Share

44. Perjalanan Menuju Kantor Camat yang Penuh Drama

Farid membalas dengan senyuman sebelum akhirnya ia menjawab, “Iya, iya … aku yang akan mengembalikkannya. Kamu pasti sedikit ketakutan di sana. Harusnya memang aku saja yang meminjam tadi.”

Aku mulai memutar kepalaku dan mencerna perkataan Farid. Tingkahnya, Nita dan Arka semakin membuat penasaran. Sejelek apakah Pak Dadang di mata mereka hingga mereka sangat mengkhawatirkan aku.

“Sebenarnya, apa kalian mengetahui sesuatu?” tanyaku penasaran. Aku melipat tangan di depan dada. “Jadi kalian menjadikanku tumbal untuk ke sana?”

Nita terkekeh. “Hei … bukan kami, kalau mau protes, silakan saja katakan pada Dito. Tapi aku rasa Dito juga sama sekali tidak tahu soal ini.”

“Sebenarnya ada apa?”

Arka lalu menarik tanganku dan membawa ke ruang tengah. Kami akhirnya duduk bersila.

“Jadi … ada gosip yang kurang mengenakkan. Pak Dadang itu … dia adalah duda yang kesepian.”

“Ha?” Aku mulai bergidik ngeri mendengar penjelasan Arka.

“Aku

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status