Share

Bab 17

Zyan dan Zahra sontak menoleh ke belakang, ke arah suara. Keduanya terkejut kala melihat Rania berdiri sambil bersedekap dan memberikan tatapan tajam pada mereka. Wanita paruh baya itu masih mengenakan pakaian olahraga karena baru pulang dari joging di sekitar kompleks rumahnya.

“Tentu saja kami pulang, Ma.” Zyan akhirnya menjawab pertanyaan sang mama.

“Bukannya kalian seharusnya masih menginap di hotel sampai besok?” cecar Rania.

“Aku dan Zahra bosan di kamar terus, Ma. Kami ‘kan juga harus bekerja,” sahut Zyan.

Rania berdecak. Dia menggeleng berulang kali. “Zyan, kalian itu ‘kan baru menikah. Harusnya sekarang kalian itu sedang manis-manisnya mereguk madu cinta. Maunya berduaan di kamar terus, bukannya malah ingin kerja.”

"Kami 'kan masih bisa berduaan nanti malam atau saat istirahat siang, Ma. Iya 'kan, Ra." Zyan memeluk pinggang Zahra untuk meminta dukungan.

Zahra tersentak saat pinggangnya tiba-tiba dipeluk. Namun gadis itu lekas menguasai diri. "Iya, Ma. Saat ini kami juga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status