Su Chen masih menyusuri jurang itu. Setelah berkeliling selama dua jam, dia sama sekali belum dapat mengelilingi seluruh dasar jurang.
"Sebenarnya ini jurang apa? Aku merasa ini agak aneh," pikirnya.Sayangnya Su Chen tidak dapat menemukan jawaban dari pertanyaannya.Ingatan yang tersisa dari Naga Qilin yang terputar di benaknya juga tidak memuat informasi apapun soal jurang ini.Saat melihat ke atas, dia sama sejakali juga tidak dapat melihat ujung dari dinding jurang. Su Chen benar-benar dibuat bingung."Bagaimana nanti aku keluar? Apa aku harus berkultivasi disini hingga alam Raja Agung?" batinnya.Kultivator baru dapat melayang dengan energinya setelah mencapai alam Raja Agung. Jarak alam Su Chen saat ini dengan Raja Agung masih sangat jauh.Saat ini, dia baru di alam Prajurit tingkat 6. Su Chen masih harus menerobos tiga alam kecil untuk menembus alam Pemurnian.Masih ada empat alam besar yang mesti ia lewati sebelum mencapai alam Raja Agung. Alam Pemurnian, Kondensasi, Prajurit Surgawi dan alam Raja.Sambil berjalan Su Chen terus menyapu pandangannya ke sekitar. Sesekali dia akan menemukan tumbuhan spiritual berharga. Dasar jurang ini benar-benar mengandung banyak harta.Su Chen akhirnya memutuskan kembali ke gua tempatnya menemukan tulang Naga Qilin.Ia memutuskan melanjutkan kultivasinya sambil memikirkan jalan keluar memurnikan lebih cepat tulang Naga Qilin.*****Sementara itu, di kediaman Klan Jian, di salah satu paviliun, seorang wanita paruh baya duduk termenung.Tubuhnya terlihat kurus dengan perawakan yang kurang terawat. Dia adalah ibu Jian Su Chen, Mei Yin.Sudah lebih dari sebulan sejak Jian Su Chen disebutkan menghilang di Gunung Naga.Meskipun orang-orang Klan Jian menyimpulkan Jian Su Chen sudah mati, namun Mei Yin sama sekali tidak percaya.Hati kecilnya merasa, anak satu-satunya itu masih hidup. Namun keyakinannya itu tidak dapat menyembuhkan luka di hatinya."Tidak mungkin, Chen'er bisa mati semudah itu. Dia pewaris nirwana, nasibnya sudah ditentukan akan merubah dunia," batinnya.Jian Su Chen memang adalah benih penguasa nirwana yang dititipkan di rahim Mei Yin.Sebagai kultivator alam Mulia, penguasa nirwana bisa memberikan benihnya pada wanita yang dimauinya.Mei Yin dianggap wanita yang tepat untuk menampung benihnya.Saat itu, Mei Yin adalah gadis berbakat di salah satu sekte di daratan barat, Sekte Phoenix Ungu.Parasnya yang cantik, karakternya yang baik dan bakat yang luar biasa, membuat penguasa nirwana memutuskan menanam benihnya di rahim Mei Yin.Namun saat benih itu ditanam di rahim Mei Yin. Seluruh kultivasinya ikut tersegel karena segel yang sengaja di tanamkan penguasa nirwana ke benihnya.Mei Yin menerima benih itu, karena kalimat penguasa nirwana yang menyebut anak itu akan merubah dunia yang kacau ini.Saat itu, basis kultivasi Mei Yin muda sudah berada di alam Prajurit Surgawi tingkat delapan.Sejak kehilangan basis kultivasi, Mei Yin akhirnya dibuang oleh sektenya. Mei Yin terlunta-lunta hingga sampai ke daratan utara.Awalnya dia mengira, benih yang dititipkan oleh penguasa nirwana mati di rahimnya.Namun lima tahun setelah benih itu ditanam, tanda-tanda adanya kehidupan di rahimnya mulai dia rasakan. Sementara sebelumnya, dia sama sekali tidak pernah berhubungan dengan seorang pria.Saat tanda-tanda kehidupan terasa di rahimnya, Mei Yin saat itu adalah pelayan di Klan Xu. Klan besar yang ada di Kota Parigi.Langit bahkan seperti mengirimkan sebuah cahaya ilahi ke kediaman Xu waktu itu.Namun tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Orang-orang Kota Parigi kemudian menyebut, jika Klan Xu telah mendapat harta dari langit. Hal itu membuat klan lain merasa iri.Suatu malam, Klan Xu tiba-tiba mendapat serangan. Semua orang Klan Xu dibantai malam itu.Mei Yin berhasil melarikan diri. Namun diperjalanan dia bertemu seorang pria yang kemudian membawanya pergi.Pria itu adalah Jian Mu. Dia kemudian dinikahi paksa Jian Mu dan diminta menganggap anak-anak Jian Mu sebagai anaknya sendiriPandangan Mei Yin saat ini benar-benar kosong. Bahkan tanpa dia rasa, air mata mulai mengalir dari sudut matanya.Dia merasa nasib kurang beruntung yang menimpa Jian Su Chen, semuanya karena keputusannya yang salah.Mei Yin mulai menyesal menikah dengan Patriark Klan Jian dan membawa Jian Su Chen ke dalam klan ini."Ibu, anda diminta Patriark Jian ke paviliunnya," seorang gadis muda dengan wajah anggun, menggunakan hanfu abu-abu yang terlihat sangat sederhana datang menghampiri. Namanya Gu Lingling.Dia seorang gadis yang baik. Mei Yin menemukannya di pasar budak Kota Parigi. Saat itu, usia Gu Lingling masih sangat muda, baru sepuluh tahun.Mei Yin kemudian menebusnya dan membawa pulang ke Klan Jian. Selama ini, Mei Yin sudah menganggap Gu Lingling sebagai anaknya.Jian Su Chen juga memperlakukan Gu Lingling layaknya adik.Namun di Klan Jian, Gu Lingling juga mendapat perlakuan yang sama dengan Jian Su Chen. Dia bahkan hanya dianggap pelayan oleh orang-orang Klan Jian.Setiap kali ditindas, hanya Mei Yin dan Jian Su Chen yang kerap membelanya. Dia juga merasa sangat kehilangan sejak Jian Su Chen menghilang di Gunung Naga.Apalagi, dia juga sudah menganggap Jian Su Chen sebagai kakaknya.Mei Yin yang mendengar itu hanya tersenyum kemudian mengangguk ke Gu Lungling. Saat ini, hanya Gu Lingling yang setia berbagi kesedihan dengannya.Saat berjalan dua langkah, Mei Yin tiba-tiba berbalik melihat Gu Lingling."Ling'er sebaiknya kamu segera meninggalkan Klan Jian. Pergilah sejauh mungkin. Ingat! Jangan pernah kembali ke sini," katanya sambil memeluk Gu Lingling.Mendengar itu, Gu Lingling tersentak. Dia tidak tahu, kenapa tiba-tiba Mei Yin memintanya meninggalkan Klan Jian."Jangan bertanya! Kamu harus segera pergi," sambung Mei Yin, kemudian kembali membalik badannya dan berjalan pergi.Melihat Mei Yin melangkah dengan berat, wajah Gu Lingling nampak sedih, matanya memerah. Dia tidak tahan melihat Mei Yin terus-terusan bersedih selama sebulan ini.Dia juga tidak ingin meninggalkan Mei Yin sendiri, namun dia percaya, Mei Yin menyuruhnya meninggalkan Klan Jian demi kebaikannya."Kasihan ibu! Semoga Kakak Chen baik-baik saja. Aku yakin, Kakek Chen masih hidup," batinnya sambil memandang punggung Mei Yin yang berjalan menjauh.Di paviliun patriark, saat ini Patriark Jian sedang duduk bersama dua putranya, Jian Tian dan Jian Tao. "Akhirnya, kita bisa menyingkirkan sampah itu. Benar-benar hanya membuat malu Klan Jian jika dia masih hidup dan terus menggunakan nama Jian," kata Patriark Jian, Jian Mu.Tidak lama, di luar ruang utama, sosok wanita lusuh sedang berjalan gontai. Patriark Jian yang melihat itu mengerutkan keningnya.Jian Tian dan Jian Tao ikut mengalihkan pandangannya ke wanita itu. Dia adalah Mei Yin."Anda memanggilku," kata Mei Yin berdiri di depan Patriark Jian yang duduk di kursi kayu.Mata Jian Mu menyipit, dia menatap Mei Yin dengan pandangan yang jijik. Pandangan Jian Tian dan Jian Tao ke Mei Yin juga sama.Padahal selama ini, mereka dirawat dengan baik oleh Mei Yin layaknya anak sendiri. Saat dibawa ke Klan Jian oleh Jian Mu, Jian Tian dan Jian Tao baru berusia dua dan tiga tahun."Aku sudah 16 tahun bersabar. Apa kamu masih belum mau mengatakannya?" kata Jian Mu dengan tatapan mengancam.Jian Mu membawa Mei Yin ke Klan Jian, sebenarnya dengan maksud terselubung.Selain parasnya yang cantik, Jian Mu menikahi Mei Yin karena ingin mencari tahu soal harta yang kabarnya didapatlan Klan Xu dari langit.Pelaku penyerangan dan pembantaian Klan Xu malam itu adalah Klan Jian.Sayangnya, harta yang mereka cari di Klan Xu tidak ditemukan. Orang-orang Keluarga Xu bahkan mati tanpa tahu harta yang dimaksud.Setelah lima tahun menikahi Mei Yin, Jian Mu akhirnya mulai mengintrogasi Mei Yin. Namun jawaban yang ia inginkan tidak pernah keluar dari mulut Mei Yin.Dia bahkan seringkali menggunakan Jian Su Chen untuk mengancam Mei Yin. Namun Mei Yin balik mengancam akan terkubur bersama rahasia Keluarga Xu, jika sesuatu terjadi pada putranya.Di dalam gua di dasar jurang Hutan Naga, pria muda bertelanjang dada terlihat duduk lotus. Tubuhnya proporsional, wajahnya tampan dengan mata, mulut dan hidung yang tercetak sempurna.Dia adalah Su Chen. Sudah enam bulan lamanya dia berada di jurang ini. Setiap harinya dia hanya berkultivasi dan melatih teknik bela diri yang sebelumnya dia miliki di kehidupan pertamanya.Tulang Naga Qilin yang tergeletak di gua itu juga makin sedikit. Su Chen berhasil memurnikan tulang-tulang itu berkat gabungan Teknik Kultivasi Pelahap Naga Qilin yang dijalankannya dan bantuan tunas di pusat energinya.Su Chen saat ini sudah di alam Kondensasi tingkat lima. Dalam enam bulan ini, basis kultivasinya berhasil menerobos dua alam besar.Su Chen membuka matanya, wajahnya yang tampan kini terlihat lebih dewasa. Tubuhnya juga terlihat lebih proporsional.Dia berdiri dan melepaskan indera spiritualnya. Saat ini dia bisa merasakan jangkauan indera spiritualnya sudah semakin jauh.Su Chen mulai melangkahkan kak
Dhuar... Dua tubuh bertabrakan dengan keras menghasilkan suara ledakan. Seorang pemuda dengan jubah biru terlempar sejauh puluhan meter.Cahaya matanya mulai redup. Pemuda itu seperti pasrah dengan nasibnya. Tubuhnya dipenuhi beberapa luka terbuka. Nafasnya terasa berat. Tap.. tap.. tap..Sementara dari sisi lain, seekor Harimau Belang, dengan santainya berjalan. Meskipun agak pincang, namun tubuh harimau itu terlihat baik-baik saja. Air liurnya menetes dari gigi taringnya. Jaraknya dari pemuda yang terbaring lemah sudah sangat dekat. Nafas baunya bahkan sudah tercium oleh pemuda tadi. "Aku benar-benar akan mati! Semoga di kehidupan berikutnya aku lahir sebagai naga. Akan aku makan semua jenis harimau di dunia ini," batin pemuda itu sambil menutup matanya.Buk...Gubrak...Namum sesaat kemudian, suara pukulan dan benda jatuh terdengar sangat keras. Pemuda tadi yang sudah pasrah kembali membuka matanya. Seorang pria dengan jubah hitam yang berkibar, sedang berdiri di tempat harim
"Kalian berdua, berhenti. Apa kalian tersesat?" kata salah satu pria paruh baya yang menghentikan Su Chen dan Lian Minghao.Lian Minghao mengangkat wajahnya dan melihat orang-orang yang mengadangnya. Orang-orang itu langsung kegirangan saat melihat wajah Lian Minghao."Tuan Muda Lian kembali," teriak salah satu pria yang mengadang.Dari dalam tenda, pria paruh baya dengan wajah garang melangkah keluar setelah mendengar keributan. Dia adalah, Lian Tian, paman ketiga Lian Minghao. "Apa kamu bilang. Coba ulangi," suaranya keras dan menusuk.Setelah melihat Lian Minghao, dia melompat dan memeluk Lian Minghao. Dari raut wajahnya, masih terlihat garis-garis kekhawatiran yang berlebihan."Minghao'er kamu dari mana saja. Kami bahkan sudah mencarimu dalam dua hari ini, tapi tidak bisa menemukanmu. Paman kira kamu... ah.. sudahlah. Yang penting kamu kembali dengan selamat," kata pria paruh baya itu."Paman, ceritanya panjang. Kenalkan ini, Kakak Chen, dia yang menyelamatkanku di kedalaman Huta
Sudah sepekan sejak Su Chen menetap di kediaman Klan Lian. Dia tidak pernah meninggalkan paviliun yang diberikan Patriark Lian padanya.Su Chen terus berkultivasi. Dalam sepekan ini dia juga kembali berhasil memurnikan potongan kecil tulang sayap Naga Qilin. Dia mulai membuka matanya, dia merasakan peningkatan pada kekuatan tubuhnya.Su Chen merasa sedikit lagi, dia bisa meningkatkan kekuatan tubuhnya ke Tubuh Prajurit. "Sudahlah, nanti saja. Sepertinya beberapa hari ini aku merasakan Lian Minghao beberapa kali datang kesini," batinnya sambil menopang tubuhnya berdiri.Dia membersihkan diri di kolam batu yang ada di belakang kediamannya. Setelah itu, mengganti jubah dan pakaiannya.Di depan paviliun yang Su Chen tempati, Lian Minghao nampak berdiri menatap pintu paviliun Su Chen. Ia ditemani seorang gadis dengan hanfu hijau muda dan wajah yang imut. Gadis itu terlihat selalui melingkarkan tangannya ke lengan kanan Lian Minghao."Adik Xin hentikan. Kamu itu sudah jadi gadis. Bukan ana
Tinju Song Lim saat ini meluncur mengarah ke dada Su Chen. Saat jaraknya sudah sangat dekat, Su Chen juga mengangkat tinjunya.Buk..Krak...Suara benturan dua tinju diikuti suara retakan nyaring terdengar. Orang-orang yang menempati ruangan khusus lain, bahkan keluar untuk mencari tahu karena keributan yang terjadi."Ah... tanganku. Kamu.. kamu mematahkan tanganku," setelah suara benturan dua tinju, jeritan kesakitan menggema di seluruh kedai.Orang-orang di lantai satu yang lagi riuh tiba-tiba terdiam mendengar jeritan kesakitan seseorang.Saat ini, Su Chen masih berdiri di tempatnya. Sementara Song Lim mundur beberapa langkah kebelakang sambil memegang tangannya dan meringis kesakitan.Para pengikutnya hanya terpaku di tempat. Mereka tidak berani maju. Su Chen melangkah ke arah Song Lim.Melihat itu, Song Lim, berteriak ketakutan. "Jangan kesini. Aku mengaku kalah. Aku akan pergi," katanya sambil melangkah mundur ke area lorong ruangan.Namun Su Chen tidak peduli dengan teriakan So
Su Chen berjalan ke arah paviliun yang ditinggali Lian Minghao. Jarak dari tempatnya ke paviliun Lian Minghao tidak terlalu jauh. Dia hanya butuh waktu lima menit.Tok... tok... tok...Su Chen mengetuk pintu paviliun Lian Minghao. Tidak berselang kama Lian Minghao sudah membuka pintunya. Awalnya, dia mengira Lian Xinxin yang datang.Namun dia tersadar setelah pintu tetap tidak terbuka dari luar setelah ketukan pintu. Sementara Lian Xinxin setiap datang, hanya mengetuk sekali kemudian langsung membuka pintu."Kakak Chen, silahkan masuk."Su Chen menjelaskan maksud kedatangannya. Dia juga meminta saran pada Lian Minghao bagaimana mengatakannya ke Lian Xinxin.Su Chen bukannya tidak mau membawa gadis kecil itu ikut bersamanya. Namun dia tidak ingin membahayakan Lian Xinxin.Dia tidak tahu, bahaya apa yang akan mereka temui saat memasuki kembali Hutan Naga. Keduanya kemudian sepakat meninggalkan Klan Lian saat malam hari.Saat gelap mulai menutupi Kota Naga Biru, dua pemuda terlihat berja
Kurang dari lima menit, Su Chen berhasil membunuh tiga kultivator Klang Song yang berada di alam Kondensasi tingkat dua dan tingkat satu.Sementara Lian Minghao terlihat masih bertarung sengit dengan salah satu anggota Klan Song yang berada di alam Kondensasi tingkat 4. Su Chen berdiri mengamati gaya bertarung Lian Minghao. Dia kini tahu, salah satu kekurangan Lian Minghao adalah stamina.Untungnya, lawannya juga tidak lebih baik dari Lian Minghao. Setelah bertarung lebih dari dua puluh menit, Lian Minghao akhirnya berhasil memukul dada pemuda Klan Song itu.Pemuda itu terbaring dengan nafas yang berat. Sorot matanya penuh dengan permohonan ampun.Lian Minghao yang memperhatikan itu, terlihat ragu membunuh pemuda itu. "Kalau kamu ingin tumbuh kuat, kamu tidak boleh ragu," suara Su Chen terdengar menegur Lian Minghao.Mendengar itu, Lian Minghao mengangkat kaki kanannya dan menginjak dada pemuda itu hingga tewas. Dia kemudiam berbalik dan berjalan ke arah Su Chen. Mereka mengumpulka
Lian Minghao saat ini duduk bersila sambil menjalankan teknik kultivasinya. Tubuhnya benar-benar seperti akan meledak karena energi dari buah apel spiritual itu.Kekuatan tubuhnya sama sekali tidak dapat menanggung energi sebesar itu. Dia mesti segera memurnikan dan menyalurkan masuk ke dantiannya.Su Chen hanya diam mengamati Lian Minghao. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada saudara angkatnya tersebut.Setelah empat jam, ledakan pembatas alam kultivasi terdengar dari tubuh Lian Minghao. Energi besar dari apel spiritual berhasil mendobrak pembatas alam Lian Minghao."Jangan hentikan kultivasimu, kamu harus menstabilkan alam barumu," kata Su Chen saat melihat Lian Minghao mulai akan membuka matanya dan mengakhiri kultivasinya.Salah satu kelemahan banyak kultivator adalah menyepelehkan proses penstabilan alam kultivasi saat baru selesai menerobos. Padahal itu akan sangat mempengaruhi dalam perkembangan kultivator.Su Chen meninggalkan Lian Minghao sendiri di tempat itu. Dia mulai ber