Home / Fantasi / Dendam Sang Pewaris Leluhur / Ujian Malam Terakhir

Share

Ujian Malam Terakhir

Author: YANN
last update Last Updated: 2025-10-23 20:32:28

BAB 5

“Ini ujian terakhirmu malam ini, Pewarisku.” Suaranya berat dan dalam. “Kau akan menghadapi Tangan Kanan Raja Jin.

Ini bukan sekadar pertarungan fisik tapi juga pertarungan batin. Fokuslah pada kekuatan leluhurmu.”

Ratna mengangguk. Ia tahu, malam ini akan menentukan seberapa jauh ia mampu mengendalikan gelang pusaka.

Dari balik kabut, muncullah sosok tinggi berjubah hitam. Matanya merah membara, dan aura gelap yang menyelimutinya membuat udara terasa berat.

“Kau pewaris yang ditakuti itu? Menarik. Tapi malam ini, cahaya akan padam di hadapanku.”

Suara itu menggema, membuat bulu kuduk berdiri.

Ratna menggenggam pedangnya lebih erat. “Aku tidak akan mundur. Aku pewaris leluhur, dan aku akan menuntaskan sumpah darah ini.”

Seketika, Tangan Kanan Raja Jin melesat cepat. Serangan gaibnya menghantam udara.

DUAKK!

Benturan keras memecah keheningan. Ratna menangkis dengan pedang cahaya, tapi tubuhnya terpental, hampir jatuh.

“Fokus, Ratna! Jangan biarkan amarah menguasaimu!” seru Singa Putih.

Ratna memejamkan mata. Ia menarik napas dalam, memusatkan batin pada gelang pusaka. Denyut energi leluhur mengalir ke seluruh tubuhnya.

Cahaya pedang memancar, membentuk pelindung bercahaya yang menangkis serangan berikutnya. Makhluk bayangan di sekitar mereka menjerit kesakitan, berubah menjadi asap hitam sebelum lenyap ke udara.

Namun Tangan Kanan tak menyerah. Ia menyerang batin Ratna, menembus pikirannya dengan bisikan-bisikan gelap.

“Kau lemah, Ratna. Darah leluhurmu hanyalah kutukan.”

Ratna menggertakkan gigi, melawan ketakutan yang berusaha merasuki pikirannya. Ia mengingat doa Kiai Agung, mengucapkannya dalam hati.

Cahaya dari gelangnya memancar lebih kuat, membentuk perisai spiritual yang menahan serangan batin itu.

“Gunakan darah leluhurmu, Pewarisku,” bisik Singa Putih lembut.

Ratna membuka mata auranya kini memancar. Dengan seruan lantang, ia menebas ke arah musuh. Pedang cahayanya menembus aura hitam, membuat Tangan Kanan mundur beberapa langkah sambil mengerang kesakitan.

Sementara itu, Arga, Nanda, dan Rani melawan pasukan bayangan yang tersisa. Arga dengan tombak bercahaya, Nanda membentuk penghalang mantra, dan Rani menolong warga yang terjebak.

Saat bayangan hitam nyaris menelan Rani, Ratna muncul dan menebas makhluk itu dalam satu gerakan cepat.

“Kau memang pewaris sejati, Ratna,” ucap Arga, tersenyum di tengah napas beratnya.

Pertarungan mencapai puncak. Ratna nyaris kehabisan tenaga, tapi cahaya gelangnya memancar makin kuat. Leluhur seakan menyalurkan tenaga terakhirnya.

Tangan Kanan terhuyung. “Kau menang malam ini... tapi ingat, Raja Jin yang sejati akan segera bangkit!”

Dalam ledakan asap hitam, sosok itu menghilang.

Ratna menatap langit malam yang kembali diselimuti kabut. “Jika itu benar... maka aku akan siap menyambutnya.”

Setelah pertempuran usai, mereka membantu warga yang selamat. Ratna duduk di tangga perguruan, memandangi gelangnya yang berdenyut lembut.

“Aku bisa merasakan darah leluhurku, tapi kekuatannya masih samar.”

Singa Putih menepuk bahunya. “Kekuatan itu tumbuh bersama niatmu. Gelang pusaka ini bukan senjata biasa, melainkan perjanjian jiwa dengan para leluhur.”

Ratna memejamkan mata. Dalam ketenangan, ia mulai memahami potongan demi potongan kekuatannya.

refleks cepat, insting membaca serangan, dan kendali cahaya yang bisa berubah menjadi perisai.

Singa Putih tersenyum puas. “Kau baru memulai, Ratna. Setiap pertarungan akan membuka kunci kekuatan berikutnya. Tapi hati-hati setiap kemenangan juga memanggil musuh yang lebih kuat.”

Malam itu berakhir dengan ketenangan semu. Arga, Nanda, dan Rani duduk bersama Ratna di halaman perguruan.

“Kita harus siap,” ujar Arga pelan.

Ratna menatap gelangnya, cahaya hangat memancar di kulitnya. “Aku siap. Ini baru permulaan.”

Namun di puncak bukit keramat, sosok berjubah gelap menatap dari kejauhan. Matanya merah menyala, suaranya berbisik lirih ke dalam kegelapan.

“Raja Jin akan bangkit... dan darah pewaris akan jadi persembahan pertama.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Sang Pewaris Leluhur   Cinta, Tawa, Dan Kehangatan

    Epilog Hari itu, udara cerah, matahari hangat menyelimuti halaman tempat Ratna dan Arga mengadakan pernikahan mereka. Bunga-bunga berwarna-warni tertata rapi, dan aroma harum memenuhi seluruh ruangan.“Sayang, kamu terlihat… luar biasa,” bisik Arga, menggenggam tangan Ratna sambil tersenyum malu.Ratna menatapnya, pipinya memerah. “Kalau aku terlihat luar biasa, itu karena aku tidak perlu menahan diri di depanmu, mas.” jawabnya sambil menahan tawa.Sementara itu, Rani berdiri di dekat Nanda, tersenyum lebar. “Aku tidak percaya akhirnya kita menikah juga... dan tanpa drama besar!”Nanda mengangkat alis, pura-pura mengeluh. “Drama? Tidak ada drama? Jangan salah, aku sempat panik waktu kamu hilang di tengah persiapan pesta ini.”Rani menepuk bahu Nanda dengan lucu. “Itu bukan drama, itu... ketegangan yang bikin greget!”Di sisi lain, teman-teman mereka tertawa melihat interaksi itu. Ada yang berbisik, ada yang saling menggoda, menciptakan suasana penuh canda dan hangat.Ratna dan Arga b

  • Dendam Sang Pewaris Leluhur   Pengorbanan, Segel, Dan Cinta Sejati

    Bab 140 “Ratna... kita tidak punya banyak waktu!” teriak Arga, suara penuh ketegangan namun sarat keberanian. Matanya menatap pusaran energi gelap yang kini mendekat dengan cepat, siap menghancurkan segala yang menghalangi.Ratna menggenggam tangannya erat, jantungnya berdegup kencang. “Aku... aku siap, Arga. Bersama... kita bisa menghadapinya.”Singa Putih berdiri di belakang mereka, bulunya bercahaya lebih terang dari sebelumnya. Suaranya bergema di seluruh dimensi.“Ini adalah ujian terakhir. Pewaris utama, hati dan keberanianmu akan menentukan nasib hidup, dan Penjaga... kau harus membuktikan kesetiaanmu.”Arga menundukkan kepala, menempelkan keningnya ke Ratna. “Aku tidak akan membiarkanmu jatuh. Tidak sekarang, tidak nanti. Bersama... selamanya.”Ratna tersenyum tipis meski hatinya bergetar. “Kalau begitu... ayo kita lakukan.”Mereka melangkah ke pusat pusaran cahaya, dan dunia di sekeliling berubah drastis lantai memantulkan cahaya kristal cair, langit-langit berubah menjadi

  • Dendam Sang Pewaris Leluhur   Segel Terakhir Dan Pilihan Pengorbanan

    Bab 139 “Ratna... apakah kau siap menghadapi yang paling sulit?” suara Arga terdengar tegang, tapi sarat dengan keyakinan. Matanya menatap Ratna seolah ingin menyalurkan seluruh keberaniannya ke dalam hati perempuan itu.Ratna menatap pusaran cahaya di depan mereka, dadanya berdebar kencang. “Aku... aku tidak tahu seberapa kuat aku. Tapi... selama kau di sini, aku bisa menghadapi apapun.”Singa Putih berdiri di samping mereka, tubuhnya bercahaya putih keemasan, menimbulkan getaran energi yang membuat lantai berkilau seperti air. “Inilah ujian terakhir. Pewaris utama harus melewati segel terakhir dan menghadapi pilihan yang menentukan kehidupan bukan hanya dirinya, tapi orang-orang yang dicintainya. Penjaga, kau juga diuji oleh ikatanmu dengan pewaris.”Arga menatap Ratna lebih erat, menundukkan kepalanya hingga kening mereka bersentuhan. “Aku tidak akan pernah membiarkanmu sendiri. Tidak sekarang, tidak nanti.”Ratna tersenyum tipis, meski hatinya masih dipenuhi campuran takut dan

  • Dendam Sang Pewaris Leluhur   Segel Yang Menguji Hati

    Bab 138 “Ratna... kau yakin kita harus masuk?” Arga menatap pusaran cahaya di hadapan mereka, wajahnya tegang namun mata memancarkan keyakinan.Ratna mengangguk, meski tubuhnya masih sedikit gemetar. “Aku tidak punya pilihan lain. Kalau ini jalan untuk menjadi pewaris utama… aku harus menghadapinya. Bersama... kau.”Singa Putih berdiri tegak di belakang mereka, bulunya memancarkan cahaya lembut namun tegas. “Langkah kalian ke dalam segel adalah awal dari ujian terbesar. Hati yang goyah akan runtuh, namun yang tulus akan menemukan kebenaran.”Arga menggenggam tangan Ratna lebih erat. “Aku tidak akan melepaskanmu. Sekuat apapun ujian itu.”Ratna tersenyum tipis, pandangannya memantul di pusaran cahaya. “Aku tahu... dan itu membuatku kuat.”Dengan satu langkah mantap, mereka melangkah ke dalam pusaran. Seketika, dunia di sekeliling mereka berubah. Cahaya putih melingkupi tubuh Ratna dan Arga, membelai kulit mereka dengan sensasi hangat yang menenangkan sekaligus membuat jantung berdebar

  • Dendam Sang Pewaris Leluhur   Segel Kehidupan

    Bab 137 “Kehidupan...?” Ratna mengulang kata itu pelan, suaranya bergetar, masih tercampur rasa takut dan kagum. Tubuhnya menegang saat cahaya Singa Putih berpendar lembut di sekeliling mereka.Arga menatap Ratna, wajahnya tegang. “Kehidupan siapa yang... yang harus dikorbankan?” napasnya tersengal, tetapi matanya tak lepas dari Ratna.Singa Putih menundukkan kepala, bulunya berkilau seperti salju yang berlapis cahaya emas. Suaranya bergema, berat, tapi jelas. “Yang dipertaruhkan adalah inti kehidupan pewaris utama. Pilihan ini tak dapat dihindari. Saatnya akan datang.”Ratna menggenggam tangan Arga erat, jantungnya berdebar tak menentu. “Arga... maksudnya aku akan diuji?”Arga menunduk, menempelkan keningnya ke Ratna. “Apa pun yang terjadi... aku di sini. Kau tidak sendiri.”Singa Putih berputar mengelilingi mereka, matanya bercahaya tajam, mengamati. “Kalian akan menghadapi sesuatu yang tidak pernah dibayangkan ketakutan, kesedihan, pengorbanan. Namun kekuatanmu, Ratna... akan mun

  • Dendam Sang Pewaris Leluhur   Panggilan Singa Putih

    Bab 136“Ke mana?” suara Ratna keluar lirih, terputus oleh napas yang belum stabil.Singa Putih berdiri hanya beberapa langkah dari mereka, cahaya lembutnya berpendar di tubuh yang besar dan transparan. Lorong yang sebelumnya gelap kini diterangi aura keemasan yang menenangkan sekaligus membuat bulu kuduk berdiri.Arga memegang lengan Ratna, menahan tubuhnya agar tetap tegak.“Kalau kau pergi, aku ikut,” ucap Arga tegas, tatapannya tak bergeser dari makhluk megah itu.Singa Putih menoleh pelan, matanya yang berpendar seperti bara putih menatap Arga sejenak seolah menilai keberanian dan keteguhan hatinya.Lalu, suara bergemuruh itu kembali terdengar.“Ia datang sendiri. Namun jalanmu bersinggungan, Penjaga.”Arga mengerutkan kening. “Penjaga? Maksudmu apa?”Ratna menyentuh dada Arga, seolah menenangkannya.“Arga... mungkin ini tentang garis takdir yang dia maksud.”Singa Putih menggerakkan ekornya perlahan, dan aura kehangatan menyelimuti mereka.“Ikuti aku, Ratna.”Lorong bergetar per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status