Share

90. Itu Janjiku! Meneror Hari-Hari Mereka

“Akhhhh ....” Wahyu menjerit kesakitan ketika sebuah peluru menyapa telapak tangan kirinya hingga berlubang, darah segar pun mengalir deras.

Wahyu merasa hidupnya benar-benar sudah tamat. Hendrawan pasti akan membunuhnya setelah flashdisk berisi rekaman pembunuhan itu sudah diserahkan.

Sementara Hendrawan begitu lihai memainkan pistol di tangan dengan tatapan mata berkilat iblis. Baginya, Senjata adalah mainan. Sudah banyak korban berjatuhan di tangannya.

“Malam ini adalah malam yang spesial bagiku, karena orang yang aku bunuh adalah sahabatku sendiri,” seru Hendrawan sembari mengarahkan pistol ke arah Wahyu. Namun, di detik berikutnya dia menurunkan pistol itu lagi, perlahan senyuman licik terbit di bibirnya. “Tapi aku mau kasih kesempatan hidup untukmu. Jarang-jarang loh aku berbaik hati pada musuhku. Aku akan membiarkanmu tetap hidup asal kamu mengatakan siapa yang menyuruhmu? Siapa orang yang menginginkan kematianku?”

Wahyu terengah dengan wajah memerah, giginya bergemelatuk menah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status