Share

Bab 6

Author: Fitriyani
last update Huling Na-update: 2021-08-27 11:36:39

 

 

Putra mendelik tajam, ke arah wanita yang kini tengah berdiri di hadapannya. Bagaimana mungkin jika Alyalah, wanita yang telah merebut hati Davin selama ini.

 

Bohong jika ia tak kenal dengan Alya, calon pengantin yang sengaja Rei tinggal tepat di hari pernikahan mereka. 

 

Putra mengatur napasnya, berharap si bungsu Davin. Tak pernah tau perihal hubungan sang Kakak, dengan wanita yang kini menjadi tambatan hatinya.

 

Senyum manis terus tercetak di bibir Davin, setelah susah payah membujuk si wanita untuk ikut ke rumah mewah milik keluarga Saputra.

 

"Hm, apa yang kamu punya? Sehingga berani menaruh hati pada anak saya, Davin," tanya Putra, menatap Alya dengan sinis.

 

Mendengar hal itu, tentu saja Davin tak terima. Ayahnya terlalu lancang, padahal Alya belum memperkenalkan diri.

 

Tatapan tajam serta penuh kebencian, membuat Alya sadar akan kedudukannya. Merutuki diri, kenapa mau saja diajak Davin ke rumah mereka.

 

"Ayah ini terlalu to the point! Apa kita nggak bisa berbasa-basi dulu?" Davin bertanya, sambil meraih pergelangan tangan Alya. Yang dirasa begitu dingin, sebab ketakutan akan tatapan dari sang Ayah.

 

"Berapa usiamu Al?" Kali ini Bu Vita, ikut bertanya. Menatap sama dengan apa yang dilakukan suaminya.

 

"Tiga ... Puluh tahun, Bu," jawab Alya dengan tergagap, merasa canggung sekaligus malu ditanya usia yang memang tak lagi muda.

 

"Apa? Tiga puluh tahun kamu bilang, jauh banget dong sama Davin!" sahut Bu Vita, sambil tertawa penuh penghinaan.

 

Davin yang merasa tak enak hati pada Alya, dibuat bingung dengan sikap orangtuanya. Mau marah, tapi, mereka jelas akan lebih marah lagi.

 

"Bu, kasian Alya. Dari tadi terus saja ditanya ini itu, apa kalian nggak ada niat untuk nyuruh kita masuk?" tanya Davin, yang malah mendapat tatapan sebal dari kedua orangtuanya.

 

Dengan sangat terpaksa, akhirnya mereka mempersilakan Alya untuk memasuki rumah mewah. 

 

Rei yang tengah asyik menonton film, dibuat kaget dengan kedatangan Alya. Terlebih, sang pujaan dibawa oleh adiknya sendiri.

 

Seolah tau akan reaksi dari Rei, Bu Vita dan Putra memberi kode pada si sulung. Agar tak ikut campur, dan tetap pura-pura tidak mengenal Alya sebelumnya.

 

Debaran jantung kian berpacu dengan cepat, kedua netra milik Alya dan Rei kembali bersirobok. Masih menyiratkan banyak cinta di sana.

 

Rei berhutang penjelasan pada Alya, tentang perginya ia di hari pernikahan mereka.

 

Davin yang cerdas, tentu saja tak menutup mata. Akan insiden yang kini tengah ia tonton antara Kakak juga Alya, kecurigaan mulai tertanam dalam hati.

 

"Jadi ini, wanita yang kamu maksud?" tanya Rei, masih menatap Alya.

 

Davin mengangguk lemah, merasa tak perduli dengan pertanyaan sang Kakak. 

 

"Bukannya, Alya nggak cinta sama kamu. Bagaimana pun juga, pernikahan itu harus dilandasi oleh cinta Vin!" Nasehat Rei, hanya ditanggapi dengan senyuman getir. Tak perlu diingatkan, bahkan Davin sudah tau bahwa Alya memang belum mencintainya.

 

"Lantas apa urusannya dengan Kakak? Bukankah Kakak juga nggak cinta sama Kakak Ipar? Tapi, hubungan kalian bisa langgeng tuh!" 

 

Rei mendengus kesal, "Itu jelas berbeda, Davin!"

 

"Beda apanya coba? Lagian, aku yakin kok, suatu saat Alya pasti bisa mencintai aku!" tukas Davin, masih menggenggam tangan Alya dengan penuh kelembutan.

 

"Kisah cinta aku sama Kakak jelas berbeda, because Kakak masih mengharap wanita masa lalu yang Kakak tinggal pas kalian mau nikah," seloroh Davin, tak mau kalah dari Rei.

 

Alya meneguk saliva, baru tau jika ternyata sang mantan masih merasakan hal yang sama dengannya.

 

Wajah Rei berubah menjadi merah, persis seperti kepiting rebus. Amarahnya kian membuncah, kenapa pula harus menyinggung wanita masa lalunya.

 

"Maaf Om, Tante. Sepertinya, saya harus cepat pulang. Sudah malam soalnya," ucap Alya, ingin segera menghentikan ketegangan di antara mereka.

 

"Nanti dulu Al, kita 'kan baru datang. Maaf ya, kalau pertanyaan dari keluargaku buat kamu nggak nyaman," sahut Davin, kesal dengan perlakuan mereka terhadap Alya.

 

Putra, Bu Vita, bahkan Rei bungkam. Seolah kehilangan kata, bagi mereka memang lebih baik Alya segera pulang.

 

Usai pamit dengan sopan, Alya memutuskan untuk segera meninggalkan rumah mewah. Namun, rasanya seperti di neraka.

 

"Vin, kalau boleh tau. Memangnya, Kakakmu kenapa? Kok, bisa batal nikah gitu sih?" 

 

Rasa penasaran yang kian membuncah, membuat Alya memberanikan diri untuk bertanya.

 

"Hm, masalah keluarga Al. Intinya, Rei terpaksa demi menyelamatkan bisnis keluarga yang hampir diambang kebangkrutan!" 

 

Sekali lagi, Alya masih tak percaya dengan penjelasan dari Davin. 

 

"Dan hanya kelurga Mey, yang bisa membantu keluarga kalian?"

 

Davin mengangguk mantap, tak menaruh curiga sama sekali. Perihal pertanyaan dari Alya.

 

Alya menghembuskan napas secara perlahan, ada kegembiraan tersendiri tatkala tau jika sang mantan masih menaruh hati padanya.

 

Namun, fakta bahwa Mey adalah tunangan Rei. Membuat nyalinya menciut, tak mungkin hadir kembali di tengah hubungan mereka.

 

Di sisi lain, Davin akan sangat terluka jika tau bahwa dirinya adalah wanita dari masa lalu sang Kakak.

 

Hatinya akan sangat hancur, terlebih selama ini Davin selalu baik terhadap Alya. Kesabaran untuk merebut hatinya, kian terlihat dari hari ke hari.

 

Dalam kegelapan malam, Alya mendesah panjang. Urusan cintanya kembali rumit, tak mungkin memilih satu di antara mereka.

 

Usianya yang tak lagi muda, membuat Ibu terus saja bertanya perihal pria pengganti Rei. Temannya yang lain, sudah menikah bahkan telah dikaruniai anak lebih dari satu.

 

Dan sekarang, kehadiran Davin. Si pria muda membawa kerumitan tersendiri.

 

Haruskah ia belajar mencintai Davin, dengan fakta baru. Bahwa Davin adik dari sang mantan.

 

Alya merasa pusing, hidupnya semakin bertambah berat dengan pilihan di depan mata.

 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yanyan
rei sungguh kau tdk gentle
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dear Mantan   Bab 34

    "Oooh, jadi ... kamu dan Alya, clbk? Memanfaatkan situasi di saat aku nggak ada, bravo! Kalian memang pasangan serasi, dilihat dari sisi mana pun." Davin, mendelik tajam. Tak sangka, hari kedua akan kepulangannya justru disambut dengan kabar duka.Sang Mama, menatap nanar. Ia mengusap wajah, takut kedua putranya akan kembali berkelahi. Seperti yang sudah-sudah, hanya karena wanita miskin di depannya."Davin, maafkan Kakak. Bagaimana pun, yang namanya cinta nggak bisa dipaksa. Biarkan kami bahagia!" Rei, menekan tiap kata. Ia sudah berjanji, akan mempertahankan hubungannya dengan sang pujaan walau apa yang terjadi nanti.Davin tersenyum getir, "Bagaimana bisa, kalian kembali berhubungan? Bukankah Alya, sudah menikah?"Rei menarik napas, bersiap merangkai kata. Apa pun tanggapan Davin, ia sama sekali tak peduli!"Mer

  • Dear Mantan   Bab 33

    "Lelah." Alya menghela napas panjang, menatap sekeliling rumah. Sepi, pastilah kedua orangtuanya sedang berada di luar.Rey ikut masuk, memejamkan mata akibat rasa lelah yang sama. Belum lagi untuk menghadapi kedua mempelai, amat mengesalkan."Eh, kamu kok, nggak pulang?" Alya bertanya, heran juga kesal."Santai dululah, aku juga capek. Bikinin minum atau apa kek!" Alya mendengkus, sikap bossynya muncul kembali. Meski begitu, ia tetap melangkah menuju dapur.Teringat akan Jimmy dan Risma, tampak serasi dilihat dari sisi manapun. Wajar jika ia cemburu, mereka belum lama bercerai. Terlebih dengan penolakan Laura, amat menikam hati."Nih," ujarnya. Meletakan segelas air putih, "Sorry, hanya ada itu."Rei tak peduli, menghabiskan minumannya dengan tandas. Begitu lega, bisa sedikit mengobati

  • Dear Mantan   Bab 32

    "Loh, kamu ... Ada undang mereka, sayang?" Jimmy bertanya, menatap Risma. Istri barunya, menuntut jawaban dengan rasa tak sabar.Alya berdiri tegak. Tangan ia biarkan bergelayut manja pada pria di sampingnya, Rei Saputra. Siapa sangka, takdir akan mempertemukan mereka kembali pada kondisi berbeda.Pesta megah. Dengan hingar-bingar musik, menjadi hal paling memuakan untuk Alya. Masih pantaskah ia cemburu? Wajarkah? Padahal, perceraian mereka belum lama. Jimmy berlaku seakan tak sabaran, ingin kembali mereguk indah seorang wanita."Iya dong, sayang. 'Kan Alya juga pernah jadi bagian kita," sahut Risma. Mengelus dada pujaan hati, yang akhirnya bisa ia dapatkan jua."Begitu, yasudahlah. Pastikan, pasangan khianat itu tidak berbuat kerusuhan." Ucapan Jimmy, cukup telak membuat hati Alya terkoyak bukan main.

  • Dear Mantan   Bab 31

    "Masih pagi, dan kamu ... Udah rajin banget buat datang ke sini? Ck!" Alya mendengkus sebal, terpaksa menyambut sang tamu yang tak diundang itu.Pria di depannya mengendikan bahu, cuek. Lantas meletakan dua plastik, yang berisi makanan dan minuman. Ia belum sarapan, itu sengaja dilakukan demi melakukan pendekatan.Tanpa malu, Rei menyantap sekotak makanan untuk dirinya. Mengabaikan tatapan tidak suka dari wanita, di depannya."Duduklah, temani aku makan!" titahnya, mendongak demi melihat sang pujaan.Alya memejam, merasa takdir amat kejam. Ia yang terus mencoba move on, justru terus-menerus dipertemukan dengan si tersangka utama."Aku nggak laper!" sahutnya, terpaksa duduk. Dengan mulut yang sesekali menguap."Yakin?" Rei bertanya, lantas membuka bungkusan plastik.

  • Dear Mantan   Bab 30

    Keluarga Mey masih berduka. Pria asing yang tak mereka sukai, bahkan memilih untuk tidak menunjukan diri. Demi menghindari pertikaian, apalagi Rei dan keluarganya selalu ada. Meski benci, kecewa, mereka tetap hadir karena ikatan yang masih jelas terukir.Air mata, menjadi satu-satunya bukti. Bahwa telah kehilangan orang yang dicinta, dan Mey. Amat menyesal, sempat memutukan kabur demi keegoisannya sendiri.Ia tahu betul, penyesalan tak akan bisa membuat sang Papa kembali. Kini, hanya untaian doa dan kata maaf. Untuk semua hal yang pernah terjadi, meski berat tetap harus dijalani bukan?"Setelah ini, apa rencanamu selanjutnya Rei?" tanya sang Mama, mendesah resah. Menatap anak, yang selalu ia kekang selama hidup."Entahlah, Ma. Kita pikirkan nanti, setelah duka ini berjalan lama." Ia hendak melangkah. Namun, dicegah Papanya yang heran a

  • Dear Mantan   Bab 29

    Tiga bulan pencarian, akhirnya Mey ditemukan dalam keadaan mengkhawatirkan. Dengan hanya mengenakan daster lusuh, ia duduk di rumah besar sang suami. Justru seperti orang asing, mereka yang menatap wanita itu seakan tak percaya akan perubahan tersebut.Bahkan, Mama Rei. Sempat berteriak histeris, meski akhirnya ia memeluk menantu tersayang. Menghujaninya dengan permintaan maaf, sebab mengabaikan segala kesakitan yang telah dirasa oleh seorang Mey."Cepat katakan, Mey. Siapa dia?" tunjuk sang suami sah, pada pria asing di sampingnya.Kini, semua tatapan memandang lekat pada pria yang disinyalir membawa Mey kabur. Mereka membenci, bahkan mengutuk!Mey, merasa tenggorokannya makin tercekat. Mimpi buruk saat anak buah Rei, bisa mempertemukan tempat persembunyiannya.Tubuhnya makin me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status