Share

Bab 3 Bimbang

Rania menarik kursi dan meletakkan bokongnya, tangannya mencomot sepotong tempe goreng.

"Hih...cuci tangan dulu, main comot saja ," tegur ibunya.

"Tangan Rania bersih Bu," kata Rania, dan meneruskan memasukkan tempe kedalam mulutnya.

"Tadi tidak makan dulu, selesai nonton ?" tanya ibunya kepada putrinya tersebut.

"Tidak Bu ," kata Rania, karena setelah bertemu dengan gadis tadi. Mood Bayu tidak baik, sehingga Bayu langsung membawa Rania pulang dan tidak jadi membawa Rania untuk makan, seperti yang direncanakan. Sebelum bertemu dengan gadis yang memanggil Bayu dengan nama Alex.

"Kenapa ?" Tanya ibunya.

"Mas Bayu tiba-tiba harus kembali kekantor ," kata Rania, yang tidak mengatakan kenapa mereka tidak makan diluar.

"Katanya Bayu ingin resign, apa tidak jadi ?" tanya ibunya, karena Rania pernah bercerita kepada ibunya tentang pekerjaan Bayu. Dan keinginan Bayu untuk mencari pekerjaan yang lebih tinggi gajinya.

"Mas Bayu tidak ada cerita lagi Bu, mungkin karena belum dapat pekerjaan yang sesuai." Kata Rania.

"Baguslah, jangan gegabah ingin pindah tempat kerja. Jika belum dapat pekerjaan yang sesuai dengan minatnya," kata ibunya.

"Kenapa sedikit makannya?" tanya ibunya, saat melihat Rania hanya menaruh sedikit nasi dan lauk dipiringnya.

"Tadi Rania sudah makan roti Bu. Karena tidak jadi makan diluar, Mas Bayu beli roti," kata Rania.

"Bagaimana hubungan mu dengannya, apa Dia sudah ada membicarakan mau dibawa kemana hubungan kalian ini?" tanya ibunya.

"Sudah Bu, tadi Mas Bayu ingin mengajak Rania nikah ," kata Rania.

"Oh ya, apa jawaban mu ?" tanya ibunya, mendengar Bayu ingin membawa hubungan mereka ke jenjang lebih tinggi.

"Rania masih ingin meneruskan kuliah kan Bu ," kata Rania.

"Banyak orang yang menikah, saat mereka masih kuliah ." Kata ibu Rania.

"Menikah dan kuliah dijalankan saat bersamaan, mungkin sangat merepotkan Bu " kata Rania.

"Belum dijalani" kata ibunya.

"Orang tuanya tinggal di mana?" Tanya ibunya lagi mengenai Bayu.

"Mas Bayu Yatim piatu Bu, dia hanya punya nenek dan kakek. Itu juga mereka tinggal di kampung," ucap Rania.

"Oh.. dia yatim-piatu," 

"Sungguh kasihan, Dia tinggal disini sendiri ? apa Dia tidak punya saudara yang lain ?" tanya ibunya lagi.

"Kata Mas Bayu, Dia anak tunggal. Dan papa dan mamanya juga anak tunggal ," cerita Rania.

"Mengenai pernikahan yang diutarakan Bayu, bagaimana tanggapan mu ?" tanya ibunya Rania.

"Rania belum tahu Bu, Rania takut. Nanti kuliah Rania terganggu ," kata Rania.

"Kalau nunggu kau selesai kuliah , apa Bayu sanggup. Dia sudah dewasa. Dia pasti ingin cepat-cepat berumah tangga dan mempunyai keturunan, apa lagi dia anak tunggal," Kata ibu Rania.

"Bagaimana dengan kuliah Rania ?" tanya Rania.

"Seperti yang ibu katakan tadi, banyak orang yang menikah saat mereka masih kuliah. Mereka menjalankan bersamaan, pernikahannya berhasil. Begitu juga dengan kuliahnya.

Rania bimbang, keputusan apa yang harus diambilnya. Jika dia menolak keinginan Bayu menikah sekarang, dia takut Bayu akan mencari gadis yang lain. Yang benar-benar sudah siap untuk menikah sekarang .

"Bicarakan dengan Bayu mengenai kuliahmu, dia pasti mengizinkan mu untuk melanjutkan kuliah. Tahun depan kuliahmu juga sudah selesai kan," kata ibunya.

"Iya Bu, semoga Mas Bayu mengizinkan Rania melanjutkan kuliah ," kata Rania.

"Bincangkan baik-baik dengan dirinya, dia pasti mengizinkan dirimu untuk melanjutkan kuliah."

***

Hari ini, hari terakhir ujian semester. Rania dengan cepat menyelesaikan soal ujiannya, setelah memeriksa sekali lagi dengan jawaban ujiannya. Rania bergegas mengumpulkan kertas ujiannya, dan Jesi juga mengikutinya dari belakang.

"Akhirnya..! Selesai juga, kita bisa nyantai ," ucap Jesi dengan merentangkan tangannya lebar-lebar.

"Heii Non, libur ini jangan nyantai. Apa kau lupa dengan skripsi mu ," Rania mengingatkan Jesi mengenai skripsinya.

"Aduhh..! Biarkan aku tenang sebentar saja , jangan kau ingatkan aku dulu dengan skripsi." Gerutu Jesi.

"Apa kau tidak mau selesai tahun depan ?" Ujar Rania sambil berjalan keluar dari gedung kampus.

"Maulah, ogah lama-lama dikampus ," ujar Jesi.

'kau cari siapa sih..?" tanya Jesi, ketika melihat Rania celingukan melihat kesekitar area parkir.

'Cari mas Bayu."

"Kau dijemput Mas Bayu ?" tanya Jesi.

'Iya.."

"Aku pulang sendiri lagi, padahal aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke Mall." bibir Jesi manyun.

"Sorry..!" Ucap Rania kepada Jesi dengan perasaan bersalah, karena sejak dia berpacaran dengan Bayu. Rania dan Jesi jarang pergi berjalan-jalan berdua, Rania lebih sering pergi bersama Bayu.

"Nggak pa-pa, aku maklum. Lagi di mabuk cinta, jadinya ingin selalu berdua terus." goda Jesi.

Obrolan Rania dan Jesi berhenti, saat mobil Bayu muncul dari gerbang kampus.

'Duluan ya Jesi, lain kali kita pergi bersama ya ," ucap Rania sebelum pergi menghampiri mobil Bayu.

"Oke, bye..bye.." Jesi melambaikan tangannya, dan kemudian dia menuju ketempat mobilnya terparkir. Sedangkan Rania masuk kedalam mobil Bayu.

"Sudah lama nunggu ?" tanya Bayu.

'Nggak mas, Rania juga baru saja keluar ," kata Rania.

"Kenapa lama, apa semalam tidak belajar ?" tanya Bayu.

"Soalnya, lumayan sulit mas. Rania hati-hati menjawabnya," kata Rania.

"Mas tadi mau keluar, tiba-tiba boss manggil mas ," cerita Bayu.

"Ada kerjaan mendadak ," sambung Bayu.

"Apa tidak apa-apa, Mas sering keluar kantor ?" tanya Rania.

"Mas, kasih alasan. Mau kunjungi proyek diluar ," ujar Bayu sambil tertawa.

"Mas ini korupsi waktu namanya," kata Rania.

Demi bertemu dengan pujaan hati, apapun mas lakukan ." Bayu menarik hidung bangir Rania dengan perasaan yang gemas.

Mendengarkan perkataan Bayu, Rania mencebikkan bibirnya. Membuat Bayu menjadi gemas, Bayu meraih tangan Rania dan mendekatkan ke bibirnya.

"Mas, hati-hati. Kita masih berada dijalan raya." Ingatkan Rania, kemudian Rania menarik tangannya dari genggaman Bayu. Agar Bayu konsentrasi membawa mobilnya.

"Rania masih ingin hidup."

"Mas juga masih ingin hidup, mas belum malam pertama dengan pujaan hati mas ini. Rugi jika meninggal saat ini juga." Bayu mencubit pipi Rania.

"Mas Bayu pandai sekali ngegombal sekarang ini." bibir Rania ngerucut.

"Jangan begitu bibirnya, mas ingin melahap bibir itu jadinya. Mas tidak tahan ini." Bayu mengelus bibir Rania.

Rania mencubit lengan kekasihnya, karena gemas melihat kelakuan Bayu.

"Hei.. sudah berani ya, cubit-cubit ."

"Kenapa takut.." bibirnya kembali mencebik kepada Bayu.

"Mas kita kemana ini ?" tanya Rania, saat dilihatnya mobil memasuki kompleks perumahan yang sangat bagus.

"Mau menculik kekasihku ini."

"Mana ada orang yang mau culik, bilang-bilang dulu ." Rania melengos kepada Bayu.

"Serius mas, kita mau kemana. Apa kita mau kerumah teman mas ?" tanya Rania kembali.

Bayu tertawa melihat Rania cemberut menatapnya, membuat Bayu semakin senang menggoda Rania.

Perlahan-lahan mobil Bayu berhenti didepan pagar warna putih, kemudian pagar tersebut terbuka sendiri. Mobil Bayu masuk kedalam dan pagar menutup kembali.

"Rumah siapa?" tanya Rania.

"Rumah siapa ya? Hemhh...! Turun saja dulu," kata Bayu.

**

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fang
bodoh lu Rani
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status