Home / Thriller / Dendam Istri Sah / Part 3 Dia Hadir di Pernikahanku!

Share

Part 3 Dia Hadir di Pernikahanku!

Author: Allena Sari
last update Last Updated: 2022-09-19 23:06:37

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Ia mengikrarkan janji hidupnya bersamaku. Ia datang dengan setelan jas modern cokelat dan tatanan rambut rapi sembari membawa pernak pernik aksesoris hantaran. Tentu saja ia tidak sendiri, ia didampingi oleh rekan-rekannya yang mengenakan kemeja putih dengan pita kupu-kupu dikaitkan ke lehernya. Ia jalan menuju pintu utama, menyusuri keluarga besarku yang tengah duduk menunggu mempelai prianya. Sementara aku telah siap di sisi kanan untuk melihatnya mengucapkan janji suci tersebut. Tak berselang lama, ayah datang menghampiri Renald untuk menjadi wali sahku, namun ia tak langsung duduk berhadapan dengan calon suamiku itu, melainkan sedikit berbisik barangkali 1-2 menit. Lalu ia berpindah duduk di depan Renald dengan didampingi oleh seorang yang sah menikahkan.

Sekitar tiga menit berlalu, Renald telah berhasil mengucapkan ikrar suci itu. Tatapan matanya langsung mengarah padaku seakan kode untuk memintaku segera bersanding dengannya. Aku berjalan perlahan-lahan sebab gaun ini begitu terasa berat. Re berdiri dan berjalan menujuku. Ia menggandengku dengan gagah di tengah tamu keluarga yang tersenyum. 

Thank you ya Re,” bisikku kepadanya.

Ia hanya tersenyum dan menatapku. Langkah kaki ini terus berjalan sampai di meja dengan tingkatan kue diatasnya. Sementara para tamu tampak ikut berdiri untuk menyantap hidangan dan menikmati pesta sederhana ini. 

Ku ambil segelas air di hadapanku, dan aku minum perlahan-lahan. Dari balik kaca gelas ini terlihat sangat jelas senyum tamu yang merekah menyelimuti kebahagiaanku hari ini. Aku bersama pria yang ku cintai sejak beberapa tahun lalu!

"Kuenya mau dipotong kapan?" Ucap ibu yang dari belakangku perlahan menghampiri.

Aku bertatapan dengan Re seakan nanya dan minta pendapatnya untuk sekedar memotong kue.

"Gimana La? Jangan cuma tatap aku, tapi jawab dulu pertanyaan ibu," tukas Re tersenyum kepadaku.

Ia berhasil membuatku salah tingkah meski kini sudah resmi menjadi istrinya beberapa menit yang lalu.

"Yaudah, sekarang aja deh Bu. Sepertinya tamu-tamu juga udah pada makan kan," responku.

Aku langsung menatap sekitar untuk mencari keberadaan Tika sebagai asistenku. Namun, ia tidak ku temukan.

"Tika sepertinya tadi keluar deh La, ya sudah Ibu saja yang bilang ke MCnya ya."

Tak lama setelah itu, ibu berbalik dan berjalan melewati para tamu undangan menuju Agnes yang menjadi master of ceremony pernikahanku.

"Oke, baik Bapak Ibu sekalian. Setelah kita usai menyantap hidangan bersama, kini masuk ke acara inti yaitu pemotongan kue oleh pengantin kita," ucapnya menggema sembari mengajak para tamu bertepuk tangan.

Aku mengambil pisau yang telah tersedia di atas meja. Pertama kali bagiku menggenggam pisau stainless steel sepanjang ini. Sempat khawatir ketika ku potong kue ini justru akan runtuh semuanya. Wah, gak terbayang malunya seperti apa.

Tangan Re ikut menggenggam pisau itu tepat di belakang tanganku. Pelan-pelan akhirnya dapat bagian kue yang lumayan besar, dan aku potong lagi menjadi bagian-bagian kecil.

Re mengangkat piring kaca berbalut emas tepat di depan dadanya, lalu ia menaikkan garpu itu di hadapan mulutku. Aku terpaku pada pancaran matanya…

Setelah itu, giliran aku menyuap kue itu ke mulutnya. Tak lama setelahnya, piring ku kembalikan ke atas meja. Namun, ada hal yang tak terduga dari diri Rei, ia dengan cepat mendekati wajahku, lalu menjatuhkan bibirnya tepat di bibirku. Ia mengecup lembut bibir ini, dan tak lama makin buas hingga salivanya masuk ke dalam mulutku.  Aku hentikan aksinya itu, ku dorong tubuh Re lalu ku elap mulutku dengan tissue.

“Kenapa di lap? Kamu gak suka?” Tanyanya dengan mata memerah yang sudah jelas bagiku itu adalah tatapan nafsu dari pria. 

"Sayang, aku udah ga kuat. Setelah ini acaranya udah kan?" Tambahnya lagi.

Nafsunya menggebu untuk segera menggerayangi tubuhku. Sementara aku masih terkaget-kaget, sebab pria ini bukan seperti Re yang ku kenal dulu.

“Aku adalah istri sahnya, mungkin ini yang dinamakan wajar bagi pria untuk segera melepaskan keperawanan sang wanita”, batinku yang terus mencoba berpikir logis bahwa kondisinya kini berstatus suami istri. 

"Iya sayang, sabar. Tenang, sebentar lagi," balasku singkat dengan menatap matanya. 

Adegan tadi benar saja menjadi penutup acara kami diiringi dengan sorak dan tepuk tangan para tamu yang hadir. Re menggandeng dan menatap mataku dengan tatapan nafsunya. Kami berjalan, melangkahi setiap anak tangga untuk sampai kamarku. Belum lagi sampai ranjang, ada kericuhan yang tengah terjadi dari lantai bawah.

"Laila, apa kamu yang mengundang perempuan ini hadir di acara ini?" Ayah berteriak hingga seisi rumah berkumpul di ruang tengah. 

Aku membalikkan badan, dan betul saja ayah tengah menyeret perempuan di hadapan tangga.

"Tania????" Ucapku teriak dari lantai dua.

"Ini kan acara keluarga, bukankah Tania bagian dari keluarga ini?" Jawabku dengan intonasi tinggi. 

Re mencolek tanganku seolah bertanya apa yang terjadi.

"Bentar sayang," ucapku sembari melepas genggaman tangannya dan kembali lagi menuruni satu per satu anak tangga. Rei terlihat mengikutiku seperti ingin tahu apa yang sedang terjadi.

"Yah, duduk dulu aja yuk di halaman belakang. Gak enak di depan sana masih ada tamu," ajakku kepada ayah.

Kami berjalan menuju halaman belakang, begitu juga ibu dan Re yang ikut mengambil peran dalam konflik internal ini.

“Bi, tolong pastikan sudah tidak ada tamu lagi di depan ya,” perintahku kepada Bi Asri.

“Baik Non,” ujarnya yang langsung menuju ke halaman depan.

"Dia sudah memilih bukan menjadi bagian keluarga ini, sejak hamil di luar nikah tahun lalu," ketus ayah, dengan suara yang lantang bak sedang berperang.

Ayah merupakan tipe lelaki yang sangat memegang teguh prinsip harkat, martabat, dan kasta. Baginya Tania adalah aib keluarga semenjak kecelakaan tahun lalu, hamil pada saat kuliah. Hingga ayah mengecapnya sebagai pelacur. Ia dihamili oleh lelaki dengan jarak umur 30 tahun diatasnya, dan ya betul saja ia dicampakkan atas perbuatan lelaki itu. Meski hubunganku dengannya adalah saudara tiri, tapi ia tetaplah adikku, hasil dari kekhilafan ayahku dulu bersama ibunya. Namun kini, ibu Tania telah meninggal. Tidak ada lagi yang bisa Tania harapkan selain ayah kandungnya, meski sang ayah telah membuangnya tahun lalu.

"Yah, bukannya Tania juga hasil hubungan terlarang antara Ayah dan Ibunya?" Ucapku melawan pria yang sedang berada di hadapanku. 

“Laila!! Tidak pantas kau berbicara begitu!” Teriak ibu dengan tiba-tiba. 

Aku melirik ke arah ibu, ia tampak sangat marah dengan kalimat yang baru saja ku lontarkan. Meski semua itu adalah faktanya, ayah menyakiti ratuku. Namun, semenjak kepergian tante Monica, ibuku dengan lapang dada mengurus Tania. Meski pada akhirnya, kepercayaan dikhianati oleh anak remaja itu dengan berhubungan pada pria beristri. 

                                                                      ***

“Kau masih punya masa depan yang panjang, tega sekali berselingkuh dengan suamiku,” teriak wanita paruh baya di depan rumah tiga tahun yang lalu. 

“Sekarang dimana suamiku? Telponku tak pernah tersambung kepadanya, anaknya merintih merindukan sosok ayah. Lagian kau begitu muda, apa sudah tidak ada lelaki muda yang mau denganmu?” Tambah wanita paruh baya tersebut.

Aku, ibu, dan Tania tak mampu menepis satu kata pun atas amarahnya wanita tersebut yang membawa tiga orang anaknya. 

“Bagaimana tanggung jawab Ibu atas perbuatan anaknya? Apa saya harus bawa kasus ini ke polisi?” Ancam wanita tersebut.

“Maaf Te. Tante bisa masuk dulu untuk kita diskusikan dengan kepala dingin. Agak kurang etis saja apabila Anda berteriak-teriak di depan pagar ini,” ucapku pelan.

“Kurang etis katamu?” Jawabnya ketus.

“Kalian pikir selingkuh dengan suami orang merupakan perbuatan yang etis? Lalu ketika saya melabrak bocah ini, kalian bilang ini gak etis?” Tambahnya dengan nada yang lebih tinggi.

Ibu mencoba menarik tanganku, seolah bermaksud diam sejenak. Sementara Tania hanya menunduk dan meneteskan air matanya. Aku melihat sekeliling rumah sudah cukup banyak tetangga kompleks yang datang melihat perkara di depan pagar ini. Beruntungnya pada saat kejadian langsung, Ayah masih berada di kantor sehingga tidak membuat suasana menjadi begitu panas. 

“Sa…. sa…. Saya hamil anaknya Mas Ibnu,” ucap Tania pelan dengan wajah meringis ketakutan.

Sontak saja, tangan wanita paruh baya tadi mendarat di pipi kanannya dan cukup kencang bunyinya. Aku dan Ibu tentu sama kagetnya.

“Kurang ajar kau jalang!” ketus wanita itu.

“Sudah cukup!!!!” Ucap Ibu yang tiba-tiba berteriak.

Ibu tarik tangan wanita tersebut ke dalam pagar dan aku menutup pagarnya, sebab kondisi sudah semakin tidak kondusif karena warga kian berbisik satu sama lain.

Wanita tadi sudah berada di puncak emosinya dan ia luapkan dengan menangis, tak lama ia tampak lunglai dan jatuh persis di depan pintu masuk.

“Bu, Kaak, maaf….” ucap Tania yang masih terus meringis ketakutan.

“Maaf kau bilang? Apa kau tidak merasa malu melakukan ini?” Teriakku dan tanpa sadar mengangkat tangan kanan yang hendak menghajarnya.

Ibu menepis tanganku sembari nangis terisak. Lalu ia melanjutkan langkahnya tanpa berkata-kata menuju ruang tamu. Sementara wanita paruh baya diangkat oleh Pak Karyo dan Bi Asih menuju sofa untuk diberikan pertolongan. Ketiga anaknya nangis ketakutan, dan terus memanggil mamanya.

“Kau benar-benar buat malu keluarga. Sudah Ibumu penggoda ayahku, kini kau meneruskan bakatnya untuk jadi pelacur!” Ucapku di posisi puncak amarah.

Aku merogoh saku celanaku, ku buka layarnya, dan mencari kontak Ayah.

“Yah, bisa pulang sekarang? Tania berseteru dengan perempuan yang katanya suaminya digoda oleh anakmu,” ucapku tanpa peduli pada Tania yang tengah merintih ketakutan. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Istri Sah   Part 53 Ending

    "Apa? Separah itu kah?" Andrew seolah mendesak."Berawal dari papamu yang buat kesalahan cinta satu malam dengan seorang wanita muda hingga membuatnya hamil. Di situ kami pun nyaris pisah, karena Mama sama sekali tidak tahan. Ya, untungnya wanita muda itu ikhlas untuk tidak dinikahkan tapi papa mu harus selalu mengirimkan uang kepadanya berapa puluh juta tiap bulan..."Mama menghentikan kalimatnya. Ia kembali menatap mata papa lagi..."Pa, is it ok?" Lagi, mama memastikan agar yang ia ceritakan sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawab bersama jikalau Andrew berontak.Papa hanya menganggukkan kepalanya."Ya kami harap kamu gak terlalu kaget dengan fakta yang ada Drew...." Tambah mama yang mencoba mengingatkan Andrew bahwa fakta yang ada memang semenakutkan itu."Karena kondisi ekonomi kami yang saat itu juga sulit habis ditipu sama salah satu investor. Akhirnya papamu dan ayah Laila sepakat untuk menghabiskan nyawa wanita itu setelah ia melahirkan anak papamu......"Mama menjeda ucapann

  • Dendam Istri Sah   Part 52 Ancaman Nyawa Tania

    "Ha? Istri kau bilang?" Aku tertawa sinis dihadapannya. Baru kali ini aku berhadapan dengan iblis ini setelah rumah tangga kami berhasil ia porak-porandakan demi wanita lain dan hartaku. "Loh, status kita kan masih suami istri, sayang. Jangan ketus gitu dong dengan suami kamu..." Re berjalan beberapa langkah menujuku. Sementara aku juga menjauhinya beberapa langkah. "Kok kamu ngejauh dari aku sih? Aku kangen banget loh sama kamu..." Ucapnya. "Sial, dia mabuk!!" Desisku dalam hati. "Mana Tania????" Lagi aku meneriaki seantero ruangan ini berharap Tania bisa ku temukan. "Kalo lo mau Tania selamat, lo kembalikan lagi uang 4 milyar kami....." Teriak Tika dari dalam ruangan lain. "Lo tuh gak punya malu ya, pengkhianat!! Itu uang perusahaan, bukan uang lo.." Jelas saja ini membuatku amat murka. Jujur aku masih begitu gemetaran melihat wajah Tika disana, kenapa bisa aku mempercayai seorang yang begitu menusukku dari luar dan dalam. Seorang yang dengan tulusnya sudah ku akui sebagai s

  • Dendam Istri Sah   Part 51 Penculikan

    Kepergian Andrew yang begitu mendadak memang jelas meninggalkan pertanyaan besar. Sebab ia menyembunyikan semuanya dariku. Ada rasa tidak adil yang aku rasakan. Ia yang ikut campur ke dalam masalahku justru ia yang membuat rencana sendiri. Entah aku berpikir terlalu jauh atau memang kenyataannya seperti itu."Kakak, aku temenin ya ke kantor. Nanti aku langsung aja kesana, gak usah dijemput..." Ucap Tania yang menelponku pagi sekali."Iya, hati-hati ya.." Aku bersiap, sembari terus mencoba chat Andrew memastikan kondisi ayahnya disana baik-baik saja begitu juga Andrew sendiri."Andrew bener-bener gak balas pesanku ya." Desisku melihat pesan yang masih centang dua berwarna abu-abu."Dia beneran gak apa-apa kan ya?" Gemuruh banyak pertanyaan bersanding di dalam kepala. Sebegitu mengkhawatirkannya tingkah Andrew hingga membuatku bolak-balik memastikan pesanku memang belum direspon olehnya.Ya, hingga pada keputusan lebih baik aku harus ngantor untuk mengurangi pikiran anehku."Pagi Yah.

  • Dendam Istri Sah   Part 50 Gagal Berangkat Re!

    "Loh kok gak ada. Coba cek sekali lagi deh!" Tika bersikukuh bahwa dalam kartu debit platinum tersebut tersimpan jumlah uang yang fantastis. "Ini gue coba lagi..." Ucap wanita muda yang sepertinya seorang pegawai untuk mengurus orang yang akan mengenakan kapal. "Tuh gak bisa Bu. Apakah ada kartu debit lain?" Terlihat jelas wanita tersebut tengah menahan emosinya sebab berulang kali kartunya ditolak oleh sistem. "Ada apa?" Rehan langsung mendekati sumber suara. "Masa kartunya ga ada saldonya sih..." Ucap Tika. "Ha, sumpah lo??" Rehan langsung maju selangkah di depan Tika. "Coba mana Mba kartunya..." Ia meminta kartu platinum tersebut. Rehan mengambil kartu tersebut. Ia membolak balikan kartu tersebut jelas saja tidak ada yang retak dari kartu yang masih terlihat baru tersebut. "Maaf, ini jadi pembayarannya gimana?" Ucap seorang wanita muda yang mungkin juga terlihat bingung dengan beberapa orang dihadapannya. "Hahahaha kenapa? Gagal ya pembayaran lo?" Teriak seorang lelaki den

  • Dendam Istri Sah   Part 49 Upaya Kabur

    "Sekarang juga kita berkemas..." Re dengan paniknya bolak-balik memikirkan hal yang sangat pusing untuk dipikirkan sendiri."Kita mau kemana?" Tika yang tidak kalah paniknya hanya bisa bertanya-bertanya dan bertanya tanpa bisa memberikan solusi."Rumah orang tuaku?" Tika coba memberikan opsi terbaiknya saat ini."Gila kamu. Ya pasti sudah ke-trace duluan kalo ke rumah keluarga. Kita harus berangkat ke luar negeri, sekarang juga!" Ucap Rehan yang masih coba mengotak-ngatik cctv area sekitar memastikan polisi belum dekat dengan mereka."Kita gak punya waktu banyak lagi sekarang. Sekarang atau kita ketangkap semua..." Rehan langsung menutup layar laptopnya."Kita gak bisa pergi karena di bandara sudah pasti tercegat..." Ucap pengacara yang disebut sebagai ketua itu."Jadi gimana ketua?" Renald meminta saran kepadanya, sebab ia yakin ketua punya cara jitu untuk lolos dari proses hukum ini."Gue sudah hubungi temen yang bisa meloloskan imigran gelap. Kita akan pergi ke China..." Ucapnya."

  • Dendam Istri Sah   Part 48 Fakta Mencuat

    "Kita bisa ketemu gak?" Terdengar suara pria yang seolah dalam kondisi mendesak."Ada masalah? Waktunya kurang?" Re menggenggam ponselnya erat-erat."Sayang ada apa?" Tika yang berada disampingnya pun kian cemas."Sssshhh....." Renald mengancungkan telunjuk tangan kirinya ke bibirnya dengan mata yang melirik tajam ke arah Tika."Iya. Pokoknya kita harus ketemu sekarang juga!" Pria tersebut mematikan panggilannya."Kita harus putar balik dulu. Gak bisa main golf hari ini..." Re mencari putaran mobil dna berharap masalah yang ada tidak sampai mmenggagalkan rencana besarnya."Ada apa sih?" Tika tidak kalah penasaran dengan sikap aneh sang pacar."Kamu diam aja bisa kan?" Re sedikit membentak.***"Sorry banget kalo gue dadakan ngabarin kalian..." "Udah gak usah basa-basi. Ada apa? Hal apa yang sampe buat kami datang kesini buat ketemu dengan lo?" Renald sudah tidak sabar mendengar hal yang dirasanya cukup ganjil ini."Hufttt... Dokumen yang kemarin kalian kasih ke aku itu semuanya imita

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status