Home / Young Adult / Dear My Lover / Bab 4- Kurang pekanya Hikaru

Share

Bab 4- Kurang pekanya Hikaru

Author: hnbyuuki
last update Huling Na-update: 2024-02-28 15:29:48

"A-ah gak, gak gitu. Kenal kok, aku kenal dia."

Mereka terlihat bingung. Daripada harus menjelaskan banyak hal yang memalukan, aku memutuskan untuk berpamitan pada mereka dan menghampiri kak Hikaru dengan cepat.

POV AUTHOR..

Mari kita mundur ke beberapa jam sebelumnya sebentar..

Empat orang makan dengan keheningan yang menjalar kesetiap sudut ruang. Hanya suara sumpit yang mengiringi, menyentuh mangkok dengan halusnya.

Aimi berdecak, "Bisa berhenti gak diem-diemannya! Apaan sih kalian, tanya tinggal tanya," ia menunjuk Hikaru kemudian, "kamu juga! Kalo ada apa-apa tuh ngomong jangan sok kalem gitu!"

Dengan polosnya Hikaru meminta maaf, ia hanya bercerita tentang kejadian kemarin sore. Tiga orang temannya menganga penuh heran.

"Kamu lupa dia masih anak SMA?"

"Maksudnya?"

“Kamu tu tinggal bareng dua cewek, Ru. Aku sih gak masalah, karena kiita udah bareng dari kecil. Yuuki itu orang baru loh di hidup kita, apalagi dia masih anak-anak.” Terang Aimi dengan bijaknya, mendengar itu Hikaru menutup mulutnya, “jangan-jangan dia..”

"Ya iyalah gila kamu."

Hikaru menegapkan duduknya kemudian.

"Oke deh, nanti aku bakal minta maaf."

Shin dan Usa yang menahan tawanya sejak tadi memberi Hikaru semangat dengan kedua tangannya yang mengepal sambil berkata “fighting!"

Mulai merasa bersalah, Hikaru jadi tak fokus bekerja.

Dia dan teman-temannya dikontrak sebuah perusahaan musik untuk dijadikan band yang matang. Namun karena belum memenuhi kriteria, mereka terkadang membantu idol grup sebagai backup dancer dan sebagainya.

"Hikaru." Panggil Aimi. Hikaru pun menghampiri Aimi yang ada di ujung ruangan. Ia diberitahu sahabatnya tentang Yuuki yang mengikuti ekstra mulai hari ini.

Di sore harinya, Hikaru memutuskan pergi ke sekolah Yuuki dengan maksud menjemputnya sekalian minta maaf. Orang berjas itu berdiri di depan gerbang, terkadang bolak-balik memeriksa barangkali Yuuki keluar.

Beberapa kali ia dilirik oleh siswi-siswi yang hendak pulang, sepertinya ini karena tampang keren dan kedewasaannya itu. Sampai akhirnya setelah ia melihat sosok Yuuki, "Cowok semua? Ikut ekstra apa dia isinya cowok semua begitu? Emang gak bahaya cewek sendirian gitu?"

Saat salah satu cowok menyolek bahu Yuuki, Hikaru mengerutkan dahinya, tapi ia tetap mengontrol ekspresi wajahnya saat Yuuki sudah melihat ke arahnya.

Draaappp.... draaappp..

Yuuki terburu lari, ia raih tangan Hikaru mengajaknya untuk segera pergi dari sekolah.

"Hosshhh.. hoshhh hossshhh.."

Terburu, Yuuki terengah-engah tak mengatur nafasnya dengan baik. Hikaru memanggil nama Yuuki berulang kali tapi tak dipedulikan. Langkahnya terhenti saat Hikaru memanggil namanya lagi dan lagi.

Akhirnya dua orang ini duduk di sebuah kursi yang ada di taman. Hening, Hikaru mengawalinya. Setelah meminta maaf, mereka mengobrol cukup lama sampai langit mulai petang.

"Kami pulang." Seru Hikaru saat dirinya dan Yuuki mengganti sepatu mereka dengan sandal rumah.

Usa menyambut keduanya dengan hangat sambil mengetik di atas sofa.

"Kak Aimi sama kak Shin kemana kak?"

"Oh ini, mereka lagi aku suruh beli makanan sekalian. Aku pulang lebih dulu karena ada yang perlu aku urus." Jawabnya ramah, Yuuki mengangguk mengerti dan pergi ke kamar untuk bersiap mandi.

Setelah makan malam selesai, Aimi mengajak Yuuki untuk mengobrol di kamarnya sebelum tidur. Mengobrol yang dimaksud malah penuh dengan pertanyaan. Seperti wawancara, ia basa-basi menanyakan kegiatan ekstra Yuuki. Lama-lama arah pembahasannya menuju ke Hikaru. Rupanya, ia penasaran bagaimana cara Hikaru meminta maaf pada Yuuki.

.

.

.

Libur musim panas tiba. Yuuki yang belum punya rencana apapun, ia hanya berguling-guling di atas tempat tidurnya sejak tadi. Heningnya suasana kos, membuatnya bebas tapi ia seperti orang yang kebingungan.

Remaja bertubuh kecil itu bangkit dari rebahannya, “karna aku payah dalam memasak, aku akan pergi mencari bento di minimarket saja.”

Sudah keluar rumah, langkahnya terhenti. Dia merogoh sakunya yang masih tipis.

“Dompet! Ya ampun!!”

Setelah memilih makanan yang diinginkan, ia pergi ke kasir dan keluar dengan wajah suram.

“Ahhh, uang makin nipis..” tuturnya.

Setelah berpisah dengan kedua orang tuanya, ia terus mengandalkan tabungannya sejak kecil. Papa dan mamanya hanya membiayai uang sekolahnya saja karena marah akan Yuuki yang memutuskan pergi dari rumah.

Untuk manusia yang uangnya hampir habis, Yuuki bersantai di taman sambil makan es krim. Menatap ayunan diatas pasir dengan fokus jarang berkedip.

"Hmm??" Kepalanya miring, ia melihat selebaran kertas yang terselip di tempat duduk. Diambilnya dan ia baca kertas itu.

Menyeringai, matanya terlihat bersinar.

“Ini dia! Sekarang aku punya jalannya, tunggu saja dompetku kamu akan aku isi kembali sampai gemuk!”

Bersambung..

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dear My Lover   Bab 56- Perubahan

    Sudah hitungan hari sejak Ryo ikut tinggal di kos. Walau begitu, dia tetap punya kesehariannya tersendiri. Tak pernah Ryo mengikutiku kemana aku pergi meskipun terkadang dia seperti anak kecil. Di weekend ini, aku sudah janjian bareng Kak Masao, Shima dan Souta. Kak Masao yang mengajak kami untuk ngopi bareng, sambil merencanakan kejutan untuk ulang tahun Kak Kenta. Kami saling menghubungi lewat pesan pribadi tentunya. Karena di grup kan ada Kak Kenta, dan ketiga orang itu sudah sampai di cafe. "Tunggu ya, 3 menit lagi aku sampai," balasku cepat. Sesampainya, kulihat mereka bertiga sedang mengobrol dengan tenangnya. Momen yang jarang sekali untuk dilihat. Bahkan beberapa wanita di cafe itu tak hanya sekali menengok ke arah ketiganya. Tanpa sadar, aku sudah memotret mereka dengan ponselku. "Yuuki!" seru Shima. Lihat, ketenangan itu hilang begitu saja oleh kelakuannya. Dia bergerak menghampiri dan menarikku begitu saja.

  • Dear My Lover   Bab 55- Merona dan Salah Tingkah

    "Terima kasih Pak, kalau begitu proses penandatanganan sudah terlaksana. Percayakan proyek ini pada kami. Bapak tinggal pantau saja perkembangannya melalui berita." "Baik, jangan sia-siakan kepercayaan yang saya beri ya." Lelaki itu pergi setelah menghabiskan satu gelas americano miliknya. Berkas dokumen ditata rapi kembali dimasukkan ke dalam tas laptop. Hina, beranjak bermaksud kembali ke kantornya. Namun, kedua kaki itu dihentikan saat ia melihat anak laki-lakinya bersama dengan wajah yang dia kenali dengan baik. “Ryo?” “M-mama?” “Kamu sedang apa di sini? K-kamu.. kenal dia?” “Ryo. Kamu ikut mama sekarang. Kita pulang.” Sesampainya di rumah, bertepatan dengan Ren yang baru saja pulang dari dinasnya. Hina, tadinya penuh amarah, kini menjadi lemah. Tak mungkin dia mengungkit soal Yuuki pada Ren. Hari-hari berikutnya pun Ryo terus menghi

  • Dear My Lover   Bab 54- Dunia Yang Sempit

    Bagaimana Yuuki bisa mengenal dan akrab dengan siswa seperti itu? Pertanyaan itu pasti sedang terngiang-ngiang di pikiran Kyohei. Dirinya tak tenang, ia sangat penasaran. Namun, gerak-geriknya terbatasi. Dia belum bisa menemukan celah saat Minami lengah. "Kamu tahu, ada saat dimana kita rela mencegah pisau yang sengaja ditusuk orang lain untuk orang yang kita sayang," lamunan Kyohei dipatahkan. "Maksudnya? Ada apa sih Kak tiba-tiba??" "Bayangkan saja, ada orang yang bermaksud menusuk orang yang kita sayang dari belakang. Dan tanpa kita sadari, kita jadi menggenggam pisau itu erat. Lalu apa yang harus dilakukan?" "Enggak tahu kalau orang lain. Kalau itu aku, kubuang pisau itu dan beri pelajaran orang yang ingin menusuknya! Barulah kuobati telapakku yang terluka." "Loh, itu pintar? Lalu kenapa sekarang kamu masih menyedihkan seperti itu?" Kening Kyohei mengerut begitu dalam. Dia marah diejek oleh kakaknya,

  • Dear My Lover   Bab 53- Adik Yuuki

    Kring kriing .. “Hei, pesanan kita udah jadi tuh ambil gih!” pinta Minami sembari ia ketuk lembut meja. Si pacar, Kyohei malah asik melirik ke depan cafe mengikuti langkah seseorang yang Minami sendiri tak sempat melihatnya siapa dia. ‘Bukan Yuuki kan?’ batin si cantik licik itu sebelum ia panggil lagi nama pacarnya dengan nada tinggi namun tetap lirih. Masih sadar ini tempat umum rupanya. Sedangkan Kyohei, ia masih memikirkan Shima dan sesosok asing yang tadi dilihatnya. Dia bahkan tak begitu merespon pacarnya yang asik bercerita. Penasaran, ia seakan ingin cepat-cepat mengakhiri kencannya kali ini. “Habis ini, kita mau ke mana lagi?” “Maaf, kali ini kita pulang dulu ya. Aku ada urusan.” “Kok gitu, janjinya kan bakal seharian sama aku?!” “Maaf. Aku anter kamu pulang.” Ngambek? Tentu. Mana mungkin seorang Minami terima begitu saja. Tapi, karena belanjaann

  • Dear My Lover   Bab 52- Adik Tirinya

    “Gak bisa dateng tepat waktu ya?” “Mika, baru kali ini juga dia telat, kamu-“ “Gapapa Ka, emang aku yang salah. Maaf ya, kalian jadi nunggu.” Karena bos di tempat kerja sedang terlambat menggantikanku, aku jadi telat untuk datang kerja kelompok. Yah, walaupun cuma lima belas menit, tapi Mika ini memang tegas anaknya. Bahkan sejak pertama kami saling mengenal dia sudah terus terang akan ketegasannya. Usai minta maaf, Fuka dan lainnya menggelengkan kepala mereka seakan tak masalah akan keterlambatanku ini. Kecuali Mika, tapi tak apa. Fuka menyuruhku untuk duduk di sampingnya. Kerja kelompok selesai, masing-masing anak sibuk mengerjakan tugasnya. Waktu berlalu begitu saja, sampai malam tiba. “Inget ya, nilai presentasi kita harus bagus. Gak wajib buat jadi yang terbaik, tapi jangan sampai bikin malu nilainya. Oke?!” tekan Mika sipaling ketat urusan nilai. Semua anak menga

  • Dear My Lover   Bab 51- Penolakan

    Kreeeekkk… Suara pintu tergesek seakan penuh dengan debu diantaranya dengan lantai. Menyusul kak Hikaru, aku masuk ke dalam rumah. Jujur kali ini aku tetap saja tercengang. Menatap sebal sosok di depanku yang masih saja tertawa seakan mengejek. Siapa yang mengira kalau hubungannya dengan kak Aimi yang sedekat itu benar-benar hanya sebatas teman? Aku yakin banyak yang berpikir kalau mereka ada dalam hubungan serius. Ah,, malu banget. “Kak, udah Kak..” protesku setengah memohon. Lelaki tampan itu keasikan menutup mulutnya demi berhenti tertawa. Karena kesal, kusuruh saja dia tertawa terus. Kaki ini melangkah ke kamar dan mengurung diri di sana. Sengaja kuputar musik dengan keras agar suara tawa kak Hikaru tak terdengar. Harapanku hanya satu. Semoga ia simpan rapat-rapat aibku ini. Kalau sampai yang lain tahu, apalagi kak Aimi, pa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status