Home / Romansa / Dead&Queen / Bab 65 : Karena aku tahu rasa sakit kamu

Share

Bab 65 : Karena aku tahu rasa sakit kamu

Author: Ucyl_16
last update Last Updated: 2025-09-24 20:23:26

Sore hari, Rian sengaja melewati ruang rapat kecil. Dari celah pintu kaca, ia melihat Gio dan Alma duduk berdampingan, sibuk berdiskusi. Alma mengetik dengan serius, sementara Gio sesekali menunduk memberi saran. Wajah Alma cerah, jauh lebih lega dibanding beberapa minggu lalu. Rian menahan langkahnya. Ada rasa perih menohok, tapi juga rasa puas. Kalo akhirnya Alma bisa tertawa lagi seperti itu, mungkin memang begini jalannya. Ia berjalan pergi, tapi dalam hatinya bergumam. “Alma, gue bakal tetap ada. Bukan untuk merebut lo. Tapi untuk memastikan lo tetap tersenyum, tanpa harus takut siapa pun lagi.”

***

Rapat hari itu selesai menjelang sore. Alma masih sibuk merapikan berkas saat ruangan mulai sepi. Hanya ada dia dan Gio yang masih duduk. Alma menunduk, jemari sibuk menyusun kertas, tapi pikirannya melayang. Tatapan-tatapan orang sepanjang hari terus berputar di kepalanya.

Benar, gosip miring udah mereda. Tapi… apa mereka bener-bener berhenti ngomongin gur? Atau cuma nunggu kesempata
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dead&Queen   Bab 73 : Di balik senyuman

    Suasana ruang rapat berbeda dari biasanya. Tidak ada canda ringan, tidak ada senyum basa-basi. Yang terdengar hanyalah suara kertas dibalik dan denting jam dinding yang berdetak pelan. Alma duduk dengan punggung kaku, map presentasi di tangannya hampir bergetar. Di sekelilingnya, deretan manajer senior duduk berjejer, wajah mereka serius menatap data yang baru saja dibagikan.Gio ada di ujung meja, tenang seperti biasa, tapi tatapannya tajam mengawasi jalannya rapat. Alma menelan ludah. Ia berdiri, melangkah ke depan. Slide pertama muncul di layar. Suaranya sempat serak saat mulai berbicara, tapi ia paksa keluar. “Selamat siang. Saya akan memaparkan perkembangan proyek kuartal ini…”Setiap kalimat seperti meniti tali tipis. Ia tahu, sedikit saja salah langkah, manajer senior akan langsung memotong.Dan benar saja.Seorang manajer menyela dengan suara tajam, “Kenapa ada selisih antara laporan sistem dan data manual?”Alma terdiam sepersekian detik. Pertanyaan itu menusuk tepat di bagia

  • Dead&Queen   Bab 72 : Ini jebakan

    Alma menatap layar lama, detak jantungnya melonjak. Rapat dengan manajer senior? Itu level yang lebih tinggi dari klien tadi. Presentasi di hadapan mereka… berarti semua atasan langsung menilai. Apa gue bisa? Tidak mengulang kesalahan, hingga julukkan Copy Queen itu kembali lagi? Atau malah kini gue seperti apa mereka? Menjadi bayangan Gio.Tangannya gemetar. Ia ingin mengetik penolakan, ingin menuliskan, gue belum siap. Tapi jari-jarinya berhenti di atas keyboard.Bayangan wajah Gio saat tadi menatapnya muncul begitu saja. Tatapan tenang, penuh keyakinan, seakan tidak ada sedikit pun keraguan bahwa ia mampu.Kenapa dia bisa percaya gue, sementara gue sendiri ragu?Air mata tiba-tiba menggenang. Bukan karena sedih, tapi karena rasa campur aduk yang tidak bisa dijelaskan. Haru, takut, dan sedikit—sangat sedikit—percikan percaya diri yang mulai tumbuh.Akhirnya ia hanya membalas singkat. “Baik. Gue akan coba.”Setelah itu, Alma menutup ponsel dan menarik napas panjang. Ia tahu besok aka

  • Dead&Queen   Bab 71 : Alma dan keraguannya

    Seharusnya ia bisa menolak. Mudah saja, cukup menghampiri Gio, mengatakan dirinya belum siap, atau pura-pura sibuk dengan hal lain. Tetapi entah mengapa, kaki Alma berat untuk melangkah. Ada sesuatu dalam dirinya yang menahan, sesuatu yang berbisik: Gio percaya padamu. Jangan sia-siakan itu. Dan sekuat apa pun ia menyangkal, hati kecilnya bergetar karena kepercayaan itu. Sisa jam kerja Alma habiskan dengan menekuni dokumen itu. Ia membaca ulang data, menuliskan poin-poin penting, bahkan memeriksa catatan dari rapat sebelumnya. Pandangannya kabur karena terlalu lama menatap layar, tapi ia tidak peduli. Rekan-rekan di sekitarnya sempat melirik, sebagian berbisik-bisik. Alma tahu apa yang mereka bicarakan bahwa dirinya panik, bahwa Gio sengaja mendorongnya supaya terlihat mampu, padahal kenyataannya tidak. Namun kali ini ia berusaha menutup telinga. Jika ia terlalu sibuk mendengarkan bisikan orang lain, ia tidak akan pernah sanggup maju. Ketika waktu sore tiba, Alma berjalan ke ruan

  • Dead&Queen   Bab 70 : Penguji Sejati

    Rian menggeser kursi, membuka folder baru. Kali ini bukan data proyek, tapi arsip rapat internal. Ia memutar ulang rekaman suara dari presentasi siang tadi.“…Semua data ini disusun Alma. Saya hanya bagian memberi masukan. Jadi kalau ada yang salah, berarti salah saya juga.”Suara Gio terdengar jelas, tegas.Rian menghela napas. Sial. Dari satu sisi itu heroik. Tapi dari sisi lain… bisa dipelintir jadi senjata. Ia sudah pernah lihat pola seperti ini: kalau ada gosip, dan seorang pemimpin terlalu sering pasang badan untuk bawahannya, orang bisa menganggapnya bias. Dan kalo rumor Alma–Gio makin jelas, cepat atau lambat orang akan bilang: Gio nggak profesional.Ponselnya bergetar. Pesan masuk dari nomor tak dikenal, “Selanjutnya, tamengnya yang harus jatuh. Baru targetnya bisa runtuh.”Rian menatap layar dengan rahang mengeras. Jadi benar. Mereka akan serang Gio.Ia langsung mengetik di catatan pribadinya:Target berikutnya: Gio.Metode: framing → bikin seolah Gio nggak profesional karena

  • Dead&Queen   Bab 69 : Negosiasi Gio dan Rian

    Kopi di meja sudah dingin. Gio duduk di kafe 24 jam dekat kantornya, laptop terbuka tapi pikiran jauh melayang. Sejak rapat tadi, satu hal terus mengusik kepalanya: file proyek yang tiba-tiba rusak. Alma bukan tipe ceroboh. Ia tahu betul, Alma mengecek berulang kali sebelum menyerahkan apa pun. Jadi kenapa bisa kacau pas ditampilkan?“Masih kepikiran ya?”Suara familiar menyapa. Gio menoleh. Rian berdiri di depannya, hoodie abu-abu, wajah capek tapi matanya tajam. Tanpa menunggu jawaban, Rian duduk. “Gue tau lo bakal ke sini,” Rian menyesap kopi pesanannya. “Tempat favorit lo kalau lagi banyak pikiran, kan?”Gio hanya menatap. “Lo juga kepikiran?”Rian mengangguk pelan. “Gue udah cek log sistem kantor.” Ia menurunkan suaranya. “Ada akses aneh jam dua pagi. Masuk ke folder proyek kita.”Gio menyipitkan mata. “Maksud lo… ada yang sengaja ngacak file itu?”Rian tidak langsung menjawab. Ia hanya mengangkat bahu. “Yang jelas, bukan salah Alma. Data itu berubah dari luar.”Gio mengepalkan t

  • Dead&Queen   Bab 68 : Karena lo

    Pintu ruangannya diketuk. Alma muncul, wajahnya masih lelah tapi berusaha tersenyum. “Boleh aku masuk?”“Tentu.” Gio berdiri, menarik kursi untuknya.Alma duduk, menatap meja. “Aku nggak mau kamu ikut repot gara-gara gosip ini.”Gio menatapnya serius. “Al, dengar aku. Kalau gosip ini sengaja dibuat, berarti tujuannya jelas menjatuhkan kamu. Dan kalau itu terjadi, aku juga yang kena. Jadi jangan pernah bilang aku nggak perlu ikut repot.”Alma terdiam, matanya berkaca.Gio mendekat, menangkup tangannya. “Aku janji, gosip ini nggak akan menang. Kita akan buktikan di proyek ini, siapa sebenarnya yang kerja keras.”Alma mengangguk pelan, meski wajahnya masih tegang. Setelah Alma keluar, Gio kembali duduk, matanya menatap layar kosong.Kalo ini benar permainan seseorang, gue harus tahu siapa dalangnya.Tangannya mengepal di meja.“Siapa pun lo… berani main kotor sama Alma, berarti lo cari masalah sama gue.”Ruang server sunyi seperti biasa. Di layar laptop, barisan kode dan log data memenuh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status