Share

51. Mari Makan!

Akhirnya kami hanya saling memandang menertawai. Itu memang sedikit tegang pada awalnya, namun seperti biasa, berakhir dengan manis. Aku masih belum terbiasa dengan keadaan ini. Seolah tubuh dan jiwaku masih berada di sana, di lokasi KKN. Sesaat, aku menyesali sesuatu, meski semua itu hanya sebuah mimpi yang panjang. Joy dan semuanya. Banyak hal yang bisa aku lakukan atau … mengubahnya mungkin.

“Mel … Amel!” Muti memanggil namaku dengan keras. Aku tahu, ia pasti sedang heran dengan tingkahku. “Mulai, deh … Cintia … kita harus lebih memperhatikan anak ini setidaknya sampai satu minggu. Lihat, mukanya kayak orang habis kesurupan.”

“Heh! Jangan ngomong sembarangan, bisa? Enak aja! Siapa yang kesurupan?” Aku tidak terima dengan ucapan Muti langsung melayangkan protes.

“Hihihi, syukurlah. Ah, Amel sudah kembali. Kalau

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status