MasukKejadian puluhan ribu tahun lalu terus terbayang jelas di benak Su Chen. Saat ini, dia seperti ikut terlibat dalam perang besar itu.
Su Chen melihat tiap adegan yang membunuh ratusan bahkan ribuan orang di masing-masing kelompok.Pertarungan itu, mengakibatkan kerusakan di mana-mana.Gunung yang terbelah, kerusakan alam yang dahsyat, hingga kemunculan binatang kuno yang belum pernah dia lihat di kehidupan sebelumnya. Ada dua kelompok yang bertarung hebat.Sementara satu kelompok lainnya terlihat hanya diam dan menjaga satu tempat.Di seluruh dunia, hanya tempat yang dijaga sekelompok orang itu yang utuh, tanpa kerusakan.Setelah pertarungan berbulan-bulan, dunia ini benar-benar hancur dan kehabisan energi. Orang-orang itu kemudian terbagi dalam lima kelompok yang masing-masing dipimpin oleh lima orang tua yang sebelumnya Su Chen lihat di puncak gunung tertinggi.Su Chen kesulitan mencerna setiap informasi yang terus menerus terbayang di benaknya. Setelah satu malam, Su Chen akhirnya mulai membuka matanya.Tubuhnya benar-benar basah karena keringat. Bukan karena tekanan atau kepanasan, namun pemandangan yang baru saja Su Chen saksikan membuatnya seperti ini.Titik cahaya kecil itu kemudian keluar dari tubuh Su Chen kemudian menyemburkan cahaya yang lebih besar. Seekor Naga Qilin terbentuk samar dari pancaran cahaya itu.Su Chen terperanjak dari tempatnya berdiri. Dia mundur dua langkah dan membelalakkan matanya melihat pemandangan di depannya."Apa aku masih di dunia yang sama, tapi ini kenapa terlihat lebih nyata," batinnya.Sosok Naga Qilin dengan sayap indah dan ekor yang meliuk-liuk menatap tajam ke arah Su Chen."Setelah puluhan ribu tahun, akhirnya ada yang dapat menerima warisanku," suara itu menggema di gua hingga seperti menusuk di pendengaran Su Chen.Dia dibuat ketakutan. Sejak kapan Kaisar Agung dikejutkan dengan kejadian seperti ini.Su Chen menggosok matanya. Dia akhirnya yakin, jika bayangan di depannya memang terjadi di dunianya yang nyata."Kamu sudah melihat kejadian puluhan ribu tahun yang lalu. Kamu juga sudah tahu, apa yang membuat dunia ini disebut dunia fana, dunia yang ditinggalkan.""Tuanku benar. Suatu saat aku akan bertemu seseorang yang dapat menerima warisanku. Hahahaha," suara itu kembali menggema, namun bayangan Naga Qilin juga makin samar."Aku tidak tahu, apakah kamu memiliki kemampuan untuk mengembalikan kejayaan dunia ini. Setidaknya, kamu memiliki kekuatan dalam tubuhmu untuk mendekatiku. Itu sudah cukup.""Kumpulkan semua yang dibawa orang-orang serakah itu, dunia ini akan kembali ke kejayaannya," setelah menyampaikan kalimat terakhirnya, bayangan Naga Qilin kembali berubah menjadi titik cahaya kecil dan melayang memasuki tubuh Su Chen.Titik cahaya itu menyusuri meridian dan menuju pusat energi Su Chen. Tunas berdaun satu dari biji keabadian seperti merespon bahagia titik cahaya yang masuk tersebut.Titik cahaya itu akhirnya menyatu dengan pusat energi Su Chen kemudian menghilang.Seiring meleburnya cahaya itu di dantiannya, tunas yang tumbuh di dantian Su Chen terlihat tumbuh lebih besar dan mengeluarkan satu daun baru.Su Chen mengamati perubahan di pusat energinya. Dia benar-benar dibuat kebingungan dengan kejadian ini. Untungnya jiwanya adalah jiwa Kaisar Agung Langit ketujuh.Su Chen merasa takdir benar-benar baik padanya. Setelah dikhianati di Istana Langit Ketujuh, jiwanya dibawa ke dunia fana dan terlahir kembali di tubuh seorang pemuda 16 tahun.Kini dia mendapat warisan dari Naga Qilin.Di kehidupan pertamanya, dia hanya menyerap setetes darah Naga Qilin yang ia dapatkan melalui perang dan bisa berkembang pesat. Su Chen sangat yakin, di kehidupannya ini, dia bisa melampaui pencapaiannya di kehidupan sebelumnya.Su Chen kembali mendekati tulang-tulang Naga Qilin, saat ini tulang-tulang itu tidak lagi tersusun seperti bentuk tubuh Naga Qilin. Tulang itu jatuh berserakan."Ternyata titik cahaya dari sisa-sisa ingatan dan kekuatan terakhir Naga Qilin yang membuatnya masih berdiri utuh seperti tadi," batinnya.Meskipun cahaya yang disemburkan tunas di pusat energinya juga sudah menghilang, Su Chen sudah tidak merasakan tekanan yang seperti sebelumnya.Su Chen merasakan adanya kedekatan batin dengan tulang-tulang Naga Qilin ini. Setelah titik cahaya itu memasuki pusat energinya.Su Chen bisa dikatakan memiliki warisan Naga Qilin. Hal itu yang membuatnya merasakan ikatan dengan tulang-tulang itu.Su Chen meraba tiap tulang. Dia dapat merasakan kekuatan dari tulang-tulang ini."Benar-benar binatang spiritual kuno. Dia menyimpan esensi darahnya hingga puluhan ribu tahun di tulang punggungnya," gumam Su Chen dengan raut wajah yang begitu bahagia saat mengusap tulang punggung Naga Kuno.Pantas jika Naga Qilin menyebut Su Chen sebagai pewaris. Selain tulangnya yang bisa digunakan untuk menempah kekuatan tubuh. Dia juga kini mendapatkan esensi darah Naga Qilin.Saat ini, Su Chen kebingungan memanfaatkan harta-harta ini. Dia juga sama sekali belum dapat mengeluarkan esensi darah Naga Qilin dari tulang punggung.Alamnya masih sangat rendah untuk bisa membelah tulang Naga Qilin. Jangan mengira karena sudah puluhan ribu tahun, tulang-tulang ini sudah keropos.Tulang Naga Qilin bahkan jauh lebih kuat dan keras dari batu. Su Chen mengalirkan energi ke telapak tangannya, kemudian memukul tulang ekor Naga Qilin."Benar-benar sangat kuat. Aku sama sekali tidak bisa mematahkan satu pun tulangnya," batinnya dengan wajah masam.Su Chen merasa tidak punya pilihan lain selain harus meningkatkan alam kultivasinya sebelum mengeluarkan esensi darah Naga Qilin yang tersimpan di tulang punggung."Sebaiknya aku berkultivasi di tempat ini saja. Aku yakin, energi di sini pasti jauh lebuh baik di banding di atas sana. Tidak mungkin Naga Qilin secara sembarangan menjadikan jurang ini sebagai rumahnya," batinnya.Su Chen berjalan menghampiri beberapa tulang yang menumpuk. Dia mencoba mengidentifikasi tulang-tulang itu.Sayangnya, tulang-tulang itu benar-benar sudah tercerai berai sama sekali tidak bisa lagi dikenali.Naga Qilin bahkan mengisap kekuatan para binatang spiritual ini hingga ke tulangnya.Saat Su Chen mencoba memegang satu tulang, tulang itu langsung hancur menjadi beberapa bagian.Su Chen menggelengkan kepalanya. Dia mencoba menebak tingkatan Naga Qilin sebelum mati. "Mungkin Naga Qilin ini sudah tingkat Kaisar. Dia bahkan sudah dapat menyegel sisa ingatnya serta menanam esensi darahnya ke tulangnya," pikirnya.Su Chen kembali ke sisi tulang Naga Qilin. Dia mengumpulkan beberapa tulang kecil yang tersisa. Dia akan mencoba memurnikan tulang ini untuk menempah kekuatan tubuhnya.Saat di kehidupan pertamanya, dia hanya mengembangkan alam kultivasinya. Su Chen sebenarnya beberapa kali ingin menempa kekuatan tubuhnya, namun kesulitan untuk memulai.Su Chen duduk dengan posisi lotus. Matanya terpejam. Dia mulai menjalankan Teknik Kultivasi Pelahap Naga Qilin.Energi kaya mulai mengalir masuk melalui meridian ke dantiannya. Setelah lima jam berkultivasi, Su Chen melepaskan energi dari tubuhnya.Dia ingin mencoba memurnikan satu potongan kecil tulang Naga Qilin. Ini adalah tulang jari.Su Chen terus melepaskan energinya. Dia memusatkan pikirannya ke tulang yang ada di depannya. Energi pekat dilepaskan dan mulai menyelimuti tulang itu.Setelah delapan jam melakukannya terus menerus. Su Chen akhirnya berhasil memurnikan satu tulang kecil."Isap," batinnya. Tulang itu melayang memasuki tubuh Su Chen dan melebur di dalam tubuhnya.Dia mulai membuka matanya dan merasakan kekuatan tubuhnya yang berbeda. "Berhasil," batin Su Chen dengan raut wajah yang berseri-seri.Dia tidak menyangka bisa menempa kekuatan tubuhnya di kehidupan keduanya.Di dunia ini, kultivator biasanya hanya dapat menempa satu jenis kekuatan.Prinsip itu juga yang dipahami Su Chen di kehidupan pertamanya sehingga hanya fokus mengembangkan alam kultivasinya dan mengabaikan pengembangan kekuatan tubuh.Su Chen berdiri dari tempatnya. Dia mulai berjalan meninggalkan gua. Su Chen bermaksud mengelilingi jurang itu untuk mencari tahu situasi di tempat itu.Su Chen tidak habis pikir, bagaimana bisa warisan seberharga ini tidak ada yang menemukannya selama puluhan ribu tahun.Dia tidak tahu, saat terjatuh dari Jurang dia seperti memasuki lubang cacing dan tiba di jurang ini.Jurang ini adalah dunia rahasia yang diciptakan oleh Naga Qilin. Dengan tingkatannya saat itu, bukan sesuatu yang sulit bagi Naga Qilin merubah jurang ini menjadi dunia rahasia.Setelah berjalan beberapa puluh menit, Su Chen kembali menemukan beberapa tanaman spiritual berharga."Ludah naga," gumam Su Chen saat melihat tanaman dengan daun yang panjang dan bunga yang meliuk-liuk.Dilihat dari tingginya, Su Chen yakin, tumbuhan spiritual ini sudah berusia ribuan tahun. Daun Ludah Naga ini bisa digunakan secara langsung mengobati luka luar.Bunga Ludah Naga bahkan memiliki khasiat untuk menghilangkan bekas luka apapun. Khasiat tanaman spiritual tergantung usia tanamannya.Tanaman spiritual ini juga kerap digunakan alkemis untuk membuat pil-pil penyembuhan tingkat tinggi. Su Chen memperhatikan tubuhnya, namun luka-luka yang ada sebelumnya, benar-benar sudah sembuh.Dia tidak memanen tanaman spiritual itu. Su Chen tidak memiliki cincin penyimpanan, dia tidak tahu harus menyimpannya di mana jika memanennya saat ini.Lagi pula, jurang ini akan menjadi rumahnya untuk sementara, sehingga Su Chen tidak terburu-buru memanennya.Secara perlahan otot-otot Song Quon yang awalnya mengembang mulai normall kembali. Uratnya yang keluar juga mulai mengerut. Kulitnya tidak secerah sebelumnya. Song Quon yang menyadari perubahan tubuhnya berwajah pucat. Aliran energinya jelas mulai mengalami kekacauan. Dia merasakan meridiannya menyempit sehingga menghambat aliran energi dari dantiannya. “Sial! Pantas guru memintaku menggunakan ini hanya dalam situasi hidup dan mati. Efeknya membuat meridianku mengalami penyempitan,” batin Song Quon dengan wajah yang bahkan terlihat mulai menghitam lalu menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. Di depannya, Su Chen tersenyum mengejek. “Dasar bodoh! Basis kultivasimu bahkan baru serendah itu namun kamu sudah menggunakan pil perusak seperti itu. Apa tidak ada orang di Sekte Pulau Merah yang memberitahumu?” kata Su Chen dengan wajah mencibir. Song Quon makin muram mendengar perkataan Su Chen. Dia tak menyangka jika anak angkat Klan Lian ini ternyata tahu banyak tentang pil yang digunak
Di dalam arena pertarungan, Song Quon mengusap darah di mulutnya sambil menatap Su Chen penuh kebencian. Dia sudah berguru lebih dari tiga tahun di Sekte Pulau Merah, bisa-bisanya dia pulang ke Kota Naga Biru malah bertemu dengan anak pungut yang mempermalukannya di atas arena bergengsi di Kota Naga Biru. “Kamu kira dengan kemampuanmu yang tak seberapa itu, kamu bisa mengalahkanku? Cih… Jangan harap! Aku adalah murid Sekte Pulau Merah, aku memiliki sumber daya yang tak dimiliki anak miskin sepertimu,” katanya dengan mata memerah. Patriark Lian di atas panggung utama tersenyum mencibir mendengar cibiran Song Quon pada Su Chen. “Patriark Song… Sepertinya cucumu sudah kehabisan cara untuk mengalahkan cucuku makanya dia mencoba mempengaruhinya dengan kata-kata tidak masuk diakal. Sayangnya, cucuku tidak akan terpengaruh dengan provokasi murahan seperti itu,” cibir Patriark Lian. Su Chen sendiri hanya tersenyum mengejek mendengar itu. Hanya murid dari sekte lemah dan berani menyebutnya
Song Quon berusaha menopang tubuhnya untuk bangkit lalu meraih pedang spiritual yang tadi terlepas dari genggamannya. Tatapannya menajam ke arah Su Chen. Dia tidak percaya, lawannya ini bisa mejatuhkannya dan membuatnya mengalami luka dalam dalam satu serangan. “Sial! Kekuatannya benar-benar di luar dari perkiraanku. Dia bisa dengan mudah membaca gerakanku,” batin Murid Sekte Pulau Merah itu. Dia pulang ke Kota Naga Biru sambil membawa kebanggaan sebagai murid salah satu tetua utama sekte. Namun di pertarungan ini, bisa-bisanya di terancam dikalahkan oleh seorang anak pungut. Di sudut berbeda, Su Chen kembali mengepalkan tinjunya. Tatapannya sangat tenang, namun dari caranya memandang Song Quon, sangat mirip dengan binatang spiritual yang bersiap memangsa korbannya. Su Chen bergerak dengan tangan kosong ke arah Song Quon yang sudah bersiap dengan pedangnya. Melihat Su Chen bergerak, pemuda itu ikut bergerak ke depan sambil menyeret pedangnya. Semua orang yang menyaksikan diam menun
Siapapun yang memulai menyerang akan didiskualifikasi dari turnamen ini. Su Chen hanya tersenyum mencibir kemudian duduk dalam kondisi lotus seperti yang dia lakukan sebelum-sebelumnya. Tadi, dia memang sengaja memancing emosi Song Quon. Aksinya ternyata berhasil sebelum digagalkan oleh Patriark Song.Su Chen kemudian menoleh ke Song Quon dan kembali memancing amarah Song Quon. "Kamu beruntung karena masih terus dibawah pengawasan kakekmu. Aku bahkan curiga, tidurpun kamu masih ditemani kakekmu," kata Su Chen kemudian menutup matanya.Song Quon hanya bisa meraung mendengar setiap provokasi dari Su Chen. Dia tidak menyangka, anak angkat Klan Lian ini ternyata memiliki lidah yang tajam."Lihat saja nanti, aku akan mematahkan setiap inci dari tubuhmu. Lidahmu akan kuiris dan kujadikan liontin untuk kalung binatang spiritualku," kata Song Quon dengan wajah bergetar saking marahnya.Sayangnya, Su Chen sama sekali tidak terpengaruh dengan perkataannya. Dia terlihat sangat tenang dengan pos
"Ah... wajahku," teriakan Kong Jinhai kembali memecah keheningan. Dia melepaskan tingkat spiritualnya dan berusaha mengusap wajahnya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya sendiri sudah tidak dapat difungsikan.Kong Jinhai merasa wajahnya terbakar setelah ditiup oleh Su Chen. Orang-orang yang melihat itu juga ikut tercengang. Mereka tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi dengan Kong Jinhai.Bahkan pria tua yang memimpin pertarungan juga penasaran dengan teknik yang Su Chen gunakan sehingga membuat Kong Jinhai teriak kesakitan dengan terus menerus mengusap wajahnya. Dia hanya melihat Su Chen meniup ke arah Kong Jinhai. Dia juga memastikan jika tiupan Su Chen itu adalah teknik bela diri, sehingga tidak menghentikan pertarungan ini.Di atas panggung utama, Patariak Song berdiri dan memprotes aksi Su Chen yang membuat Kong Jinhai menderita seperti saat ini. Sayangnya protes yang ia layangkan ke Tuan Kota Dong Sheng tidak diterima.Dong Sheng juga melihat dengan jelas, Su Chen hanya me
Su Chen berdiri di atas arena dengan raut wajah tenang. Taun Kota Dong Sheng yang mengamati itu dari jauh bahkan memuji ketenangan pemuda ini.Sementara Kong Jinhai di sisi lainnya, menatap Su Chen dengan wajah sangarnya. Sayangnya, provokasi yang terus ia lakukan sejak awal sama sekali tidak mempengaruhi mental Su Chen. Pria tua di atas panggung tinggi mulai mengangkat tangannya. Setelah mendapat jawaban kesiapan dari dua peserta, dia pun mempersilahkan Su Chen dan Kong Jinghai untuk memulai pertarungan.Su Chen tidak begeming dari tempatnya. Dia seperti menunggu Kong Jinhai melakukan serangan terlebih dahulu. Kong Jinhai tidak ingin lengah sedikit pun. Melihat Su Chen hanya diam, dia mengernyit dan tidak tergesa-gesa langsung melakukan serangan.Dia sudah memperhatikan Su Chen di dua pertarungan sebelumnya. Kini dia dibuat bingung, karena saat berhadapan dengan Bao Ye dan tiga peserta dari Klan Song, Su Chen begitu ganas dengan langsung melakukan serangan."Apa kamu memiliki rencan







