolehkannya mendekat. Sepertinya, Lana masih marah kepada Nisa mengenai di sekolah tadi.

Lana memang anak yang pendendam, dia melakukan itu karena masih malu kepada Nisa, sebab wanita itu menggendongnya pagi-pagi dan menepuk-nepuk pantatnya, hal yang tidak pernah dirasakannya dengan ibu kandungnya sendiri. Dia merasa bersalah karena merasa nyaman, merasa bersalah terhadap ibunya.

"Den Lana, Aden mau sekolah tidak? Di sekolah nanti, Aden akan banyak teman. Jadi bisa menulis, membaca, juga berhitung." Nisa mencoba menarik perhatian anak kecil itu lagi, namun Lana masih asik dengan mainan legonya.

"Atau, Den Lana mau latihan dulu sama saya, kita beli alat tulisnya dulu, bagaimana?" Sambung Nisa semakin mendekat dan memasang beberapa lego yang dapat dijangkaunya.

Lana yang tadinya berusaha tidak mempedulikan Nisa, meliriknya sebentar sebelum membuang pandangannya ketika Nisa juga menatapnya.

Nis
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status