Share

41. Waktu yang Tepat

Tak bisa terhitung berapa banyaknya detakan yang aku alami. Seperti aritmia, jantungku dengan lancang memompa darah sangat cepat. Apa yang aku khawatirkan? Seketika, Ibu Nini bagai seorang pembunuh bayaran yang sedang mencari korban. 

Langkah Ibu Nini sangat tenang namun menegangkan. Aku hany mengintip dari jendela melihat gerak-geriknya. Jikalau saja aku menutup lemari ini dengan rapat, aku ragu apa aku bisa bernapas. 

Ibu Nini masih di sana, di depan jendela memandang ke arah luar. Ia sedang memeriksa sesuatu. Aku harap itu bukanlah kedatangan Farid. Lebih berbahaya lagi bila hal itu sampai terjadi. 

"Aku yakin Amel belum bangun. Sendal maupun sepatunya masih ada di luar. Amel ke mana?" kata Bu Nini. 

Aku menyadari kekurangan dari karangan cerita kami. Sandal dan sepatuku masih berada di rak sepatu dan itu adalah kesalahan fatal.

Ibu Nini lalu berbalik ke arah lemari. Demi Tuhan, aku sangat ketakutan. Ini adalah menit-menit me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status