Home / Romansa / Dendam Wanita Terbuang / 13. Siapa Ketua Velenosa

Share

13. Siapa Ketua Velenosa

Author: DIHNU
last update Huling Na-update: 2021-03-23 14:00:22

Udara begitu dingin, sedingin raut wajah Anna tengah menyimpan kesal mengetahui transaksi berjumlah besar gagal membuatnya mengalami kerugian tidak sedikit jumlahnya.

“Siapa yang melakukannya?” tanya Anna dingin.

“It-itu … Ve-velenosa,” ucap Denn terbata-bata.

“Mereka lagi?” tanya Anna mengerutkan kening mendengar nama itu, ia mencoba menenangkan diri menyilangkan tangannnya di dada, tapi tidak membuat gelas yang tengah berada ditangannya berhenti digoyangkan.

Ia memang sedikit geram tetapi mencoba bersikap biasa saja. Apalagi transaksi mereka cukup banyak, membuat kerugian hal itu membuatnya emosi. Hampir segala aktifitas yang dilakukan oleh mereka, selalu diganggu oleh Velenosa, hal itu membuatnya tidak senang.

Dari sekian banyak musuh Re’donna, hanya Velenosa-lah yang tidak bisa dijangkau olehnya.

 “Aku penasaran, siapa ketua Velenosa. Apa mata-mata kita tidak mengetahui siapa yang menjadi pemimpinnya?” Anna terdiam sejenak. “Bagaimana bisa mereka tahu penjualan kita, apa mungkin masih ada mata-mata yang tidak kita ketahui?”

Mata-mata? Denn tidak terpikirkan sejauh itu, jika masih ada pengkhianat di dalam organisasi, harusnya ia lebih mengerti itu. 

“Sepertinya apa yang kulakukan terakhir kali tidak memberi pelajaran,” ucap Anna dingin.

Kali ini ia tidak ingin mengalami kerugian besar. Gadis itu mengetuk cangkir tengah digenggamnya dengan jari telunjuk. Sejenak ia berpikir, sesuatu. “Berapa lama kau bekerja untukku?” tanya Anna.

“Tiga tahun,” Denn menjawab dengan spontan.

“Kau pasti tahu, apa yang harus kau lakukan untuk menyingkirkan mata-mata. Aku ingin kau memanggil anggota inti untuk melakukannya lagi, mereka cukup bermain-main di cabang organisasi. Aku ingin mereka kembali ke markas pusat, kecuali yang bertugas di Indonesia biarkan saja,”

Memanggil Anggota inti berarti, boss nya tengah serius dengan apa yang tengah terjadi. Denn menganggukan kepala, ia paham dengan situasi saat ini. “Aku akan menghubungi mereka,”

“Kau lebih suka ke markas, tapi kau tidak menyukai datang ke perusahaan,” sebuah suara membuat dua orang yang sedang berbicara terkejut.

“Kau ada di sini Bia,”

“Ya, kau pikir aku tidak akan datang ketika dia tidak bisa dihubungi,”

Anna tersenyum. “Kalian menyebalkan sekali, tidak pernah membiarkanku menjadi bagian dari Re’donna,”

“Kau memiliki tugas yang lebih penting dari itu, bia. Aku membutuhkanmu,”

“Kau selalu seperti itu, menyebalkan sekali,” ucap Febia sambil memanyunkan bibirnya.

“Aku lapar, bagaimana jika makan ramen?” tanya Denn sambil memegang perutnya yang terasa lapar.

Anna melangkah masuk ke dalam kamar, karena saat itu mereka berada di balkon kamar, dua orang itu mengikutinya.

“Kenapa kau datang ke sini, aku tahu kau selalu datang membahas masalah tentang organisasi itu,”

“Kenapa kau selalu mengajakku berdebat setiap aku datang?”

“Karena aku tidak suka dirimu,”

Denn menghentikan langkahku. “Jika bukan membahas organisasi aku tidak aka nada di sini,”

Anna menyilangkan tangannya melihat dua orang dihadapannya tengah bertengkar. Tidak pernah dua orang itu akur, sejak dulu ketika bertemu selalu saja ada perbedaan pendapat di antara mereka.

“Jika kalian berdua masih saja berdebat, sebaiknya kalian pulang,”

Mendengar hal itu Febia maupun Denn menghentikan perdebatan diantara mereka. “Urusan kita masih belum selesai, kita akan lanjutkan saat nona tidak ada,”

Anna tersenyum tipis. “Kalian ingin melanjutkannya di mana? Di hotel dan di atas ranjang?” tanya Anna membuat Febia tersedak akibat air mineral.

“Nona …” pekik Febia.

Jantungnya berdegup kencang, ia tidak percaya jika Anna mengetahui apa yang terjadi antara dia dan Denn, sedang pria disampingnya tampak tenang. Febia kalang kabut ketika Anna mengatakan begitu blak-blak.

“Apa kalian akan berpura-pura di depanku jika terjadi apapun diantara kalian?”

“Denn yang melakukannya lebih dulu,” ucap Febia berusaha untuk membela diri ketika hubungannya dengan Denn diketahui oleh Anna.

“Kami hanya tidur bersama, tidak lebih,” bela Denn.

Anna mengerutkan keningnya. “Yakin tidur bersama? Kalian begitu menikmati deritan ranjang dan juga …” Anna menghentikan perkataannya ketika melihat raut wajah Febia yang merah merona, dan juga Denn yang menyembunyikan wajahnya, Anna hanya bisa tertawa kecil.

“Aku tidak pernah melarang kalian berdua memiliki hubungan, atau kalian berdua tidur bersama,” ucap Anna membuat Febia melihat ke arahnya.

“Nona …”

“Kenapa? Bukankah aku mengizinkan kalian berkencan?”

Raut wajah Febia terlihat manyun. “Jangan memasang wajah seperti itu, aku tidak suka,” ucap Anna yang melihat gadis itu bertingkah manja padanya. “Hm. Aku rindu cake buatan bibi Ambar,” ucap Anna sambil menghela nafasnya.

“Semoga bibi tenang di sisi Tuhan,” ucap Febia.

“Aku suka menghubungi mereka yang bertugas di cabang. Mereka akan sampai besok, sedangkan yang dekat akan tiba beberapa jam,” lapor Denn mencoba mengalihkan pandangan.

“Kenapa menunggu waktu dua tahun lagi, untuk membalaskan dendam?” tanya Denn membuat Anna melihat ke arah pria itu.

Tidak ada yang mengerti apa yang dipikirkan oleh Anna, bahkan dua orang kepercayaannya itu. Bagi mereka Anna sulit untuk ditebak, terkadang hangat, terkadang dingin.

“Agar mereka beranggapan jika ancaman dariku, tidak akan pernah terjadi,” kata Anna sambil tersenyum.

“Aku telah mencari tahu tentang apa yang terjadi tiga tahun lalu di hotel itu. Tapi, aku tidak menemukan apapun, rekaman CCtv pun tidak ada. Kita membutuhkan seorang saksi yang mengetahui kejadiannya,”

Anna menghela napas pelan, rasa sesak menjalar diulu hatinya.

“Bagaimana dengan pria yang menyelamatkanku saat aku berusaha bunuh diri dari jembatan?”

Hanya ada gelengan kepala yang diberikan oleh Denn untuk Anna sepertinya ia butuh waktu untuk mengetahui kejadian yang terjadi.

“Perusahaan EL, menjadi investor serta pemegang saham di perusahaan itu, kenapa anda tidak mengunakan koneksi anda saja?”

“Benar, Nona bisa membuat mereka tidak bisa berkata-kata,”

“Belum saatnya,”

“Aarrgghhh … aku tidak bisa menebak apa yang nona pikirkan. Memiliki perusahaan, serta memiliki organisasi yang telah menguasai beberapa wilayah di dunia, tapi anda tidak ingin mengungkapkan jati diri pada mereka,”

“Rasa sakit yang diberikan oleh mereka, tidak bisa diukur oleh apapun. Penyiksaan yang wanita jalang itu ,lakukan padaku tidak kalian tahu bagaimana rasanya,”

Anna mengepal tangannya ketika mengingat semua perlakuan Clara ketika ia di usir dari rumahnya sendiri. Tatapan penuh kebencian sangat jelas terlihat.

“Aku ingin mereka menderita, melebihi apa yang aku rasakan,” ucap Anna sambil menatap ke arah dua orang bawahannya.

“Biarkan mereka, menikmati masa-masa kemenangan mereka,”

Denn melihat amarah, dan juga kebencian yang dipendam selama ini. Dirinya tidak pernah diceritakan bagaimana gadis itu menerima perlakuan yang harusnya tidak diterima.

Anna menikmati ramen yang di masaknya itu, begitu pula dengan dua orang di depannya.

“Nona telah memikirkannya?”

“Memikirkan apa?” tanya Denn melihat ke arah Febia.

“Menikah dengan Presdir Aderra Group—Asteroid Elang Aderra,” jawab Febia membuat sumpit yang ditangan Denn terjatuh karena terkejut.

Bersambung …

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dendam Wanita Terbuang   Apa Yang Kau Lakukan?

    “Kenapa dengan wajahmu?” tanya Elang Aderra, bukan jawaban yang diberikan oleh Febia membuat Elang Aderra segera bergegas masuk ke dalam mobil. “Hai …” Sebuah senyuman terbit disertai sapaan pada Elang Aderra. Pria itu perlahan-lahan keluar dari membuat Sharon mengerutkan keningnya. “Kenapa kau seperti melihat hantu? Kau tidak akn masuk?” tanya Sharon membuat Elang Aderra perlahan-lahan memundurkan tubuhnya dan mengunci pintu mobil. “Sejak kapan, wanita itu—“ Perkataan Elang Aderra mengantung. “Saat Anna masuk ke dalam mobil,” ucap Febia seakan tahu kalimat terakhir yang ingin ditanyakan oleh Elang Aderra padanya. Ervin yang sejak tadi sudah di dalam mobil, mengerutkan keningnya melihat Elang Aderra yang belum masuk ke dalam mobil, ia pun ke luar. “Ada apa? Apa terjadi masalah?” tanya Ervin. Sreett! Kaca mobil terlihat terbuka, memperlihatkan seorang wanita yang saat ini tengah duduk. “Apa yang kalian lakukan di sana? Febia, apa kita tidak akan pulang?” tanya Sharon membuat Erv

  • Dendam Wanita Terbuang   Kau harusnya tidak ikut campur

    “Oh. Aku tahu, apa dia salah satu pria yang tidur denganmu?” tanya Deff dengan suara lantang. Plak! Satu tamparan mengenai wajah Deff, Anna menatap pria itu penuh emosi. Bisa-bisanya pria itu melontarkan kalimat yang membuatnya sakit hati. Deff hanya bisa menyeka ujung bibirnya menggunakan lidah karena rasa sakit. “Jangan bicaramu. Kau tidak berhak mengatakan seperti itu padaku,” ucap Anna dengan tatapan penuh emosi. Bahkan, terlihat air mata tertahan di pelupuk matanya. Rasa sakit yang berasal dari dalam hati kini menjalar disekujur tubuhnya. Entah kenapa, rasa sakit itu, begitu tidak bisa membuatnya menahan diri. Anna mengepal tangannya dengan sangat erat. Ia tidak habis pikir, bisa-bisanya pria itu mengatakan hal menyakitkan padanya. “Terus bagaimana kau menjelaskan padaku tentang hubunganmu dengan Elang Aderra? Bukankah kau menggodanya?” “Aku tidak pernah melakukan hal yang seperti kau tuduhkan padaku, tapi percuma juga aku menjelaskan padamu, pria yang hatinya sudah dinodai

  • Dendam Wanita Terbuang   Apa dia salah satu pria yang tidur denganmu?

    Pamer Kemesraan 2 Ma-maaf, tuan Elang Aderra. Apa yang sedang—“ “Aku hanya tidak ingin kekasihku capek karena berdiri. Jadi, aku memberinya tempatku.” Mata Clara begitu membulat sempurna mendengar pernyataan yang baru saja dikatakan oleh Elang Aderra. Kekasih? Reuel Anna kekasihnya? Tidak hanya Clara, bahkan Anna sendiri bahkan begitu terkejut. Bisa-bisanya, pria itu mengatakan jika dia adalah kekasihnya, bahkan dengan santainya mengusap rambutnya. Anna terdiam sejenak. "Sharon. Aku harap kau bisa membantu, keluar dan pukul wajah pria ini," ucap Anna membatin. "Kenapa aku harus melakukannya? Bukankah kau sangat tidak ingin jika aku mengantikan posisimu? Kau bahkan membuatku tidur." Sharon menjawab dengan begitu menusuk membuat Anna menyesal meminta bantuan pada kepribadiannya itu. "Sebaiknya kau selesaikan masalahmu saja sendiri." Anna menghela napas kasar, saat mendengar perkataan Sharon. "Aku tidak bisa melakukannya." "Kenapa? Karena saat ini kau berpura-pura menjadi seo

  • Dendam Wanita Terbuang   Apa yang kau lakukan?

    Elang Aderra melangkah turun dari mobil bertepatan dengan mobil milik Anna yang tiba di perusahaan milik Deff. Keduanya saling bertatapan satu sama lain, sampai akhirnya Febia memilih masuk lebih dulu, dan Anna mengikutinya dari belakang. Pria itu terkejut melihat Anna yang berada di sana, lebih anehnya lagi bukan dia yang diikuti tetapi mengikuti. “Apa aku tidak salah lihat. Ervin?” tanya Elang Aderra melepas kacamatanya, dia pikir mungkin karena dia memakai kacamata dia jadi salah lihat.Dia masih menatap ke arah wanita yang baru saja masuk itu. Tatapannya dipenuhi rasa ingin tahu, dengan apa yang dilihatnya. “Tidak. Kau tidak salah lihat. Dia mengawal Febia,” ucap Ervin menatap dua wanita yang baru saja masuk ke perusahaan itu. “Apa kau bisa jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Elang Aderra membuat Ervin menggelengkan kepalanya. Bagaimana dia tahu apa yang terjadi, sedangkan dia baru saja melihat hal itu. Keduanya terdiam, membuat beberapa orang yang melihat El

  • Dendam Wanita Terbuang   D.I.D

    Biar kami menyelesaikan masalah kami “Wanita bodoh ini. Bisa-bisanya dia memberontak,” umpat Sharon. “Hai … kita bertemu lagi, sepertinya kalian kau bercerita banyak hal dengan Anna.” Elang Aderra yang berada di samping menatapnya dengan raut wajah berubah. Apalagi saat tahu jika Anna tidak sadarkan diri, maka Sharon yang akan mengambil alih tubuh wanita itu. “Kenapa dengan wajahmu? Apa kau tidak suka melihatku?” tanya Sharon yang melihat wajah Elang Aderra yang tertekan saat melihatnya. “Ya.” Sharon melirik ke arah Elang Aderra, kemudian memutar bola matanya karena tidak menyukai jawaban Elang Aderra. “Sial. Sepertinya tidak ada yang menyukai kehadiranku,” keluh Sharon sambil menyandarkan tubuhnya. Wanita itu malas untuk membuka suara. Bahkan sampai rumah, ia langsung masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan kesal. Febia yang melihat Sharon, hanya bisa menghela napasnya. Ia sangat tahu jika wanita itu tengah marah. “Apa kau bisa jelaskan apa yang sedang terjadi?” tanya E

  • Dendam Wanita Terbuang   Hai, Kita Bertemu Lagi

    “Tidak. Aku tidak akan membiarkan kau berbicara dengannya,” tegas Sharon kemudian melangkah pergi dari sana. Sharon tidak akan membiarkan Anna berbicara dengan pria itu, itu menandakan dia benar-benar gagal membuat Elang Aderra menjauh dari Anna. Beberapa saat kemudian, langkah terhenti dan wanita itu pingsan tepat di depan pintu. “Anna …” Elang Aderra segera beranjak dari tempat duduknya saat melihat wanita itu pingsan. “A-Sharon.” Elang Aderra bingung harus memanggil wanita itu dengan panggilan apa, apakah Anna atau Sharon. Elang Aderra segera mengendongnya dan membaringnya di sofa, ia pun meminta agar Ervin mengambil air untuk diminum. “Kau tidak apa-apa?” Elang Aderra bertanya, ia tidak tahu harus memanggilnya dengan sebutan apa. Saat membuka mata, hal yang pertama kali dilihatnya adalah Elang Aderra dan Ervin. “Kenapa aku ada di sini?” tanya wanita itu dengan kebingungan. Elang Aderra yang melihat raut wajah kebingungan itu, membuatnya mengerutkan kening. “K-kau siapa?

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status