Share

42. Arka dan Nita

Nita menahan tawanya sebisa mungkin. Aku rasa, ini adalah sebuah cerita yang spektakuler. Meski penasaran aku menunggu gadis itu menyelesaikan tawanya terlebih dahulu.

"Sekarang aku sama sekali tidak bisa melihat wajah Arka. Aku sangat malu. Oh Tuhan ... sekarang bila waktu bisa diubah kembali aku ingin mengulang beberapa jam yang lalu."

"Aku semakin penasaran jadi tolong ceritakan dengan jelas!" kataku yang sudah hampir mati dengan rasa ini. 

Nita melangkah kecil, ia mengintip dari pintu perbatasan dapur dan ruang tengah memastikan tidak ada seseorang di sana. 

"Baiklah dengarkan ini baik-baik." Ia mulai dengan kalimat itu dan menarik napas.

Aku menatapnya intens.

"Di pagi hari yang cerah, aku sudah kebelet pipis. Sudah tak bisa sekali aku menahannya. Jadi aku buru-buru menuju kamar mandi ...."

"Terus, terus?"

"Sebelum sampai, Farid dan Dito meneriakiku untuk berhenti. Ha ...." 

"Cepat selesaikan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status