Riani Mutia Azahra, seorang gadis miskin yang kerap kali di bully oleh teman-temannya hanya karena dirinya adalah seorang anak dari ayah yang menderita gangguan jiwa. Riani dibully karena sang ayah kerap mengamuk di sekolahnya. Karena himpitan ekonomi yang terus mendera, akhirnya ibu tiri Riani yang bernama Tuti menjual Riani di aplikasi m1chat. Seorang teman dari pria yang bernama Kenzo pun melihat iklan Riani di aplikasi haram itu. Dia memberitahu Kenzo jika gadis yang kerap ia bully itu menjajakan dirinya. Kenzo yang menyimpan benci yang amat besar kepada Riani pun membeli gadis itu. Alasannya adalah untuk menginjak injak harga diri Riani. Rasa benci Kenzo terhadap gadis lugu itu karena Riani berperan besar dalam perpisahan dirinya bersama wanita yang amat Kenzo cintai yang bernama Shakila. Setelah membeli Riani dari ibu tirinya, Kenzo menjadikan Riani penghangat ranjangnya. Kenzo sengaja ingin menjadikan Riani wanita kotor dan akan membuangnya ketika ia sudah bosan . Apakah cinta akan memerangkap keduanya? Atau kah Kenzo akan membuang Riani setelah ia bosan seperti tujuan awalnya?
Lihat lebih banyakRio kini telah dalam tahap penjajakan dengan seorang gadis cantik dan kaya raya yang dikenalkan oleh ayahnya. Ayahnya berkata jika gadis itu adalah pewaris dari perusahaan yang ada di ibu kota. Saat ini Rio dan gadis yang bernama Naya itu tengah makan malam di sebuah restoran fancy."Kamu manis ya?" Naya tersenyum saat ia menilik wajah Rio yang tampak dingin malam ini. Entah mengapa pria itu sangat tidak antusias dengan perkenalan mereka. Hatinya seakan tertinggal di Bali.Rio pikir ia akan segera melupakan Riani. Rio mengira jika perasaannya hanya rasa suka palsu belaka. Setelah mengetahui Riani adalah seorang asisten rumah tangga, dirinya pikir akan melupakan Riani dengan cepat. Baginya tak level sekali sang pewaris perusahaan seperti dirinya berkencan dengan gadis yang hanya seorang asisten rumah tangga. Tapi Rio salah. Riani seolah terus menari-nari di kepalanya dan mengusik hatinya yang paling dalam. Rio terus mengingat Riani. Pria itu tidak pernah seperti ini sebelumnya. Rio men
Flashback....Tuti dan Gita datang ke rumah sakit tempat Andi di rawat. Mereka kecewa tatkala frontliner rumah sakit mengatakan jika Andi sudah pulang ke rumah. "Tolong apa anda tahu di mana suami saya berada? Kami adalah istri dan anaknya. Kami ingin bertemu dengan Pak Andi," Tuti menatap frontliner berjilbab biru muda itu dengan penuh harap."Mohon maaf, Ibu. Data pasien adalah rahasia rumah sakit. Kami tidak bisa memberi tahu di mana alamat pasien. Jika ibu dan adik adalah keluarganya, lantas mengapa kalian tidak tahu di mana yang bersangkutan tinggal?" Selidik Frontliner berwajah cantik itu."Nah itu masalahnya, ayahku dibawa oleh seseorang yang mengaku keluarganya. Padahal beliau sama sekali tidak memiliki keluarga lagi. Justru kami yang harus mempertanyakan kredibilitas rumah sakit ini, mengapa pasien bisa dibawa pulang oleh orang lain?" Gita yang sedari tadi berdiri di belakang Tuti maju beberapa langkah hingga kini ia berhadapan dengan frontliner itu."Semua yang mengambil pa
Kenzo tengah mengemudikan mobilnya menuju apartemen. Pria itu menatap tajam jalanan yang sudah mulai lengang karena malam sudah semakin larut. Kenzo mencengkram kemudi mobilnya, menandakan ada hal yang membuatnya tidak senang. Pria itu kemudian menepi ke pinggir jalan yang ia rasa aman untuk mengangkat panggilan dari seseorang. Kenzo langsung menggeser ikon hijau ketika melihat orang suruhannya menelfon."Bagaimana? Apa sudah ketemu?" Kenzo bertanya dengan dingin."Belum, Tuan," orang di sebrang sana menyahut dengan takut."Lalu, kenapa kamu menelfonku? Dasar bodoh!" Sungut Kenzo dengan kesal."Sepertinya Pak Andi dibawa ke pemukiman yang tidak terjangkau oleh kita," orang kepercayaan Kenzo menjawab dengan takut."Lalu? Mengapa tidak kau jangkau tempat persembunyian ibu dan anak itu? Jangkau tempat di mana dia di sembunyikan!!" Kenzo menaikan suaranya beberapa oktaf."Baik, Tuan.""Dengar! Jika dia tidak ditemukan. Kau dan anak buahmu yang akan berada dalam masalah!" Ancam Kenzo denga
Riani pulang ke apartemennya dengan menggunakan taksi online. Riani yang perfeksionis langsung membereskan apartemen Kenzo yang sedikit berantakan. Seolah tidak ada raut lelah di wajahnya. Gadis itu juga berinisiatif memasak untuk dirinya dan Kenzo. Ia yakin sepulang nanti Kenzo akan kelaparan. Berbalik dengan Riani, Kenzo yang saat ini tengah berada di dalam pesawat dengan Shakilla terlihat sangat resah. Sebelum Kenzo masuk ke dalam pesawat, ia memang menelfon Riani dan mengirimkan banyak pesan. Akan tetapi, gadis itu tidak membalas maupun mengangkat telfon darinya. Kenzo amat khawatir. Apa Riani sekarang sudah sampai di apartemen? Apa penerbangan gadis itu menyenangkan? Sedang apa dia sekarang? Kenzo pun tidak bisa memerintahkan orang-orangnya untuk memberi kabar tentang Riani karena ponselnya sedang berada dalam mode pesawat. Kenzo seolah ingin segera sampai di apartemen dan melihat sendiri Riani ada di sana dengan mata kepalanya."Kamu mikirin apa, Yang?" Shakilla yang tengah mem
Rio terus mengganggu gadis di sebelahnya yang saat ini tengah asyik membaca novel yang belum kunjung usai."Ayo makan!" Ajak Rio ketika pramugari memberikan makanan padanya dan untuk Riani.Riani pun tidak menolak ajakan makan dari Rio karena perutnya saat ini juga sudah keroncongan. Riani pun menutup novelnya, kemudian ia fokus untuk memakan makanan miliknya. Rio memperhatikan Riani yang saat ini tengah menyingkirkan seledri dan juga bawang daun dari atas makanannya. Wajah gadis itu terlihat kebingungan."Ambilah! Makananku tidak ada seledri dan bawang daunnya," tawar Rio, membuat Riani terkejut."Tidak usah," Riani menggeleng. Gadis itu tidak tahu apa yang ditaburkan Rio saat dirinya asyik menyingkirkan kedua bumbu makanan yang membuatnya terganggu."Hey, aku tidak meracunimu," Rio tertawa. Menduga secara akurat apa yang Riani pikirkan.Riani pun menyipitkan matanya. Kemudian ia diam saat Rio tiba-tiba menukar nampan makanan mereka."Makanlah!" Rio tersenyum dengan lembut, membuat R
Riani yang masih berselimutkan selimut putih memalingkan wajahnya saat Kenzo memakai kembali pakaiannya. Mereka baru saja bercinta, tentu saja dengan paksaan dari Kenzo. Saat mereka bercinta, Riani terus memberontak, tapi ia tidak kuasa melawan tenaga Kenzo yang berkali kali lipat lebih besar darinya. Tubuhnya terasa amat lelah dan sakit. Tidak hanya tubuhnya, tapi juga dengan hatinya."Ini tiket pesawat, uang tunai, dan juga ATM untukmu. Aku akan pulang dengan Shakilla. Kita bertemu kembali di apartemenku. Penerbanganmu satu jam lagi. Aku akan mengantarkanmu sekarang ke bandara. Bersiaplah!" Hati gadis itu amat sakit saat Kenzo benar-benar memperlakukannya layaknya jalang di luar sana. Riani tidak menjawab. Ia menggigit bibirnya agar tidak menangis kembali. Riani berdiri tanpa mengatakan apapun dan masuk ke dalam kamar mandi dengan selimut menjuntai yang menempel di tubuhnya. Sesampainya di kamar mandi, tubuh Riani merosot ke lantai. Ia menangis sejadi-jadinya di sana. Riani membeka
Kenzo pulang ke villa dengan raut wajah yang kusut. Ya, tadi memang Shakilla meminta agar mereka pulang bersama meninggalkan pulau dewata, dan itulah yang membuat Kenzo bimbang. Bagaimana dengan Riani? Haruskah Kenzo pulang dengan Shakilla? Perhatian Kenzo teralihkan saat dirinya membuka pintu villa yang tidak di kunci. Hal pertama yang ia cari adalah kehadiran Riani."Ke mana dia?" Kenzo membuka ruangan satu persatu. Tapi nihil, Riani tidak ada di setiap ruangan. Hal itu membuat Kenzo semakin khawatir. Ke mana gadis itu? Kenzo mengusap wajahnya dengan kasar. Kenzo memeriksa lemari yang ada di kamar Riani, dan Kenzo bernafas lega saat baju Riani masih tersimpan dengan rapi di sana.Kenzo pun melangkahkan kakinya ke belakang villa. Kenzo seakan yakin jika Riani ada di sana. Rasa khawatir yang seakan mengganjal di hatinya akhirnya langsung sirna ketika melihat gadis berambut sepinggang itu tengah terduduk di ayunan yang ada di belakang villa. Kenzo dengan pasti berjalan ke arah Riani.
Kenzo berlari kecil di bawah matahari yang mulai terbit. Kini ia sedang jogging pagi bersama dengan Shakilla yang berada di belakangnya. Kenzo berlari sembari melamun memikirkan Riani. Tadi pagi Kenzo berhasil lolos saat Shakilla terus menggodanya saat berada di dalam villa. Hasratnya seolah tidak muncul saat Shakilla terus menggodanya. Apalagi ada Riani di bawah kasur, membuat Kenzo benar-benar tidak menginginkan sentuhan dari Shakilla sama sekali. Tadi pagi Kenzo memaksa Shakilla untuk keluar dari kamarnya. Ia berpakaian dengan cepat dan tidak sempat bertegur sapa dengan Riani yang keluar dari bawah ranjang dengan diam seribu bahasa."Sayang, tunggu aku!" Shakilla membuyarkan lamunan Kenzo. Gadis itu berlari lebih cepat, berusaha menyusul lari kekasihnya."Kamu kenapa diem terus sih, Yang?" Shakilla menarik tangan Kenzo hingga pria itu terhenti dari kegiatan joggingnya. Kenzo melepaskan tangannya dengan pelan agar tidak membuat Shakilla tersinggung."Harusnya seperti apa? Apa aku ha
Gita menghentak-hentakan kakinya ke tanah. Gadis itu sedang berdiri di depan kontrakan sepetak yang ia dan Tuti sewa. Saat ini Gita sedang menunggu sang ibu yang tengah pergi membeli makanan ke warteg. Gita meremas perutnya yang terasa semakin keroncongan. Maklum saja, dari pagi perutnya belum terisi osama sekali oleh makanan. Hidupnya kini amat sangat kesulitan setelah dirinya pergi dari rumah sang tante."Ibu ke mana sih? Lama banget!" Gita mengusap perutnya yang datar. Sesekali perutnya berkeriuk pertanda jika perutnya sudah tidak bisa lagi diajak berkompromi.Berat badan tubuh Gita terlihat menyusut. Ia dan Tuti memang harus hidup berhemat di rumah kontrakan sepetak yang mereka sewa. Bahkan kini wajah adik dari Riani itu tampak kusam. Maklum saja, Gita sudah tidak mampu untuk membeli skincare yang rutin ia beli dari klinik kecantikan langganannya."Ta, maaf ibu lama," Tuti berjalan tergopoh-gopoh ke arah Gita sembari menenteng kantong pelastik kecil berisi makanan yang Gita ingink
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.