Home / Young Adult / Dear My Lover / Bab 3- Kak Hikaru

Share

Bab 3- Kak Hikaru

Author: hnbyuuki
last update Last Updated: 2024-02-26 15:50:47

Terdiam dengan hati menjerit, sekuat tenaga kucoba menyadarkan otakku.

'Yuuki, aku mohon, alihkan pandanganmu!!'..

Tapi tak berhasil.

Aku dalam situasi yang aneh, seperti dua orang yang saling bertolak belakang. Aku ingin menolehkan kepalaku tapi tak bisa melakukannya. Terdiam cukup lama aku berhasil sadar.

Yang membantuku sadar adalah detak jantung ini yang berdegup dengan cepatnya. Suhu panas menjalar di kedua pipiku saat kak Hikaru mendekat. Santai ia malah meminta maaf.

Tesss.. tesss..

Air jatuh dari rambutnya yang basah mulai kurasa dingin di wajahku. Aku menutup mata dan dengan cepat meraih handukku untuk masuk ke kamar mandi.

“Maaf?? Karena membuatku kaget? Tu orang gak salah??” Gerutuku setelah kamar mandi kututup. Padahal kalo dia mau minta maaf bukan karena membuatku kaget bukan??

Ya aku salah juga sih. Kesalahan pertama, aku yang dengan percaya dirinya merasa kalau aku masih sendirian di kos. Kedua, aku tak melihat kamar mandi yang seharusnya tadi tertutup. Ketiga, aku yang tak bisa mengalihkan pandanganku darinya, yah kalo yang ini emang buruk banget sih..

Dan juga terakhir, aku malah kelabakan terjatuh saat ia mendekat sambil berteriak, "Jangan mendekat!", padanya. Ahhh, gila aku gilaaa!!!!! Hari ini penuh dengan kejutan..

Selesai mandi aku memutuskan untuk mengurung diri di kamar. Bahkan semua kakak kos sampai datang mengetuk pintu kamarku. Walau hanya menanyakan keadaanku atau mengajakku untuk makan.

Keteguhanku untuk tak bertemu kak Hikaru bertahan sampai hari berikutnya. Mau gak mau aku harus keluar kamar karna aku harus berangkat sekolah kan? Tapi sayangnya, mentalku masih saja belum mampu.

Aku memilih untuk bangun mandi pagi dan berangkat lebih awal ke sekolah. Lapar tentunya. Karna takut berisik di dapur, aku jadi mengeluarkan uang untuk beli makanan di minimarket.

"Sepi banget sekolah di pagi hari.. Ya mau gimana la-"

"Selamat pagi, Yuuki."

"Uwaa- Ahh maaf.., aku kagetan .."

"Gapapa, bukan hal buruk kok kagetan. Santai aja." Jawabnya tersenyum.

"Ehh iya, selamat pagi juga.. emm.."

"Michio."

"Hehe, pagi juga.. Maaf ya aku kurang bisa menghafal nama orang dengan cepat." Ucapku yang sebenernya cuma alasan doang sih karna aku kehabisan ide. Tapi untungnya, ia tampak mengerti seakan percaya dengan ucapanku.

Aku masuk kelas bersamanya dan duduk di meja masing-masing.

"Aa--" Ucap kami serentak.

"Onigiri..??"

Kami sama-sama mengeluarkan satu buah onigiri dari kantong plastik. Menertawakan sesuatu yang remeh dengan orang lain ternyata seasik ini. Karena hal ini aku jadi mengobrol dengannya.

"Tapi..,” ragunya, "k-kamu gapapa?"

"Gapapa tentang apa?"

"Kyohei. Kalian berteman lama bukan?"

Aku menjawab sambil terkekeh menutupi rasa sakit yang kusimpan. Kenapa dia harus bertanya seperti itu ya, membuatku takut saja kalau perasaanku pada Kyohei segitu ketaranya di mata orang lain.

Dia hanya tersenyum menjawab, "syukurlah.."

Lalu tiba-tiba, "kalian berangkat pagi-pagi kok gak ajak-ajak sih.."

Aku sedikit tersentak. Terlihat Shima disana, hadir dengan ekspresi cerianya itu. Kami saling sapa dan berbagi alasan berangkat lebih awal di hari ini, hanya aku saja yang tak beralasan. Dua orang ini saling bertatap ragu tapi tak mendesakku untuk berkata yang sejujurnya.

..

Suara bel menggema di seluruh sekolah tanda jam pulang tiba. Beberapa anak yang memiliki jadwal piket dengan segera bersiap untuk membersihkan kelas, mereka yang tak piket langsung menuju ke ruang ekstra masing-masing.

Karna mulai hari ini aku masuk ekstra musik bersama Shima, aku berniat untuk menunggunya selesai piket. Tapi, Souta mengajakku untuk ikut langsung dengannya saja.

Diperjalanan ke ruang musik, aku merogoh ponselku di saku. Aku mengirim pesan pada kak Aimi, satu-satunya kakak kos cewek di rumah. Kukatakan padanya kalau aku mulai mengikuti ekstra mulai hari ini.

Bersiap, aku dilatih beberapa hal dan mereka memutuskan untuk mengajariku keyboard piano. Kata kak Masao, aku lumayan terlihat jago di alat itu. Shima yang muncul di pertengahan kegiatan langsung membaur dengan mudahnya.

Seusai ekstra, semua orang membereskan peralatan musik masing-masing. Kami keluar sekolah bersama setelah mengembalikan kunci ruangan.

Saat berjalan bersama seperti ini, terasa sekali perbedaan tinggiku dengan mereka. Ah ya, sepertinya aku lupa mengenalkan anggota lainnya, sebenarnya ada beberapa anak lagi dalam ekstrakurikuler musik tapi terbagi menjadi beberapa bagian.

Karena yang sering berlatih anak-anak band, hampir setiap saat ruang ekstra mereka yang pakai. Dalam band ini, anak kelas satu hanya aku, Souta dan Shima. Sedangkan dua lainnya senior kami.

Kak Kenta sebagai drummer dan satunya, kak Masao sebagai gitaris. Eh iya, kembali lagi ke pembicaraan tinggi badan, aku dengan Shima saja yang paling pendek diantara mereka masih berjarak jauh. Apalagi dengan kak Kenta yang paling tinggi disini.

A- kak Masao juga tak kalah tingginya sih, ia dengan Souta sangat terlihat selisihnya.

'Leherku bakal sakit kalo keseringan sama mereka sih..'

Shima mengetuk bahuku kemudian menunjuk ke suatu arah, "Orang itu, kayanya dari tadi melihat ke arahmu..?"

Sontak aku mundur kelabakan, kak Hikaru berdiri melambaikan tangannya padaku saat aku melihatnya.

"Yuuki? Kenapa?? Kamu gak kenal dia?!"

Bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dear My Lover   Bab 56- Perubahan

    Sudah hitungan hari sejak Ryo ikut tinggal di kos. Walau begitu, dia tetap punya kesehariannya tersendiri. Tak pernah Ryo mengikutiku kemana aku pergi meskipun terkadang dia seperti anak kecil. Di weekend ini, aku sudah janjian bareng Kak Masao, Shima dan Souta. Kak Masao yang mengajak kami untuk ngopi bareng, sambil merencanakan kejutan untuk ulang tahun Kak Kenta. Kami saling menghubungi lewat pesan pribadi tentunya. Karena di grup kan ada Kak Kenta, dan ketiga orang itu sudah sampai di cafe. "Tunggu ya, 3 menit lagi aku sampai," balasku cepat. Sesampainya, kulihat mereka bertiga sedang mengobrol dengan tenangnya. Momen yang jarang sekali untuk dilihat. Bahkan beberapa wanita di cafe itu tak hanya sekali menengok ke arah ketiganya. Tanpa sadar, aku sudah memotret mereka dengan ponselku. "Yuuki!" seru Shima. Lihat, ketenangan itu hilang begitu saja oleh kelakuannya. Dia bergerak menghampiri dan menarikku begitu saja.

  • Dear My Lover   Bab 55- Merona dan Salah Tingkah

    "Terima kasih Pak, kalau begitu proses penandatanganan sudah terlaksana. Percayakan proyek ini pada kami. Bapak tinggal pantau saja perkembangannya melalui berita." "Baik, jangan sia-siakan kepercayaan yang saya beri ya." Lelaki itu pergi setelah menghabiskan satu gelas americano miliknya. Berkas dokumen ditata rapi kembali dimasukkan ke dalam tas laptop. Hina, beranjak bermaksud kembali ke kantornya. Namun, kedua kaki itu dihentikan saat ia melihat anak laki-lakinya bersama dengan wajah yang dia kenali dengan baik. “Ryo?” “M-mama?” “Kamu sedang apa di sini? K-kamu.. kenal dia?” “Ryo. Kamu ikut mama sekarang. Kita pulang.” Sesampainya di rumah, bertepatan dengan Ren yang baru saja pulang dari dinasnya. Hina, tadinya penuh amarah, kini menjadi lemah. Tak mungkin dia mengungkit soal Yuuki pada Ren. Hari-hari berikutnya pun Ryo terus menghi

  • Dear My Lover   Bab 54- Dunia Yang Sempit

    Bagaimana Yuuki bisa mengenal dan akrab dengan siswa seperti itu? Pertanyaan itu pasti sedang terngiang-ngiang di pikiran Kyohei. Dirinya tak tenang, ia sangat penasaran. Namun, gerak-geriknya terbatasi. Dia belum bisa menemukan celah saat Minami lengah. "Kamu tahu, ada saat dimana kita rela mencegah pisau yang sengaja ditusuk orang lain untuk orang yang kita sayang," lamunan Kyohei dipatahkan. "Maksudnya? Ada apa sih Kak tiba-tiba??" "Bayangkan saja, ada orang yang bermaksud menusuk orang yang kita sayang dari belakang. Dan tanpa kita sadari, kita jadi menggenggam pisau itu erat. Lalu apa yang harus dilakukan?" "Enggak tahu kalau orang lain. Kalau itu aku, kubuang pisau itu dan beri pelajaran orang yang ingin menusuknya! Barulah kuobati telapakku yang terluka." "Loh, itu pintar? Lalu kenapa sekarang kamu masih menyedihkan seperti itu?" Kening Kyohei mengerut begitu dalam. Dia marah diejek oleh kakaknya,

  • Dear My Lover   Bab 53- Adik Yuuki

    Kring kriing .. “Hei, pesanan kita udah jadi tuh ambil gih!” pinta Minami sembari ia ketuk lembut meja. Si pacar, Kyohei malah asik melirik ke depan cafe mengikuti langkah seseorang yang Minami sendiri tak sempat melihatnya siapa dia. ‘Bukan Yuuki kan?’ batin si cantik licik itu sebelum ia panggil lagi nama pacarnya dengan nada tinggi namun tetap lirih. Masih sadar ini tempat umum rupanya. Sedangkan Kyohei, ia masih memikirkan Shima dan sesosok asing yang tadi dilihatnya. Dia bahkan tak begitu merespon pacarnya yang asik bercerita. Penasaran, ia seakan ingin cepat-cepat mengakhiri kencannya kali ini. “Habis ini, kita mau ke mana lagi?” “Maaf, kali ini kita pulang dulu ya. Aku ada urusan.” “Kok gitu, janjinya kan bakal seharian sama aku?!” “Maaf. Aku anter kamu pulang.” Ngambek? Tentu. Mana mungkin seorang Minami terima begitu saja. Tapi, karena belanjaann

  • Dear My Lover   Bab 52- Adik Tirinya

    “Gak bisa dateng tepat waktu ya?” “Mika, baru kali ini juga dia telat, kamu-“ “Gapapa Ka, emang aku yang salah. Maaf ya, kalian jadi nunggu.” Karena bos di tempat kerja sedang terlambat menggantikanku, aku jadi telat untuk datang kerja kelompok. Yah, walaupun cuma lima belas menit, tapi Mika ini memang tegas anaknya. Bahkan sejak pertama kami saling mengenal dia sudah terus terang akan ketegasannya. Usai minta maaf, Fuka dan lainnya menggelengkan kepala mereka seakan tak masalah akan keterlambatanku ini. Kecuali Mika, tapi tak apa. Fuka menyuruhku untuk duduk di sampingnya. Kerja kelompok selesai, masing-masing anak sibuk mengerjakan tugasnya. Waktu berlalu begitu saja, sampai malam tiba. “Inget ya, nilai presentasi kita harus bagus. Gak wajib buat jadi yang terbaik, tapi jangan sampai bikin malu nilainya. Oke?!” tekan Mika sipaling ketat urusan nilai. Semua anak menga

  • Dear My Lover   Bab 51- Penolakan

    Kreeeekkk… Suara pintu tergesek seakan penuh dengan debu diantaranya dengan lantai. Menyusul kak Hikaru, aku masuk ke dalam rumah. Jujur kali ini aku tetap saja tercengang. Menatap sebal sosok di depanku yang masih saja tertawa seakan mengejek. Siapa yang mengira kalau hubungannya dengan kak Aimi yang sedekat itu benar-benar hanya sebatas teman? Aku yakin banyak yang berpikir kalau mereka ada dalam hubungan serius. Ah,, malu banget. “Kak, udah Kak..” protesku setengah memohon. Lelaki tampan itu keasikan menutup mulutnya demi berhenti tertawa. Karena kesal, kusuruh saja dia tertawa terus. Kaki ini melangkah ke kamar dan mengurung diri di sana. Sengaja kuputar musik dengan keras agar suara tawa kak Hikaru tak terdengar. Harapanku hanya satu. Semoga ia simpan rapat-rapat aibku ini. Kalau sampai yang lain tahu, apalagi kak Aimi, pa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status