'Ternyata pilihan kakakku tidak salah, lelaki itu memiliki kemampuan memimpin. Itu jelas terlihat dari caranya yang tidak bertindak gegabah. Kalau seperti ini, aku yakin Bintang mampu melewati ujian mematikan ini!' batin bos besar tanpa senyuman.Kalau bos besar terlihat tenang, tapi tidak demikian dengan dua orang yang bersamanya. Dua orang itu mulai ragu dengan kemampuan Bintang, saat melihat Bintang hanya memperhatikan tanpa ada tindakan selanjutnya.'Panjang benang laser sekitar 25 meter, besarnya benang laser hanya seperti benang jahit. Semua benang laser memiliki warna yang sama, biru.'Setelah memperhatikan secara seksama, Bintang kembali mengambil kayu berbentuk balok, kemudian melangkah kesamping kiri dan melemparnya.Kalau benang laser yang pertama, membela kayu menjadi empat bagian. Berbeda dengan benang laser yang bentuknya lebih pendek, balok itu langsung menjadi serpihan kecil.'Apa mungkin panjang benang laser adalah kuncinya? Karena semakin pendek benang laser, maka k
Bintang menatap stopwatch digital timer dan membatin, 'Waktuku tinggal empat menit, semoga instingku kali ini tepat.'Bintang langsung saja memasang tangga lipat aluminium. Sebelum menaiki tangga, Bintang melumurkan serbuk putih itu ke tubuhnya."Bintang, apa yang kamu lakukan? Apa kamu mau terjun bebas ke dalam jaring laba-laba itu?" tanya lelaki tua itu terkejut melihat aksi nekat Bintang."Apa aku punya pilihan? Bukankah tidak?" cetus Bintang kesal.'Sepertinya Bintang ditakdirkan untuk memperpendek umurku,' batin lelaki tua itu pasrah.Berlahan tapi pasti, Bintang mulai menaiki tangga. Dia berdiri di atas tangga, matanya menatap jaring laba-laba yang berbentuk benang laser.Bintang kembali menatap stopwatch digital timer yang berjalan mundur, waktunya tinggal beberapa detik saja.Dia langsung mengatur posisi. Tangan kanannya memegang pisau, sedangkan tangan kirinya memegang gunting yang telah membuka.Semua mata terpana, ketika melihat Bintang melompat ke dalam jaring laba-laba.K
***"Kenalkan namaku Stiven Gonsales, sebelumnya aku merupakan pimpinan ke dua di sini," kata lelaki tua itu mengulurkan tangannya kearah Bintang.Bintang menyambut uluran tangan itu dan berkata, "Bukankah tidak perlu lagi bagiku untuk memperkenalkan diri?""Lelaki tadi adalah adikku, namanya Rivaldo Gonsales. Sebelumnya dia adalah pimpinan tertinggi dalam kelompok dunia bawah tanah ini. Tapi sekarang posisi itu telah diserahkan sepenuhnya ke dalam tanganmu,""Kalau sebelumnya aku adalah pimpinan ke dua dalam dunia gelap ini, tapi setelah adikku menyerahkan sepenuhnya kepemimpinan ke tanganmu, itu artinya semua keputusan ada di tanganmu.""Maksudnya?" tanya Bintang pura-pura tak paham."Sebagai pimpinan baru, kamu berhak mengganti struktur kepemimpinan dalam organisasi dunia bawah tanah ini, termasuk mengganti jabatanku," kata Stiven pasrah.Bintang tidak merespon ucapan Stiven. Dia lebih tertarik dengan kondisi bangunan bawah tanah, bangunan yang ternyata sangat megah dan mewah."Kal
Bintang memilih meninggalkan ruangan bawah tanah, setelah Stiven Gonsales mengumumkan posisinya dalam dunia hitam itu.Walaupun tidak ada komentar, tapi Bintang dapat melihat jelas tatapan hinaan dari sekelompok bawahannya. Bintang tahu itu adalah orang kepercayaan Rivaldo.***Dengan ijazah SMA, Bintang melamar pekerjaan di beberapa perusahaan.Namun, sebagai pendatang baru dan tidak punya koneksi, Bintang mengalami kesulitan dalam menemukan pekerjaan. Tapi dia tidak menyerah dan meminta bantuan Stiven.Sampai akhirnya, satu kejadian membawanya ke dalam tawaran yang tidak main-main.Ya, setelah menolong pimpinan perusahaan, Bintang ditawarkan menjadi manager di perusahaan itu."Jujur saja aku memang kesulitan mencari pekerjaan, tapi aku menolong tuan bukan mengharapkan imbalan," tolak Bintang, ketika lelaki tak dikenal itu menawarkan posisi manager kepadanya.Setelah melewati perdebatan panjang, akhirnya lelaki tak dikenal itu mengalah. Dia mengikuti keinginan Bintang. Bekerja melalu
***Bintang terlentang di kasurnya, matanya terpejam, hatinya terasa sakit."Dik, setelah kakak pikir panjang, sepertinya ayah dan ibu tidak menginginkan hidup kita hancur.""Maksud, kakak?""Bukankah pengorbanan ayah dan ibu akan sia-sia kalau salah satu dari kita meninggal? Orang yang membunuh ayah dan ibu, bukanlah orang biasa. Sedangkan kita? Kita hanya saling memiliki. Apa kakak egois, Dik?" "Aku mengerti perasaan, Kakak.""Namun, jujur saja kakak tidak bisa melupakan kejadian itu begitu saja. Kalau kakak menetap sementara waktu di negeri seberang, apa kamu setuju? Setidaknya sampai kakak benar-benar bisa merelakan kematian ayah dan ibu.""Apapun keputusan kakak, Mentari akan mendukungnya.""Kakak ingin menyendiri, sampai kakak benar-benar ikhlas. Jika kamu dalam keadaan mendesak dan butuh kakak, kamu bisa menghubungi kakak lewat Inst***m, kakak akan langsung datang padamu. Tapi kalau hanya sekedar tanya kabar, kakak harap kamu tak melakukannya. Namun, kakak janji akan baik-baik
Setelah selesai jam kerja, Bintang kembali ke rumah kontrakannya.'Dengan kekuasaan yang kumiliki, akan mudah bagiku untuk mencari informasi. Informasi tentang tujuan Arkanza Lee memilihku untuk menikahi cucunya. Sekaligus informasi tentang cucunya! Sayangnya, kekuasaan itu belum sepenuhnya bisa ku gunakan!' batin Bintang kesal.Dia berdiri dari sofa dan berjalan mondar mandir. Sementara itu jari telunjuknya diletakkan di dagu.Seperti itulah, kalau Bintang lagi kesal sekaligus cemas.'Bagaimana kalau tawaran lelaki itu hanyalah sebuah jebakan? Kemunculan putra Arkanza pada saat pertemuan itu, juga patut dipertanyakan! Apa itu sebuah kebetulan atau unsur kesengajaan? Apa mereka curiga dengan namaku Bintang Morales?' batin Bintang semakin bimbang.Lamunan Bintang buyar dalam sekejap, ketika ponselnya berdering. Ada telepon masuk."Ada apa, Stiven?""Bintang, mereka menerima tawaran kita.""Tawaran? Maksudnya?""Orang yang menawarkan pekerjaan dengan bayaran 1 miliar dolar untuk membunuh
"Bintang, kita akan membicarakan masalah pernikahan palsu itu, setelah kamu menemui cucuku," ajak Arkanza menatap Bintang.Rasa penasarannya, membuat Bintang tidak menolak ajakan sang bos. Dia hanya menganggukkan kepalanya, sebagai tanda setuju.Mobil Arkanza meluncur dengan kecepatan sedang, menuju tempat kediaman keluarga besar Lee.Namun, dalam perjalanan tiba-tiba Arkanza menghentikan mobilnya. Dia menatap Bintang dan bertanya, "Kamu lihat orang-orang itu?"Bintang menatap sekelompok pemulung yang sedang beristirahat. Di tangan mereka ada karung yang berisi botol plastik dan kardus.'Sepertinya ini rencana yang akan dibicarakan oleh Arkanza. Menarik juga,' batin Bintang."Kenapa dengan mereka, Bos? Apa mereka melakukan kesalahan?" tanya Bintang pura-pura tidak tahu maksud dari Arkanza."Kalau kita memakai mereka untuk menjadi petugas Capil gadungan, apa kamu setuju? Hitung-hitung, kita membantu mereka dalam hal keuangan. Kita bayar mereka, bagaimana? Tapi kalau kamu mau mencari or
"Miran, ada sesuatu yang harus kamu ketahui mengenai calon suamimu. Kakek tidak tahu apa kamu bisa menerima ini atau tidak," kata Arkanza menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya secara berlahan."Maksud, Kakek?""Calon suamimu bernama Bintang Morales, usianya dua puluh tujuh tahun. Dia hidup sebatang kara dan merupakan pendatang di kota ini. Dia hanya seorang security di perusahaan kakek.""Security?""Iya. Makanya kamu harus siap mental. Menikah dengan orang yang tidak sederajat dengan kita, itu merupakan pukulan terbesar untuk keluarga Lee," kata kakek tersenyum pahit, "Kamu pasti akan menjadi bahan cibiran. Baik dari keluarga besar Lee sendiri, maupun pihak luar yang ingin menjadi bagian keluarga kita.""Terus bagaimana dengan Bintang?""Bintang akan menerima penghinaan secara terbuka, tapi kakek yakin Bintang mampu melalui semuanya. Hanya saja," Arkanza tidak meneruskan kalimatnya."Hanya saja apa, Kek?""Namun, kakek justru ragu sama kamu. Bukankah selama ini kamu hidup s