Tuti dan Gita saat ini tinggal di rumah kakak Tuti yang ada di kawasan padat penduduk. Tuti memaksa tinggal bersama kakaknya karena dirinya dan Gita sudah tidak mempunyai sepeser pun uang."Ti, kapan sih kamu sama si Gita keluar dari rumahku?" Kakak Tuti yang bernama Leni berkata dengan jengkel. Kini mereka tengah duduk di kursi makan untuk sarapan. Terlihat hanya ada menu tempe goreng yang terhidang di meja makan."Aduh Len, kok kamu gitu sih sama adik sendiri?" Tuti mendelikan matanya tidak suka."Bukan gitu. Kamu sama Gita di sini tuh jadi beban Mas Zenal. Kamu tahu kan suamiku cuma kuli angkut di pasar. Beban kita udah berat, Ti. Di tambah ada kamu sama Gita di sini. Otomatis mas Zenal sekarang harus nafkahin kalian. Beban kita semakin berat," Leni mengeluarkan unek-uneknya. Apalagi Leni melihat sikap Gita dan Tuti yang bak ratu membuat hatinya semakin jengkel. Keduanya tidak pernah membantu Leni untuk membereskan rumah. Bahkan bekas makan dan minum Tuti dan Gita pun, Leni yang m
Reuni SMA bergengsi yang akan Kenzo dan Riani hadiri diadakan di salah satu hotel bintang lima yang ada di Gianyar. Maklum saja, SMA tempat Kenzo dan Riani bersekolah adalah SMA yang terkenal mahal. Riani bisa masuk ke sana karena ia merupakan siswa yang berprestasi dari SMP nya berasal. Selain itu, Riani pun diberikan beasiswa di sekolah yang memang terkenal untuk kalangan kelas atas itu. Hampir semua lulusan dari sana pasti melanjutkan pendidikannya ke universitas. Hanya Riani yang tidak memiliki kesempatan mengecap pendidikan di universitas.Kenzo memberikan sebuah gaun cantik nan mahal keluaran dari brand ternama untuk Riani kenakan malam ini. Selain itu, Kenzo juga mendatangkan MUA, hair do yang terkenal dari pulau dewata. Kenzo melakukan itu karena ia tahu Riani tidak memiliki gaun pesta dan tidak pandai merias dirinya sendiri. Kenzo hanya berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan wanita itu.Kenzo sendiri tampil sangat menawan dengan jas yang membalut tubuh atletisnya. Penampilan
Riani melangkahkan kakinya masuk ke dalam ballroom dengan tidak percaya diri. Apalagi drees barwarna ungu tanpa lengan begitu mengekspose bahunya yang mulus. Kaki jenjang dan putihnya pun terekspos karena panjang dress itu hanya sampai lutut. Hair do yang Kenzo sewa tampak menghias kepala wanita itu dengan headpiece dan mengcurly rambut panjang Riani. "Apa dia Riani? Si anak ODGJ?" Bisik-bisik orang yang ada di dalam ballroom melihat Riani melangkahkan kakinya masuk. Tangan Riani terlihat memegang tas kecil keluaran d*ior terbaru. Semua orang terbelalak melihat penampilan Riani yang amat cantik dan sempurna itu."Dia cantik sekali!""Gaunnya pasti mahal!""Itu bukankah tas keluaran di*or?""Rambutnya sangat indah.""Si upik abu jadi cinderella sekarang.""Tubuhnya sangat putih dan indah.""Roda kehidupan memang berputar ya?""Dari mana dia mendapatkan uang untuk barang-barang branded itu?""Pasti dia sukses sekarang!"Itulah ucapan teman-teman yang dilayangkan ketika melihat penampi
Kenzo melepaskan tautan tangannya di pinggang Shakilla begitu MC mengumumkan jika sesi dansa sudah berakhir. Shakilla terlihat enggan untuk melepaskan tangannya di leher pria jangkung itu. Ia seolah tidak rela harus berjauhan dengan Kenzo, apalagi saat ini mereka jadi pusat perhatian. Banyak yang menilai jika Shakilla dan Kenzo adalah pasangan yang sangat serasi. Mereka tampan dan cantik, juga berasal dari keluarga konglomerat."Ayo, Sha!" Kenzo membuyarkan tatapan Shakilla ke arahnya. Entah mengapa Kenzo menjadi agak kurang nyaman dengan bahasa tubuh Shakilla. Apalagi saat berdansa tadi wanita itu terus membusungkan dadanya agar menempel dengan dada Kenzo. Shakilla seakan berubah. Shakilla dulu yang sulit untuk ditaklukan terasa sangat mudah didapatkan saat ini."Oh iya ayo!" Pipi Shakilla bersemu merah. Kemudian wanita itu berjalan sembari menggenggam tangan Kenzo. Riani yang berjalan di belakang mereka hanya menatap nanar tautan kedua tangan itu.Rundown acara selanjutnya adalah m
PLAKKK!!Jovita menampar wanita cantik itu dengan keras. Membuat orang-orang yang ada di sana terlonjak kaget. Terutama Kenzo. "Kenapa kamu tampar aku?" Riani memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari Jovita."Kamu emang pantes dapetin itu. Dasar cewek murahan!" Jovita menatap Riani dengan penuh amarah. Kenzo hendak maju untuk menjauhkan Jovita dari Riani."Biarin aja!" Shakilla menahan tangan Kenzo yang akan melerai keduanya."Dasar emang wanita j*lang!!" Hina Dimas pada Riani. Kenzo mengepalkan tangannya. Kenzo sangat marah mendengar hinaan yang Dimas berikan untuk Riani. Bukankah yang pantas menyebut wanita itu j*lang adalah dirinya sendiri? Tapi mulut Kenzo seakan membisu. Diirinya takut Shakilla mengetahui rahasia gelapnya bersama Riani."Dasar wanita tidak tahu malu!" Hina Dimas lagi."Diam kamu pria berengsek!!" Riani berteriak."Dan kamu!!" Riani menunjuk wajah Jovita. Kemudian tanpa terduga Riani menampar pipi Jovita dengan sangat keras."Kurang ajar!!!' Jovit
Kenzo semakin meradang ketika melihat rekaman CCTV yang menampilkan jika Dimas lah yang mengganggu Riani dan juga secara harfiah melecehkannya secara verbal. Kenzo keluar dari ruangan operator CCTV. Bergegas ia langsung berjalan kembali ke area ballroom. Senyuman licik terus terulas di bibirnya. Entah apa yang ia rencanakan. "Kamu dari mana aja?" Shakilla menatap Kenzo penuh tanya. Pasalnya pria itu menghilang dalam waktu yang lumayan lama untuk ukuran orang yang pergi ke toilet."Dari toilet," jawab Kenzo dengan sedikit kesal karena Shakilla terlihat semakin posesif padanya."Bener. Tadi wanita jalang itu godain Dimas!' Kenzo mendengar Jovita terus menghina dan menjelek-jelekan Riani pada semua orang yang ia temui."Aku juga heran sih, Jo! Dia dapet barang-barang branded dari mana? Pasti lah ngangkang ke om gadun!" Teman Jovita lain tertawa. Kenzo semakin jengkel mendengarnya, dirinyalah yang membeli Riani, bukanlah om-om seperti yang mereka tuduhkan."Iyalah. Dapet dari mana? Dia c
Kenzo mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh. Pikirannya seakan penuh dengan Riani. Di mana gadis itu? Kenzo seolah tidak menyadari segala kecemasan dan kegundahan hatinya untuk Riani. Tanpa mereka sadari, mereka sudah semakin dekat. "Di mana dia?" Kenzo terus menggerakan setirnya untuk mencari wanita yang telah ia beli itu.Sementara itu, Riani terus melangkahkan kakinya tanpa tujuan. Ia tidak tahu di mana dirinya saat ini. Pulau dewata terasa sangat asing baginya."Aku harus ke mana?" Riani menitikan air matanya. Kemudian ia terduduk dengan lemas di sebuah ayunan yang berada di dekat pantai. Riani dapat mendengar jelas suara deburan ombak yang membuat jiwa dalam dirinya seketika hampa."Bapak lagi apa?" Riani bergumam sembari mengeluarkan ponselnya dari dalam tas branded yang diberikan Kenzo.Lagi lagi ia harus menghirup nafasnya dengan dalam ketika melihat ponselnya mati kehabisan daya."Ya ampun!" Riani mengusap wajahnya. Kemudian ia berdiri dan menghadap ke arah pantai."Aa
Riani membuka matanya. Ia sedikit tersentak ketika melihat sisi kasurnya sudah kosong. Ke mana kah Kenzo? Biasanya pria itu tidak bangun sepagi ini. Jika mereka bercinta, pasti Riani yang akan bangun terlebih dahulu dan segera meninggalkan kamar. Lalu, Kenzo akan keluar dari dalam kamar dan makan di meja makan dengan hening.Riani membangunkan tubuhnya. Ia mengambil kimono handuk milik Kenzo yang ada di dekat kasur. Dengan gesit Riani mengucir rambutnya dan lekas memeriksa kamar mandi."Kenzo?" Panggil Riani. "Sebenarnya di mana dia?" Riani menutup kembali pintu ketika pria arogan itu tidak ada di sana.Mata Riani kemudian terfokus pada pintu balkon yang terbuka. Wanita itu tanpa ragu melangkahkan kakinya menuju balkon. Ia melihat Kenzo sedang asik berbicara dengan seseorang melalui sambungan telfon."Apa ada yang penting?" Riani bergumam karena tidak biasanya Kenzo mengangkat telfon sepagi ini.Riani terus berjalan menuju Kenzo yang sedang duduk memunggunginya."Iya, Sha. Kita berte