Home / Rumah Tangga / Dendam Sang Pelakor / Bab 3. Sikap yang Berubah

Share

Bab 3. Sikap yang Berubah

Author: Harumi Akari
last update Huling Na-update: 2022-08-28 14:38:30

Nara berjalan menelusuri lobby hotel dan segera keluar dari hotel tersebut. Ia memutuskan untuk segera pergi setelah pekerjaannya dirasa sudah selesai dan mendapatkan banyak uang.

Nathan memberikan uang cash sebanyak 20 juta, lalu ia meminta Dara untuk menyimpan 10 juta yang langsung ia kirimkan ke rekening Dara. Itu adalah uang paling banyak yang ia dapatkan. Selama ini ia hanya mendapatkan ratusan ribu, bahkan paling banyak mungkin dua sampai lima juta, kali ini ia mendapatkan uang lebih banyak dari biasanya dan sangat percaya diri dengan uang ini ia jelas bisa menikahi kekasihnya itu.

"Uang tipnya juga banyak banget! Benar-benar pria tajir!" gumam Dara sembari mengingat saldo di rekeningnya yang semakin bertambah banyak.

Ia sempat mengingat kejadian di mana Nathan melontarkan kata-kata yang membuat pipinya merah.

"Jangan korbankan tubuhku?" gumam Dara.

Mengingat ucapan itu saja sudah membuat Dara tidak tahan ingin berteriak. Bahkan berandai-andai jika Nathan adalah kekasihnya, pasti dia sudah menjadi kaya. Sayangnya, perasaannya tidak lebih dari sekedar teman dan client biasa. Mereka sempat bertukar nomor juga dan Nathan berkata jika ingin berteman dengan Dara.

Sayangnya momen ini hanya terjadi sekali seumur hidup Dara. Ia yakin setelah datang kebahagiaan akan datang kesialan. Dara pun segera pulang ke kosnya dan merebahkan tubuhnya di kasur.

"Ah! Senangnya hari ini!" ucap Dara sembari memeluk guling yang ada di kasur.

Ia membuka ponselnya, dan melihat tidak ada pesan dari kekasihnya sama sekali. Tidak biasanya dia bersikap seperti itu, bahkan sampai tidak ada kabar.

"Mungkin sedang sibuk," batin Dara.

Ia langsung kembali membuka aplikasi lainnya dan membuka sosial medianya. Di usianya yang menginjak 27 tahun itu, sebenarnya ada sebuah keinginan kecil di hatinya untuk bisa segera menikah, terlebih, ia sudah sangat mencintai kekasihnya itu dan hanya tinggal menunggu waktu saja untuk mereka menikah.

Dara membuka rekening online di ponselnya, dan melihat ada puluhan juta yang berada di rekeningnya, ia semakin gembira karena dengan uang sebanyak ini, ia pasti akan langsung bisa menikahi Rendra.

Dara segera memisahkan uang cashnya dengan uang milik Rendra, Nathan meminta untuk merahasiakan tip yang diberikan oleh Nathan, jadi ia mengikuti apa yang diminta oleh clientnya.

"Tapi, Si Nathan itu sepertinya usianya lebih tua dariku ya? Kenapa belum juga menikah? Padahal dia sudah mapan," gumam Dara yang bingung dengan sikap pria yang baru saja ia temui itu.

Di satu sisi lain, Dara juga sedikit penasaran dengan Nathan ini, meskipun bukan siapa-siapa.

"Sudahlah, jangan terlalu banyak menghalu!"

Dara membuang jauh-jauh pikirannya tentang pria tajir tersebut, ia kembali melihat sosial medianya hingga ia ketiduran di tengah rasa bahagianya.

****

Keesokan harinya, tentu saja Dara dan juga Rendra bertemu di hotel yang sudah dipesan oleh Rendra. Ia tidak pernah membawa Nara ke rumahnya, atau bahkan mengenalkannya kepada kedua orang tuanya. Mereka selalu menginap di hotel jika ingin bertemu, dan mereka selalu melakukan hubungan itu setiap bertemu.

Dara sudah sampai di kamar tempat Rendra melakukan reservasi. Seperti biasa, Rendra selalu terlambat karena pekerjaannya begitu banyak, sedangkan Dara selalu berada di tempat terlebih dahulu.

Hingga beberapa jam berlalu, Rendra baru sampai di hotel dan Dara memeluk Rendra ketika sudah bertemu dengannya.

"Sayang, aku kangen!" tukas Dara dalam dekapan kekasihnya itu.

"Aku juga ... jadi, kemarin dapat berapa?" tanya Rendra yang langsung bicara ke intinya.

"Sepuluh juta!" ujar Dara sembari membelalakkan matanya dan tersenyum bahagia.

"Serius?" Mata Rendra membulat sempurna dan tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Iya! Nih!" Dara mengambil uang itu di tasnya dan memberikannya ke Rendra secara cuma-cuma. Seakan tubuhnya memang layak untuk dijual.

Rendra tersenyum bahagia mendapatkan amplop yang berisikan uang itu. Akhirnya apa yang diinginkan Rendra sudah tercapai.

"Kamu memang pacarku yang paling bisa diandalkan! Kemarilah!" Rendra menarik tangan Dara dan melumat bibir wanita itu dengan ganas dan langsung melucuti pakaian wanita itu tanpa ampun, seakan ia sudah memendam hasratnya terlalu lama.

"Mas, jangan kasar-kasar ya," pinta Dara dengan wajahnya yang memelas.

"Nggak, Dik. Tubuhmu memang pantas diberi bayaran mahal," tutur Rendra sembari menjamah seluruh tubuh Dara yang sudah tidak mengenakan sehelai busana sama sekali. Ia memainkan tubuh wanita itu, seakan memang pantas tuk dimainkan.

Mereka bergelut di atas ranjang panas itu, disertai dengan desahan Dara yang terlihat sangat menikmati barang besar milik kekasihnya itu. Hingga mereka sampai pada ujung kenikmatan, dan berakhir dengan tidur berdua di ranjang.

Namun, Rendra tidak ingin tidur berdua dengannya, ia justru segera membersihkan dirinya dan mengenakan kemeja dan jasnya lagi.

"Mau langsung pergi, Mas?" tanya Dara.

Namun, Rendra justru melirik ke arah Dara dengan tatapan mata yang sinis.

DEG!

Jantung Dara seakan berhenti berdetak, tatapan mata itu adalah tatapan yang selalu diberikan oleh semua orang kepadanya. Pandangan mata yang mengisyaratkan bahwa mereka jijik dengan perilaku Dara. Wanita itu langsung duduk dan menutup tubuhnya dengan selimut.

"Mas ... kenapa? Aku bikin salah?" tanya Dara yang mulai khawatir dan cemas.

Atmosfir di seluruh ruangan mulai menjadi suram, bahkan kebahagiaan dan kenikmatan yang baru saja dirasakan, langsung sirna dalam sekejap mata.

"Mulai sekarang, jangan pernah hubungi aku lagi. Carilah kebahagiaanmu sendiri, karena aku sudah punya yang lain!" gertak Rendra kepada Dara.

"Apa maksudmu, Mas?" tanya Dara dengan perasaan yang masih campur aduk dan tidak percaya.

"Aku sudah ada yang lain, dan besok kami akan menikah!" Rendra kembali menggertak seraya membelalakkan matanya, meminta Dara untuk menjauh darinya.

Dara tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia masih tidak percaya dengan ucapan kekasihnya itu.

"Ka–kamu selingkuh, Mas?" tanya Dara.

"Jelaslah! Mana ada orang tua yang menginginkan menantunya sudah bekas sepertimu!" hardik Rendra kepada wanita itu.

Dara tak percaya dengan omongan Rendra, kekasih yang selama ini ia bantu, yang ia pertahankan meskipun sedang terjatuh, justru hanya memanfaatkan tubuhnya. Dara menyelimuti tubuhnya dengan handuk dan segera menuju ke Rendra yang akan keluar dari kamar.

"Mas! Tunggu, Mas! Kumohon jangan seperti ini! Aku tahu aku salah, tapi aku melakukan semua ini demi kamu! Mengapa kau justru hanya menikmati uang yang sudah susah payah kuhasilkan untukmu!" pinta Dara sembari memeluk kaki Rendra.

"Lepaskan! Aku sudah tidak ingin berhubungan dengan wanita sepertimu lagi! Enyah kau dari hadapanku!" Ia menghentakkan kakinya dengan keras hingga mendorong Dara sampai terjatuh.

"Mas! Kenapa kamu seperti ini padaku!" ujar Dara sembari menitihkan air mata dan menatap ke arah Rendra.

"Karena kamu hanya wanita murahan yang bisa kuperalat!"

DEG!

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dendam Sang Pelakor   Bab 88. Harus Mengikhlaskan

    Semenjak hubungan Dara dan Nathan berubah menjadi resmi pacaran, Dara pun mulai menjalani dendamnya seperti yang sudah dia rencanakan. Mengingat, dia sudah menjadi milik Nathan, maka, dia tidak boleh membuat Nathan sakit hati lebih dari ini, yang Dara lakukan sudah cukup membuat Nathan sakit hati dan tentunya menunggu cukup lama.Sembari menunggu Rendra sembuh total, mereka berdua terus menerus menemui Rendra dan mempererat hubungan mereka agar bisa makin menuju ke jenjang lebih serius. Nathan ingin bicarakan kepada Rendra, namun, jika dia bicarakan sekarang, rencana Dara akan gagal total dan pasti akan membuat Dara bersedih bahkan tidak senang mendengarnya."Menurutmu, ayahnya Rendra perlu mendapatkan pelajaran?" tanya Dara ketika mereka tengah menuju ke rumah sakit."Tentu saja. Aku hanya belum bertindak saja. Sejujurnya, dia bekerja di perusahaanku, jadi, mudah saja memecatnya kapanpun aku mau." Nathan menyetir mobil dan fokus ke jalanan."Ngeri juga ya," tutur Dara sembari ngeri k

  • Dendam Sang Pelakor   Bab 87. Pasangan Baru

    Hubungan mereka pun sudah mulai berlaku di hari itu juga. Artinya, Nathan menang dalam taruhan mereka dan dia bisa mendapatkan Dara sepenuhnya. Namun, Dara juga harus bisa melepaskan Rendra jika dia akan memulai kehidupan yang baru."Nathan, boleh kita ke apartemenku setelah ini? Aku ingin memberikan kabar bahagia ini kepada mereka berdua," ucap Dara dengan senyuman. Dia mulai bisa terbiasa dengan situasi seperti ini. Meskipun awalnya dia sangat canggung karena status mereka berdua berubah secara tiba-tiba."Tentu saja, dengan senang hati aku akan melakukannya," ucap Nathan yang terlihat cukup bahagia dan seperti tak bisa berhenti mengeluarkan senyuman manisnya itu.Dara pun semakin tidak kuat melihat pria itu yang nampak semakin tampan di mata Dara, padahal sebelumnya pria itu biasa saja dan sedingin kulkas. Mengapa tiba-tiba dia melihat Nathan menjadi seperti itu, ya?"Nathan, sebelumnya, aku harus bilang ini kepadamu. Karena ini semua adalah rencanaku dan kamu harus tahu. Aku tidak

  • Dendam Sang Pelakor   Bab 86. Kelanjutan Hubungan Dara

    Keesokan hari pun tiba, di mana Dara sudah mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Nathan. Setelah semalaman dia memikirkan apa yang harus dia putuskan. Entah mengapa hatinya lebih mengarah ke Nathan daripada Rendra. Lagipula, kedua orang tua Dara jelas sudah tidak setuju dengan kehadiran pria itu dalam hidupnya. Beda dengan Nathan yang datang ke hidup Dara dan disambut baik oleh mereka semua.Menjelang jam pertemuan, Dara sangat gugup. Dia bahkan sejak tadi pagi tidak keluar dari kamarnya karena lebih memilih harus memutuskan yang mana dan tidak ingin salah pilih seperti dulu. Dia ingin memantapkan diri untuk memilih Nathan meskipun ia masih memiliki sedikit rasa kepada Rendra.Tiba-tiba, ibunya Dara masuk ke dalam kamar Dara dan menyapa putrinya yang tengah galau dan tengah dilanda kebingungan itu.“Dara, kamu baik-baik saja?” tanya ibunya Dara sembar membawakan sarapan pagi.“Aku baik-baik saja, Bu. Ada apa, Bu?” tanya Dara yang berusaha tersenyum.“Syukurlah jika kamu baik-baik sa

  • Dendam Sang Pelakor   Bab 85. Curhat Dengan Orang Tua Dara

    Dara menceritakan perihal apa yang terjadi kepada Dara barusan. Karena tidak ingin salah langkah, ia pun menceritakannya kepada kedua orang tuanya. Sudah cukup juga usia Dara untuk menikah. Jika dia serius, dia pasti bisa menuju ke jenjang yang lebih serius.“Begitulah, Nathan tiba-tiba bilang begitu kepadaku. Aku sama sekali tidak menyangka jika pria itu akan mengucap hal seperti itu kepadaku,” ucap Dara kepada kedua orang tuanya.“Sebenarnya, ayah sudah mengetahui ini sejak awal. Ayah juga merasa bahwa Nathan itu sudah lama menyukai kamu, Dara.” Jaka menjawab begitu dan memang sudah sedari awal mengetahui semuanya.“Ayah sudah sadar sejak lama? Lalu menurut ayah gimana?” tanya Dara yang langsung menatap ke arah ayahnya itu. Ayahnya terlihat sangat santai dan masih bisa tersenyum di depan putri dan juga istrinya.“Kalau kamu tanya menurut ayah, sebagai laki-laki, ayah jelas bisa melihat sikap dan sifat Nathan selama ini. Dia pria yang baik, bahkan dia sangat menyayangi kita, dan suda

  • Dendam Sang Pelakor   84. Rasa Suka Nathan

    Dara jelas semakin terkejut dengan ucapan Nathan barusan. Dia bahkan tak pernah berpikir sejauh itu, apalagi sampai ada statement bahwa Nathan menyukai Dara, hal itu bahkan tak pernah sedikitpun ada di kepala Dara.“Jangan bercanda, Nathan. Nggak lucu ih!” ucap Dara yang berusaha menahan rasa canggungnya.“Aku serius, Dara.” Nathan berusaha menatap manik mata wanita yang sedari tadi memalingkan pandangannya dari Nathan.Dara pun hanya bisa diam saja sembari menatap ke luar jendela yang berada di hadapannya itu. Mengapa di saat seperti ini, pria itu justru mengutarakan apa yang ia rasakan. Mengapa ia mengutarakannya di saat yang tidak tepat? Mengapa saat Dara susah sekali berpaling dari Rendra.“Kamu berkata begitu biar aku bisa jauh dari Rendra, bukan?” tanya Dara.Dara pun masih berusaha untuk berpikir positif akan ucapan Nathan. Ia masih saja berpikir jika Nathan tidak serius dan hanya main-main saja. Selama ini, dia memang penasaran terhadap Nathan, namun, dia tidak menyangka jika

  • Dendam Sang Pelakor   Bab 83. NA Group

    Selepas kepindahan Rendra, beberapa hari setelah Rendra pindah, Dara pun baru sempat menemui Rendra, karena pekerjaannya cukup banyak dan membuat Dara tak punya waktu untuk pergi kemanapun selain mengurus pekerjaannya itu.Dara pergi ke rumah sakit di mana Rendra dirawat, ia pergi dengan menggunakan taxi karena Nathan juga tengah sibuk mengurus meeting di kantor. Dara tidak masalah dengan itu, di dalam taksi, dia berulang kali melihat ke jam yang ada di tangannya dan merasa jika supir taksinya mengendarai cukup lama hingga membuat Dara cukup gemas.Hingga sampailah dia ke rumah sakit yang cukup besar dan juga megah. Dara bahkan sempat tertegun kala melihat mewahnya bangunan di sana. Ia masuk dan langsung pergi ke lantai 4 di mana Rendra dirawat dan identitasnya juga disembunyikan, mengingat Rendra saat ini sedang berada dalam bahaya jika tidak disembunyikan. Ayahnya Maya sudah pasti akan geram jika Rendra tidak mati dalam insiden kecelakaan itu.Sampai di lantai 4, Dara masuk ke ruang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status