Share

Dia adikku

Ponsel Dirham tiba-tiba berbunyi, dengan malas dia mengambil benda bermerk buah bekas kena gigit itu lalu didekatkan di telinganya dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memegang pensil di atas kertas. 

“Waalaikumussalam ma, sepertinya malam ini tidak bisa.”

(Kenapa? Tadi papa bilang kamu tidak enak badan, pulang ke sini saja, biar mama panggil dokter Rayyan) suara mamanya penuh rasa khawatir.

Dirham mengeluh kecil. Pasti PA papanya yang sudah memberi tahu mamanya. 

“Am ada acara dengan teman-teman yang lain ma, besok kalau Am masih sakit baru pulang ke sana.”

(Oke, mama tunggu dan bilang saja mau makan apa biar mama masakkan)

“Bukannya mama sibuk di butik?”

(Butik gampang diurus, banyak staff bisa gantikan kerja mama disini)

“Iyes nyonya Nora yang cantik jelita, besok Am usahakan.”

(Am nggak kasihan sama mama)

“Bukan kasihan lagi ma, tapi banyak sayangnya, kan lebih enak tu, hehe.”

(Paling pinter kembangkan hati mama, ya udah. Tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status