Share

52. Rencana Selanjutnya

Tidak banyak kata yang akhirnya keluar. Kami bertiga sama-sama menyadari bila makan siang ini harus dihabiskan dengan tenang. Ah, aku sangat merindukan kebersamaan ini. Lalu, pikiranku kembali pada situasi KKN kami. Kebersamaan itu mungkin tidak akan lagi aku rasakan. Teman-teman satu posko yang sudah seperti saudara sendiri. Mungkin bisa kalau kami berjanji untuk bertemu di suatu tempat. Lupakan saja, semuanya sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Pada akhirnya, rencana sematang apapun hanya akan jadi wacana.

Muti sekali lagi ternyata memperhatikanku sejak tadi. Ya, bagai seorang ibu yang terus memperhatikan tindak-tanduk anaknya. Ia lalu segera mengomentari tentang apa yang sedang menjadi bahan pikiranku tadi.

“Kamu itu, sementara makan bisa-bisanya ,menghayal. Astaga, Mel … sungguh, aku jadi takut ka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status