Share

Siapa Dan?

Arya kembali ke rumahnya, setelah meninggalkan rumah Jessen, Jessen Arkano anak pengusaha properti terbesar di Indonesia, anak pertama pasangan James Arkano dan Melanie artania.

Jessen memilih menyendiri dengan hobbynya, dia tak ingin menggantikan papanya mengelolah bisnis keluarga. Adiknya Jimmy Arkano yang menggantikan papanya memimpin perusahaan keluarga.

Siapa yang tak mengenal keluarga itu, tapi mereka hanya tau jika anak pasangan itu hanya Jimmy Arkano, sedang Jessen sekalipun dia tidak pernah tampil di hadapan publik, sehingga tidak ada yang tau jika Jessen adalah anak pertama keluarga Arkano.

Arya sampai di rumah, disana sudah ada Ai yang menunggu sang papi sedari tadi, dia lagi ngambek gak mau makan, karna sang papi tak kunjung pulang.

"Pokoknya Ai gak mau makan, Ai mau sama papi, tadi papi janji mau temenin Ai main oma" rajuknya.

Tak lama muncullah Arya di depan pintu yang baru saja mengucap salam langsung saja sang mama mengadu pada anaknya "Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga, kamu kemana saja nak? Lihat itu si Ai gak mau makan siang padahal ini sudah sore, dia ngambek nungguin kamu itu!!" Omel sang mama.

"Eleh-eleh anak papi lagi ngambek? jangan ngambek donk nanti cantiknya hilang!" 

Ai tampak sedang berpikir matanya ke kanan dan ke kiri, "Apa kalau ngambek ndak cantik lagi ya pi? kalau gitu Ai gak mau ngambek, Aikan mau cantik terus...!" 

Papa Adi dan mama sandra yang mendengar sang cucu takut jelek jika ngambek terkekeh akan tingkah lucu nya. "Ya sudah papi suapi ya, Ai harus makan yang banyak biar cepat besar."

"Iya Ai mau makan, ayo papi suapi Ai ya!" Aipun menarik tangan Arya ke arah meja makan dan dengan susah payah dia duduk di kursi tersebut, Arya bermaksud membantu tapi gadis kecil itu menolak.

Dengan telaten Arya menyuapinya, setelah selesai Arya meninggalkan Ai bersama oma dan opanya. Arya ke kamarnya dan memeriksa apa yang telah di temukan Jessen.

Arya membaca satu persatu keterangan yang tertulis di catatan tersebut. Dari yang Arya baca dia menemukan mafia bernama Serdan sergio, "Apa mungkin dia orangnya?" pikir Arya.

Serdan adalah mafia tanah, dia menjara tanah-tanah pribadi milik warga, untuk memperluas tanahnya. "Hah" aku harus mendapat petunjuk lainnya.

Hapenya berdering ternyata panggilan langsung dari atasannya, Arya meminta maaf belum bisa kembali ke kesatuan tugas, dia masih harus menyelidiki kasus kematian adiknya, Arya adalah atasan yang baik, Strategi lapangannya juga bisa di andalkan.

Dia menghubungi kembali Jessen, dan bertanya apa ada mafia yang tidak tertulis di catatan yang di berikannya, Arya merasa bukan Serdan lah pembunuh adiknya.

Jessen dengan cermat memulai pencarian dan merentas beberapa jaringan dan menemukan nama dengan inisial YG, seorang mafia yang tidak terendus publik.

"Arya aku menemukan satu nama tapi itu hanya sebuah inisial "YG". kata Jessen di sambungan telponya.

"Terima kasih" Arya memandang potret dirinya dan Aryo yang terpampang dengannya, kemudian bergumam, "Bisakah kau memberi tahukan aku sebuah petunjuk?" gumam Arya.

Karna Lelah Aryapun akhirnya memilih memejamkan matanya sejenak, Dia bermimpi tentang gadis yang kemarin di tolongnya.

Arya pun terbangun dan mengingat mimpinya, "Kenapa bisa bermimpi gadis tersebut, apa ini merupakan petunjuk!" pikir Arya.

Elmira, ya dia bilang dia bernama Elmira. Aku akan mencari gadis itu dimana dia berada.

Arya mencuci wajahnya dan menatap pantulan bayangannya di depan cermin. Masih banyak misteri yang harus di pecahkannya.

Arya ke ruang bermain Ai, dimana gadis itu sedang bermain dengan pengasuhnya, "Papi ayo main Ai bosan dengan mbak Ina, kita jalan-jalan ya pi!" ucap Ai yang melihat Arya datang melihatnya.

Arya tak menolak dan meminta waktu sebentar, sebaiknya dia bermain saja dulu dengan pengasuhnya, dengan berat hati Ai menyetujuinya.

Arya bertemu papanya yang ada di ruang kerja, "Hai pa" begitu pintu arya buka.

"Masuklah nak" Papa Adipun mempersilahkannya masuk.

"Banyak pekerjaan pa?" 

"Seperti yang kau lihat nak banyak sekali pekerjaan ini, apakah kau tak berniat membantu papa, sebaiknya lepaskan saja jabatan Kapten mu nak! Gantikan papamu yang sudah tua ini."

"Aku gantikan selama aku masih disini gimana? itupun hanya beberapa pertemuan, karna aku masih harus menyelidiki kematian Aryo pa!"

"Apa belum ada titik terang?"

"Belum pa" 

" Baiklah besok ada pertemuan dengan perusahaan G company, perusahaan kita akan memesan beberapa unit komputer untuk kantor cabang yang baru akan di resmikan, bisakah kau menggantikan papa nak?" tanya papa Adi

Dan di sanggupi oleh Arya. Keesokan harinya Arya bersiap dengan setelan jasnya, dia terlihat sangat tampan dan gagah, dia memiliki tubuh yang lebih berisi dari pada mendiang adiknya.

Sebelum berangkat Arya menemani Ai bermain, dia hanya menemani tanpa ikut andil dalam permainan yang di lakoninya sebelum berangkat ke pertemuan yang sudah di jadwalkan dengan perusahaan G Company.

Arya melihat jam di tangannya dan kemudian pamit kepada Ai jika dia akan bekerja, baru setelahnya dia pun pergi mengendarai mobil ke tempat pertemuan yang sudah di sebutkan oleh papanya.

Yordan datang dengan Asistennya Mark, Sedang Arya datang dengan sekertaris papanya Mentari. Mereka saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri.

Arya ntah mengapa seperti mengenal suara Mark, tapi dia tidak mengingatnya dimana. Mentari menjelaskan keperluan mereka dan Apa saja kebutuhan yang mereka perluka dari perusahaan G Company, setelah menjelaskan semuanya, dan mereka mencapai kesepakatan soal harga mereka pun berjabat tangan untuk kerja sama tersebut.

Arya tidak banyak bicara ntah mengapa dia menatap Yordan dengan perasaan tak biasa, dia seakan memiliki perasaan marah dengan orang tersebut, ini di luar ekspetasinya, kenapa reaksinya berlebihan kepada rekan bisnis papanya itu, termasuk kepada asistennya juga.

Yordan dn Mark meninggalkan tempat pertemuan tetapi Aya masih sibuk dengan lamunannya, "Suara itu" Arya memejamkan matanya mengingat-ingat memori yang terlupakannya, ya itu seperti suara di rekaman itu.

"Apa mungkin itu benar suaranya, sebaiknya nanti aku dengarkan lagi" pikir Arya.

Mentari terkagum dengan kembaran atasannya itu, terlebih pria tersebut masih single, betapa terpesonanya Mentari.

"Mentari sebaiknya kamu naik taksi saya ada urusan mendadak, kamu kembalilah ke kantor." perintah Arya.

Dengan berat hati akhirnya Mentari mengangguk dan mencari taksi, dia kecewa karna tak bosa berduaan dengan atasnnya itu.

Sedang Arya memilih melajukan mobilnya dia masih memikirkan suara asisten Yordan, sepanjang jalan Arya menyetir tak berkonsentrasi dn hampir saja menabrak seseorang.

Ciiiit

Arya menekan remnya mendadak, hampir saja gadis di depannya tertabrak, Gadis tersebut menutup wajahnya dengan tangannya. Arya keluar dan melihatnya, "Maaf nona apa kau baik-baik saja?"

Gadis itu menengadahkan kepalanya menatap lelaki yang memanggilnya, "Kau" tunjuknya kepada Arya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status