공유

Bab 4 Sebuah Rencana Terselubung

last update 최신 업데이트: 2022-04-12 23:04:55

Beberapa bulan sebelum pertemuan Vero dengan Luna, keluarga Hermansyah yang terdiri dari Presdir Dipo Hermansyah, Anna Hermansyah, Vero Hermansyah dan Jihan Hermansyah, mereka terlibat dalam rapat keluarga yang begitu serius.

"Vero, kau tau bukan, nenek divonis demensia, ayah hanya berpesan kepadamu, jika kita tidak bisa mendapat perawat yang tepat, kau harus mencari istri yang tepat, yang bisa merawat nenek dengan baik," ucap presdir Dipo yang merupakan ayah dari Vero Hermansyah.

"Apa itu harus ayah, kita bisa mencari perawat  terbaik untuk nenek," ucap Vero.

"Kau ingat tidak Vero, perawat yang terakhir lalai memberikan obat nenek, tertukar dengan obat ayahmu, apa kau mau kejadian seperti itu teruang lagi, orang lain tidak akan memiliki tanggung jawab tinggi seperti halnya keluarga sendiri," ucap Anna Hermansyah yang merupakan ibu dari Vero dan Jihan. Nyonya besar di keluarga Dipo Hermansyah, nyonya besar yang bergelimang harta dari Berlian Grup, dalam keadaan tidurpun kekayaan mereka seolah semakin bertambah.

"Kenapa bukan ibu saja yang merawat nenek," ucap Jihan.

"Jihan, kau tau bukan, ibu sangat sibuk, banyak pertemuan yang harus ibu datangi, rapat mingguan, arisan dengan beberapa perkumpulan sosialita dan masih banyak lagi," ucap nyonya Anna seraya mengibaskan kipas bambu yang memiliki ukiran cantik juga taburan cat emas.

"Kenapa tidak kau saja?" ucap nyonya Anna yang melempar pertanyaan yang sama kepada Jihan yang merupakan putri kandungnya.

"Jihan? Ibu tidak salah, jihan masih kuliah, Jihan sibuk sekali, belum lagi harus pergi dengan teman teman, Jihan bisa gila jika harus merawat nenek," ucap Jihan dengan nada bicara yang manja namun sedikit ketus.

"Kakak saja, itu sudah keputusan yang tepat ayah, kakak harus mencari istri yang tepat!" lanjut Jihan yakin.

"Kenapa harus aku?" Vero terlihat pasrah namun juga ada sedikit rasa kurang nyaman dengan keputusan ayahnya.

"Vero, ayah sudah memikirkan hal ini, mencari menantu yang tepat itu adalah cara terbaik, carilah gadis yang sesuai kriteria itu, supaya dia bisa merawatmu juga nenek," ucap presdir Dipo.

"Ayah akan menyerahkan jabatan sebagai presdir, asal kau menikah dengan gadis yang tepat sesuai yang kami semua inginkan," lanjut presdir Dipo. Mendengar itu, mata Vero terlihat bulat penuh menatap ayahnya yang selama ini diketahu sama sekali tidak berminat untuk lengser dari jabatannya. Vero berfikir, jika dia menjadi presdir akan banyak sekali keuntungan yang didapat, dia bisa melakukan apa saja sesuai dengan cara dia bekerja dan mendapatkan apa saja yang dia inginkan, karna sebagai presdir dia bebas mengakses keuangan kantor tanpa harus melapor terlebih dahulu.

"Ayah serius?" tanya Vero.

"Tentu saja, itu sepadan, lagipula ayah sudah seharusnya pensiun, menikmati masa tua, melakukan hal hal yang menyenangkan, bersama teman teman, menikmati sisa usia dengan cara yang menyenangkan," ucap presdir Dipo.

"Baiklah ayah, aku setuju," ucap Vero yakin.

Sejak saat itu, mereka semua sibuk mencari calon istri yang tepat untuk Vero, untuk menjadi istrinya namun juga ada tugas lain yang terselubung, yaitu mengurus nenek Ellin yang merupakan ibu kandung presdir Dipo.

Nenek Ellin berusia sekitar delapan puluh tahun, mengidap Demensia sedang dan lebih banyak melakukan aktifitas di rumah. Demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari bagi penderitanya. Nenek Ellin membutuhkan perawatan khusus, karna kadang demensianya kambuh di saat yang tidak tepat, tiba tiba lupa dengan aktifitas yang sedang dijani dan akhirnya mengalami cidera karna hal tersebut.

"Ayah akan mulai mencari seseorang yang tepat untuk menjadi menantu di rumah ini," ucap presdir Dipo dengan yakin.

***

Di tempat kos Luna, dia terlihat memikirkan apa yang tuan Tian ucapkan, benarkah semua ini terjadi? Tidak ada angin tidak ada hujan tiba tiba dia akan dijadikan menantu oleh konglomerat yang memiliki anak pria tampan yang mingkin saja memiliki banyak penggemar dari kaum Hawa. Apa ini bukan mimpi? beberapa kali Luna memukul mukul pipinya.

"Au, sakit," ucap Luna setelah memukul pipinya yang ternyata masih merasakan sakit, itu tandanga dia masih berada di dunia nyata.

Luna terlihat berfikir keras, pria itu tampan, mapan, dari keluarga terpandang, jika bukan karna tuan Tian yang membuatnya bisa bertemu dengan Vero, untuk bermimpi saja sepertinya tidak akan mungkin, itu sangat mustahil baginya, mendekati pria kaya dan tampan itu.

Ada sedikit ketertarikan mulai timbul di dalam hati Luna, dia mulai menyukai Vero walaupun baru sekali bertemu. Kesan pertama itu sungguh melekat di dalam hatinya, dia mulai berfikir untuk menerima tawaran itu, menjadi menantu presdir Dipo.

Luna merasakan ada sesuatu yang aneh, namun perasaan itu berusaha dia tepis. Mungkin saja ini adalah jodoh terbaik yang dikirimkan Tuhan, itu yang Luna pikirkan. Dia terlihat bahagia, tersenyum sumringah seraya bernyanyi nyanyi kecil. Tuhan memberinya yang terbaik dari yang terbaik, itu fikirnya.

***

Pagi hari di kantor Firma milik tuan Tian, Luna terlihat datang lebih pagi, dia ingin segera menemui tuan Tian untuk memberikan kabar baik.

"Tu-tuan Tian," teriak Luna ketika melihat tuan Tian berjalan cepat menuju ke arah ruangannya.

"Iya Luna, ada apa?" tanya tuan Tian.

"Bisakah kita mengobrol sebentar," ucap Luna.

"Tentu, mari ke ruangan saya," ucap pak Tian seraya mengarahkan langkahnya ke ruangannya yang sudah bersih dan rapi.

Tuan Tian terlihat duduk di kursi kerjanya dan mempersilahkan Luna duduk.

"Silahkan Luna, apa yang ingin kau diskusikan dengan saya?" tanya pak Tian.

"Sa-saya sepertinya menerima tawaran itu pak," ucap Luna gugup.

"Luna, iya itu adalah jawaban yang saya harapkan, saya akan segera memberitahu presdir Dipo, untuk selanjutnya kalian bisa mendiskusikan hal ini secara pribadi," ucap pak Tian seraya tersenyum lebar.

"Pak Tian, apa bapak yakin keputusan yang saya ambil adalah benar? saya mengambil keputusan ini setelah kemarin saya sedikit mengobrol dengan Vero, sepertinya ada kecocokan diantara kita berdua, kita bisa membicarakan banyak hal," penjelasan Luna mengenai alasan keputusannya.

"Tenang saja Luna, keputusanmu sudah tepat. Siapa yang bisa menolak menjadi bagian dari keluarga Hermansyah, pemilik Berlian Grup yang kaya raya itu. Kau tidak akan merasakan kesulitan ekonomi, saya bisa menjamin itu," ucap pak Tian dengan begitu yakin.

"Saya lebih memikirkan mengenai perasaan saya pak, tapi tidak dipungkiri juga ada rasa ketertarikan secara personal kepada Vero, dia pria yang sepertinya baik dan pekerja keras," ucap Luna.

"Benar Luna, kau tidak salah. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk kehidupanmu,"

Pak Tian terlihat begitu bahagia mendengar kelutusan Luna, ini dikarenakan presdir Dipo secara pribadi meminta bantuan kepada pak Tian untuk membantunya membujuk Luna. Pekerjaan ini sudah terseleseikan, dengan hasil yang sesuai harapan.

Tuan Tian berencana untuk segera menghubungi presdir Dipo, mengabarkan mengenai hal baik ini. Semua ini akan memiliki imbas baik bagi tuan Tian, setidaknya dia mendapat kepercayaan yang lebih dari sebelumnya dari presdir Dipo, karna dia sudah berhasil membantunya.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 130 Semua Telah Berakhir

    Semua Telah BerakhirPersidangan Vero telah usai, dengan hasil yang sangat di luar dugaan, namun hal itu sebenarnya sudah sesuai dengan rencana Radit dan juga Laura. Tim pengacara Vero tidak menyangka, bahwa ibu Rahma, ibu dari wanita yang meninggal karena tenggelam dan jenazahnya dimakamkan atas nama Luna hadir, datang, memberikan kesaksian.Vero tidak bisa berkutik, dia menjadi orang satu satunya yang harus bertanggung jawab. Walaupun dia selalu menyatakan bahwa apapun yang dia lakukan dibawah tekanan Rose, namun semua itu tidak memiliki bukti yang kuat. Dia bisa saja menolak, bisa saja tidak menuruti apa yang Rose inginkan, untuk menyingkirkan Luna.Ditambah lagi dengan bukti rekaman CCTV juga tangkapan video amatir, itu semua cukup untuk mendakwa Vero dengan pasal pembunuhan berencana. Mungkin dia memang tidak memiliki niat, namun dari tangkapan video, Vero terlihat jelas jelas mendorong istrinya, Luna, hingga jatuh dari sungai. Bahkan ketika Luna meminta tolong, bergelantung di

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 129 Memperlihatkan Wajah Asli

    Memperlihatkan Wajah AsliTim pengacara bertemu dengan Vero di dalam sebuah ruangan pribadi.“Tuan, saya harap tuan jujur dan terbuka mengenai apa yang sebenarnya terjadi,” ucap salah seorang pengacara.“Jujur? Apa yang harus aku katakan,” ucap Vero kesal.“Tuan, jaksa memiliki saksi yang masih dirahasiakan, kami kesulitan mencari informasi, kami khawatir saksi itu akan memberatkan, sedangkan tuan bersikeras tidak mau menceritakan yang sebenarnya,” ucap pengacara.“Apa firma hukum loyal tergabung menjadi tim pengacara?” tanya Vero.“Iya tuan, tapi karena kegagalannya membantu nyonya Rose, firma hukum loyal memilih mengundurkan diri dari tim pengacara tuan muda,” ucap salah seorang pengacara dari ketiga orang pengacara yang ada di sana.“Rose? apa tidak salah. Dia memang istriku, tapi dia membunuh orang yang sangat aku sayangi. Bahkan jika dia mendapat hukuman mati, aku tidak akan menyesalinya,” ucap Vero.Vero terlihat diam, menunduk, seperti memikirkan sesuatu yang sangat penting.“R

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 128 Kepergian

    KepergianSetelah 8 jam.Dokter keluar dari ruang ICU, memberi kabar bahwa tuan Dipo tidak lagi bisa diselamatkan, semua alat hanya menunjang hidupnya, jika itu semua dilepas maka detak jantungnya akan berhenti.“Sebaiknya kita bicara di ruangan saya,” pinta dokter yang melihat nyonya Anna mulai histeris. Di sana masih dengan orang orang yang sama, nyonya Anna, jihan, Laura, Radit, tante Imelda dan juga nyonya Fuji. Mereka semua masih setia di sana.Nyonya Anna dan Jihan sudah berada di dalam ruangan dokter. Jantung mereka pun tidak baik baik saja, ada rasa khawatir juga ketakutan.“Dengan sangat menyesal kami harus menyampaikan ini,” ucap dokter.“Semua kami kembalikan kepada keputusan keluarga, kami sudah berusaha melakukan yang terbaik, kondisinya tidak juga stabil, kita tidak bisa melakukan apa apa,” ucap dokter.“Tidak dokter, tidak, selamatkan suami saya, tolong,” ucap nyonya Anna.“Kami sudah berusaha sebaik mungkin, maafkan kami,” ucap dokter.“Apa tidak bisa dioperasi?” tanya

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 127 Tuan Besar Dipo

    Tuan Besar DipoNyonya Anna terlihat menangis di depan ruang ICU, menangis sejadi jadinya, menunggu keadaan suaminya membaik.“Kenapa hal ini terjadi, Sayang, jangan seperti ini, jangan tinggalkan aku,” ucap nyonya Anna yang menjatuhkan diri di lantai, tepat di depan ruang ICU, bersandar tembok, seperti orang pada umumnya yang begitu resah ketika menunggu kabar mengenai keluarganya yang sedang dirawat.“Ibu,” teriak Jihan ketika melihat ibunya duduk bersimpuh.“Jihan, Jihan,” teriak nyonya Anna yang kemudian segera berdiri mencari putrinya itu.“Bagaimana keadaan ayah?” tanya Jihan.“Ibu tidak tahu, dokter belum memberitahu ibu bagaimana kabar ayahmu,” ucap nyonya Anna.“Ayah, kenapa hal ini bisa terjadi,” gumam Jihan yang kemudian berjalan mendekat ke arah kaca besar, masih tertutup tirai, dia tidak bisa melihat ayahnya dari luar.“Ayah,” ucap Jihan. Air mata Jihan meluncur hebat, deras, dia benar benar tidak bisa menahan diri, hatinya begitu sakit melihat kondisi keluarganya saat in

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 126 Kelegaan Laura

    Kelegaan LauraLaura dan Radit keluar dari ruang sidang, mereka terlihat senang dan puas dengan hasil sidang hari ini.“Ah, lega sekali, akhirnya Rose dijatuhi hukuman seumur hidup,” ucap Laura.“Aku tidak menyangka, ternyata Rose juga merupakan dalang dari kematian temanmu, bukan bunuh diri melainkan dibunuh,” ucap Laura seraya melihat ke arah Radit.“Aku juga tidak menyangka, Evan, dia orang yang sangat baik, wanita itu tega menghabisinya tanpa alasan yang jelas,” ucap Radit.“Oh iya di sebelah kantor pengadilan ada kafe minuman viral yang sedang ramai, mau ke sana?” tanya Radit.“Ayo, kita harus merayakan ini, ya walaupun ada kesedihan di dalamnya, namun kita wajib bernafas lebih baik,” ucap Laura seraya tersenyum.Laura dan Radit duduk di dalam kafe minuman pelangi yang sedang viral. Menurut informasi cafe sangat ramai, namun entah kenapa siang itu hanya ada mereka berdua.“Kau bilang ini kafe ini sedang hits, viral, namun kenapa sepi begini,” ucap Laura heran. Radit hanya terseny

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 125 Mendepak Rose Dari Kehidupan Keluarga Hermansyah

    Mendepak Rose Dari Kehidupan Keluarga HermansyahRadit dan Laura terlihat keluar dari kediaman keluarga Hermansyah.Di dalam kamar tuan Dipo, dia terlihat masih dalam posisi berbaring.“Aku akan menghentikan semua bantuan hukum terhadap wanita itu, dia bukan lagi bagian dari keluarga Hermansyah,” ucap tuan Dipo.“Iya, iya, ingat apa yang tadi dokter katakan, jangan banyak pikiran, tekan darahmu naik dan itu tidak baik untuk kesehatanmu,” ucap nyonya Anna.“Ya, mungkin sekarang Vero sudah tahu apa yang terjadi,” ucap tuan Dipo.Di Kantor polisi, Vero terlihat duduk di kursi, menunjukkan wajah yang begitu sedih.“Apa ini benar Mike?” tanya Vero pada sekretaris pribadinya.“Iya tuan, saya mendapatkan video itu dari tim pengacara yang membantu nyonya Rose,” ucap sekretaris Mike.“Kenapa dia bisa melakukan hal gila seperti itu, dia yang membunuh nenek? apa ini bisa aku terima? dia tahu betul bahwa aku sangat menyayangi nenek Ellin,” ucap Vero.“Hal ini akan memberatkan nyonya Rose tuan, m

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status