Share

80. I'm Your Best Friend Forever

Setelah jam kerja usai, Aldan tidak langsung pulang. Dia pergi ke ruangan Ceo, Dhe Diantama.

“Bunda memanggilku?” tanya Aldan.

“Duduklah,” pinta Dhea sembari menepuk sofa di sebelahnya. Aldan pun menurut.

“Bunda sudah memecat Cindy,” ucap Dhea.

“Seharusnya bukan Cindy yang Bunda pecat. Seharusnya Bunda memecat orang yang menyuruhnya.”

“Begitu ya? Tapi Cindy gak mengaku sama sekali. Bunda gak punya bukti buat memecat Lukman.” Dhea berbicara langsung ke intinya. Dia sudah tahu orang yang dimaksud Aldan.

“Ah lupakan itu dulu. Cepat atau lambat Lukman akan terdepak dari perusahaan. Bunda memanggilmu bukan mau membahas itu,” kata Dhea lagi. Kali ini wajahnya terlihat lebih serius.

“Terus mau bahas apaan, Bun?” tanya Aldan sesantai mungkin, meski dia tahu pasti ada sesuatu yang sangat penting sehingga Dhea memanggilnya.

“Membahas anak Bunda.”

“Kenapa aku, Bun? Aku baik-baik saja kok.” Aldan tersenyum lebar.

“Sepertinya musuhmu bertambah banyak setelah kembali ke Indonesia,” singgung Dhea,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status