Share

BAB 6... Rahasia Asal Usul Jian Su Chen dan Ibunya

Su Chen masih menyusuri jurang itu. Setelah berkeliling selama dua jam, dia sama sekali belum dapat mengelilingi seluruh dasar jurang.

"Sebenarnya ini jurang apa? Aku merasa ini agak aneh," pikirnya.

Sayangnya Su Chen tidak dapat menemukan jawaban dari pertanyaannya.

Ingatan yang tersisa dari Naga Qilin yang terputar di benaknya juga tidak memuat informasi apapun soal jurang ini.

Saat melihat ke atas, dia sama sejakali juga tidak dapat melihat ujung dari dinding jurang. Su Chen benar-benar dibuat bingung.

"Bagaimana nanti aku keluar? Apa aku harus berkultivasi disini hingga alam Raja Agung?" batinnya.

Kultivator baru dapat melayang dengan energinya setelah mencapai alam Raja Agung. Jarak alam Su Chen saat ini dengan Raja Agung masih sangat jauh.

Saat ini, dia baru di alam Prajurit tingkat 6. Su Chen masih harus menerobos tiga alam kecil untuk menembus alam Pemurnian.

Masih ada empat alam besar yang mesti ia lewati sebelum mencapai alam Raja Agung. Alam Pemurnian, Kondensasi, Prajurit Surgawi dan alam Raja.

Sambil berjalan Su Chen terus menyapu pandangannya ke sekitar. Sesekali dia akan menemukan tumbuhan spiritual berharga. Dasar jurang ini benar-benar mengandung banyak harta.

Su Chen akhirnya memutuskan kembali ke gua tempatnya menemukan tulang Naga Qilin.

Ia memutuskan melanjutkan kultivasinya sambil memikirkan jalan keluar memurnikan lebih cepat tulang Naga Qilin.

*****

Sementara itu, di kediaman Klan Jian, di salah satu paviliun, seorang wanita paruh baya duduk termenung.

Tubuhnya terlihat kurus dengan perawakan yang kurang terawat. Dia adalah ibu Jian Su Chen, Mei Yin.

Sudah lebih dari sebulan sejak Jian Su Chen disebutkan menghilang di Gunung Naga.

Meskipun orang-orang Klan Jian menyimpulkan Jian Su Chen sudah mati, namun Mei Yin sama sekali tidak percaya.

Hati kecilnya merasa, anak satu-satunya itu masih hidup. Namun keyakinannya itu tidak dapat menyembuhkan luka di hatinya.

"Tidak mungkin, Chen'er bisa mati semudah itu. Dia pewaris nirwana, nasibnya sudah ditentukan akan merubah dunia," batinnya.

Jian Su Chen memang adalah benih penguasa nirwana yang dititipkan di rahim Mei Yin.

Sebagai kultivator alam Mulia, penguasa nirwana bisa memberikan benihnya pada wanita yang dimauinya.

Mei Yin dianggap wanita yang tepat untuk menampung benihnya.

Saat itu, Mei Yin adalah gadis berbakat di salah satu sekte di daratan barat, Sekte Phoenix Ungu.

Parasnya yang cantik, karakternya yang baik dan bakat yang luar biasa, membuat penguasa nirwana memutuskan menanam benihnya di rahim Mei Yin.

Namun saat benih itu ditanam di rahim Mei Yin. Seluruh kultivasinya ikut tersegel karena segel yang sengaja di tanamkan penguasa nirwana ke benihnya.

Mei Yin menerima benih itu, karena kalimat penguasa nirwana yang menyebut anak itu akan merubah dunia yang kacau ini.

Saat itu, basis kultivasi Mei Yin muda sudah berada di alam Prajurit Surgawi tingkat delapan.

Sejak kehilangan basis kultivasi, Mei Yin akhirnya dibuang oleh sektenya. Mei Yin terlunta-lunta hingga sampai ke daratan utara.

Awalnya dia mengira, benih yang dititipkan oleh penguasa nirwana mati di rahimnya.

Namun lima tahun setelah benih itu ditanam, tanda-tanda adanya kehidupan di rahimnya mulai dia rasakan. Sementara sebelumnya, dia sama sekali tidak pernah berhubungan dengan seorang pria.

Saat tanda-tanda kehidupan terasa di rahimnya, Mei Yin saat itu adalah pelayan di Klan Xu. Klan besar yang ada di Kota Parigi.

Langit bahkan seperti mengirimkan sebuah cahaya ilahi ke kediaman Xu waktu itu.

Namun tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Orang-orang Kota Parigi kemudian menyebut, jika Klan Xu telah mendapat harta dari langit. Hal itu membuat klan lain merasa iri.

Suatu malam, Klan Xu tiba-tiba mendapat serangan. Semua orang Klan Xu dibantai malam itu.

Mei Yin berhasil melarikan diri. Namun diperjalanan dia bertemu seorang pria yang kemudian membawanya pergi.

Pria itu adalah Jian Mu. Dia kemudian dinikahi paksa Jian Mu dan diminta menganggap anak-anak Jian Mu sebagai anaknya sendiri

Pandangan Mei Yin saat ini benar-benar kosong. Bahkan tanpa dia rasa, air mata mulai mengalir dari sudut matanya.

Dia merasa nasib kurang beruntung yang menimpa Jian Su Chen, semuanya karena keputusannya yang salah.

Mei Yin mulai menyesal menikah dengan Patriark Klan Jian dan membawa Jian Su Chen ke dalam klan ini.

"Ibu, anda diminta Patriark Jian ke paviliunnya," seorang gadis muda dengan wajah anggun, menggunakan hanfu abu-abu yang terlihat sangat sederhana datang menghampiri. Namanya Gu Lingling.

Dia seorang gadis yang baik. Mei Yin menemukannya di pasar budak Kota Parigi. Saat itu, usia Gu Lingling masih sangat muda, baru sepuluh tahun.

Mei Yin kemudian menebusnya dan membawa pulang ke Klan Jian. Selama ini, Mei Yin sudah menganggap Gu Lingling sebagai anaknya.

Jian Su Chen juga memperlakukan Gu Lingling layaknya adik.

Namun di Klan Jian, Gu Lingling juga mendapat perlakuan yang sama dengan Jian Su Chen. Dia bahkan hanya dianggap pelayan oleh orang-orang Klan Jian.

Setiap kali ditindas, hanya Mei Yin dan Jian Su Chen yang kerap membelanya. Dia juga merasa sangat kehilangan sejak Jian Su Chen menghilang di Gunung Naga.

Apalagi, dia juga sudah menganggap Jian Su Chen sebagai kakaknya.

Mei Yin yang mendengar itu hanya tersenyum kemudian mengangguk ke Gu Lungling. Saat ini, hanya Gu Lingling yang setia berbagi kesedihan dengannya.

Saat berjalan dua langkah, Mei Yin tiba-tiba berbalik melihat Gu Lingling.

"Ling'er sebaiknya kamu segera meninggalkan Klan Jian. Pergilah sejauh mungkin. Ingat! Jangan pernah kembali ke sini," katanya sambil memeluk Gu Lingling.

Mendengar itu, Gu Lingling tersentak. Dia tidak tahu, kenapa tiba-tiba Mei Yin memintanya meninggalkan Klan Jian.

"Jangan bertanya! Kamu harus segera pergi," sambung Mei Yin, kemudian kembali membalik badannya dan berjalan pergi.

Melihat Mei Yin melangkah dengan berat, wajah Gu Lingling nampak sedih, matanya memerah. Dia tidak tahan melihat Mei Yin terus-terusan bersedih selama sebulan ini.

Dia juga tidak ingin meninggalkan Mei Yin sendiri, namun dia percaya, Mei Yin menyuruhnya meninggalkan Klan Jian demi kebaikannya.

"Kasihan ibu! Semoga Kakak Chen baik-baik saja. Aku yakin, Kakek Chen masih hidup," batinnya sambil memandang punggung Mei Yin yang berjalan menjauh.

Di paviliun patriark, saat ini Patriark Jian sedang duduk bersama dua putranya, Jian Tian dan Jian Tao. "Akhirnya, kita bisa menyingkirkan sampah itu. Benar-benar hanya membuat malu Klan Jian jika dia masih hidup dan terus menggunakan nama Jian," kata Patriark Jian, Jian Mu.

Tidak lama, di luar ruang utama, sosok wanita lusuh sedang berjalan gontai. Patriark Jian yang melihat itu mengerutkan keningnya.

Jian Tian dan Jian Tao ikut mengalihkan pandangannya ke wanita itu. Dia adalah Mei Yin.

"Anda memanggilku," kata Mei Yin berdiri di depan Patriark Jian yang duduk di kursi kayu.

Mata Jian Mu menyipit, dia menatap Mei Yin dengan pandangan yang jijik. Pandangan Jian Tian dan Jian Tao ke Mei Yin juga sama.

Padahal selama ini, mereka dirawat dengan baik oleh Mei Yin layaknya anak sendiri. Saat dibawa ke Klan Jian oleh Jian Mu, Jian Tian dan Jian Tao baru berusia dua dan tiga tahun.

"Aku sudah 16 tahun bersabar. Apa kamu masih belum mau mengatakannya?" kata Jian Mu dengan tatapan mengancam.

Jian Mu membawa Mei Yin ke Klan Jian, sebenarnya dengan maksud terselubung.

Selain parasnya yang cantik, Jian Mu menikahi Mei Yin karena ingin mencari tahu soal harta yang kabarnya didapatlan Klan Xu dari langit.

Pelaku penyerangan dan pembantaian Klan Xu malam itu adalah Klan Jian.

Sayangnya, harta yang mereka cari di Klan Xu tidak ditemukan. Orang-orang Keluarga Xu bahkan mati tanpa tahu harta yang dimaksud.

Setelah lima tahun menikahi Mei Yin, Jian Mu akhirnya mulai mengintrogasi Mei Yin. Namun jawaban yang ia inginkan tidak pernah keluar dari mulut Mei Yin.

Dia bahkan seringkali menggunakan Jian Su Chen untuk mengancam Mei Yin. Namun Mei Yin balik mengancam akan terkubur bersama rahasia Keluarga Xu, jika sesuatu terjadi pada putranya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status