Setelah bakpaunya matang, dia menaruhnya di piring kayu kecil buatan suaminya sewaktu masih hidup, dengan 1 piring berisi 5 buah bakpau, dan piring-piring itu disusunnya di keranjang bekal.---Pagi itu matahari bersinar cerah, kira-kira jam 7 pagi, Nenek Lin membawa keranjang yang berisi 5 piring kecil bakpau itu pergi berkeliling.Tujuannya pertamanya adalah pergi ke rumah Song He.Song He yang tanpa hasil mencari putrinya, duduk di ruang makan bersama istrinya, tapi bukan untuk makan, dengan kejadian hilangnya putri mereka, mereka bahkan tidak memiliki nafsu untuk makan, dia duduk di sana menceritakan kepada istrinya bahwa pencarian putri mereka di rumah Nenek Lin niihil. Wajah mereka masih pucat karena kekhawatiran dan ketakutan akan putri mereka yang masih belum bisa ditemukan, dan mereka tidak tahu siapa yang menculik putri mereka. Ysng paling mereka khawatirkan adalah putri mereka akan menjadi makanan makhluk jahat itu. Memikirkan hal ini, Nyonya Song matanya mulai merah lagi,
Nenek Lin melanjutkan perjalanannya ke rumah He Bin Xiang.Pagi itu setelah penggeledahan di rumah Nenek Lin yang tanpa hasil, dia menceritakannya kepada Luo Mei Shan di meja makan, sambil menyantap sarapan pagi, semangkuk mie berkuah dengan sayuran hijau, dengan taburan daun bawang dan sebutir telur, dan secangkir teh panas. Setelah semalaman tidak tidur, pagi-pagi dia merasa sangat lapar. Luo Mei Shan menemaninya makan."Walaupun penggeledahan kami tanpa hasil semalam, tapi perasaanku tidak enak, entah mengapa mengatakan bahwa Nenek Lin itu sesosok misterius yang aneh." Kata He Bin Xiang."Aku juga sangat mencurigai Nenek Lin, Nenek Lin melihat putra kita pertama kali pada waktu persembahan bulan purnama untuk Kaisar Pegunungan Yin Wu waktu itu, pada saat itu tatapan Nenek Lin terhadap putra kita sangatlah aneh, bukan tatapan seperti seorang Nenek yang melihat bayi kecil seperti melihat cucunya, juga bukan tatapan sayang kepada kepada seorang bayi, tapi lebih seperti..... orang yang
"Aku harus segera memberitahu Tetua Desa" Kata He Bin Xiang kepada istrinya.Kemudian He Bin Xiang mengambil keranjang telur dan menaruh piring bakpau di keranjang telur dan bakpau yang sudah dibelahnya juga ditaruh di sana."Aku pergi ke rumah Tetua Desa, kau sendirian di rumah kunci pintunya." Kata He Bin Xiang kepada Luo Mei Shan. Kemudian dia melambai kepada Luo Mei Shan dan menuruni tangga rumah panggung.Luo Mei Shan menatap kepergian suaminya sampai menghilang dari pandangan.---Dari rumah He Bin Xiang, Nenek Lin ke rumah Tetua Desa. Menaikitangga rumah panggung, dan mengetuk pintu."Tok tok tok" "Tok tok tok""Siapa?" Terdengar suara seorang wanita dari dalam ruangan. Kemudian membuka pintu "Ini aku... Lin Mei, Tetua Desa apakah ada di rumah?" Tanya Nenek Lin."Oh ada.... tunggu sebentar aku panggilkan." Kata istri Tetua Desa."Suamiku.... suamiku.... Lin Mei datang." Teriak Istri Tetua Desa sambil berteriak ke arah dalam rumah memanggil suaminya."Silahkan masuk." Kata is
"Aku akan berkunjung ke rumah Song He, apakah kau mau ikut." Tanya Tetua Desa kepada He Bin Xiang."Baiklah." Kata He Bin Xiang.Lalu mereka berdua bangkit dari tempat duduk, Tetua Desa berbicara kepada istrinya bahwa dia akan ke rumah Song He, dan memerintahkan istrinya jangan sampai memakan bakpau itu dan segera membakar bakpau berikut piringnya, istrinya yang ikut mendengarkan percakapan mereka mengerti maksudnya.Setelah itu mereka menuruni tangga rumah panggung, dan berjalan dengan cepat ke rumah Song He. He Bin Xiang membawa kembali keranjang yang berisi piring bakpau untuk diperlihatkan kepada Song He sebagai bukti.Sedangkan saat itu Nenek Lin sudah berada di rumah Guo Chai, untuk memberikan sisa 1 piring terakhir dari bakpau buatannya. Guo Chai menerimanya, tapi tidak berani memakannya, setelah Nenek Lin pergi, dia membuangnya ke tempat sampah betikut puringnya.Setelah sampai di halaman rumah Song He, mereka segera menaiki tangga tumah panggung, dan mengetuk pintu."Tok tok
Tetua Desa dan He Bin Xiang dalam perjalanan pulang ke rumah masing-masing, mereka ngobrol sambil jalan.Tetua Desa dan He Bin Xiang shock mendengar Song He dan istrinya telah memakan bakpau itu yang berarti juga mereka telah memakan daging putri mereka sendiri, bagaimana bisa ada kejadian yang di atur dengan hal sekeji itu.Sungguh jahat sekali Nenek Lin....Dia tidak hanya memberikan bakpau itu kepada Song He, tapi juga kepada mereka berdua untuk memakannya. Apakah ini nerupakan pembalasan Nenek Lin atas penggeledahan mereka di rumahnya semalam, seolah-olah Nenek Lin ingin mengejek mereka, KALIAN JUGA MEMAKAN BAYINYA KAN !!! HA... HA... HA...He Bin Xiang geram dan benci sekali kepada Nenek Lin, kejadian ini telah membenarkan 100% dugaannya bahwa Nenek Lin'lah yang telah memakan putranya. Dia semakin betekad untuk segera bersemedhi dan melaporkan kejahatan Nenek Lin alias Rongshu si Kutu Busuk kepada Sang Kaisar Pegunungan Yin Wu."Hm... Tetua kau lihat sendiri'kan kekejian Nenek Li
Saat ini adalah di Kekaisaran Kabut Misterius, di balik pintu Gua Iblis, Pegunungan Yin Wu.Di alam gaib Kekaisaran Kabut Misterius, langitnya tiada perbedaan antara pagi, siang atau malam karena di sana tidak ada matahari, langitnya selalu berwarna biru mendung yang masih cerah, bukan mendung gelap. Matahari sesungguhnya bisa membuyarkan jiwa dari Roh Makhluk Halus, itulah sebabnya Makhluk Halus takut terkena sinar matahari.Tapi Sang Kaisar setengah dari tubuhnya adalah Ras manusia dan setengah lagi adalah Ras Iblis. Ras Iblis dan Siluman tidak masalah bila terkena sinar matahari, karena mereka bukan Makhluk Halus dari jiwa orang yang sudah meninggal.Saat itu Kaisar Zhou Ming sedang berada di ruang kerjanya, dan duduk di meja kerja sambil membaca gulungan-gulungan memorial mengenai urusan pemerintahannya.Kaisar muda yang tampan, wajahnya yang sedang serius dan fokus menatap gulungan itu membuatnya terlihat semakin tampan.Tiba-tiba di luar terdengar suara ketukan pintu."Tok tok
Selir Cui Hua itu Ras Iblis murni, wajahnya cantik namun perilakunya genit dan kemanjaan yang dibuat-buat, dia sering menyuap Kasim Cao Su untuk memberikan informasi padanya, Kaisar sedang berada di mana, sedang melakukan apa. Jika informasi sudah didapatnya maka dia akan datang untuk mencari-cari perhatian Kaisar, merayunya dengan sikap yang genit seperti perempuan dari rumah bordir, walaupun Selir Cui Hua sebenarnya adalah keturunan dari kaum Bangsawan iblis dan anak menteri.Dia juga pandai berpura-pura di hadapan mertuanya atau orang luar agar terlihat anggun seperti wanita aristokrat, tapi kalau sudah bertemu Sang Kaisar sikap genitnya keluar, jangankan genit terhadap Kaisar yang memang suaminya, terhadap pria muda manapun yang berwajah tampan, dia main mata di belakang Kaisar.Bisa dimaklumi memang karena selama beberapa tahun menikah dengan Kaisar Zhou Ming. Kaisar Zhou Ming sama sekali belum pernah menyentuhnya seperti layaknya yang dilakukan oleh suami istri, sikap Kaisar din
"Cui Hua.... kenapa kau ada di sini." Kaisar Zhou Ming kaget."Aku.... aku...." Cui Hua tergagap."Cepat kau berpakaian, dan keluar dari sini." Perintah Zhou Ming sedikit marah dan wajahnya semburat merah, sambil memalingkan wajahnya dari tubuh Cui Hua."Ba... ba... baiklah" Kata Cui Hua masih tergagap.Cui Hua sangat malu wajahnya merah seperti udang rebus, sambil menutup wajahnya yang bengkak dan babak belur, segera berlari dengan telanjang bulat menuju ke tempat di mana pakaiannya diletakkan.Dengan cepat Cui Hua segera mengenakan pakaiannya, dan segera berlari keluar dari area kolam, sambil menutup wajahnya, segera naik ke tandu yang di parkir di luar area kolam, kedua dayangnya dan Cao Su sangat heran melihat tingkah lakunya.Setelah Kaisar melihat Cui Hua sudah keluar dari area kolam, dia baru bangkit dari air, dan menuju ke kursi di mana pakaiannya diletakkan dengan cepat mengenakan pakaiannya, rambut panjangnya yang basah meneteskan air di jubahnya, sehingga jubah atasnya agak