Beranda / Romansa / Dendam dan cinta / Bab 2 Ajakan menikah

Share

Bab 2 Ajakan menikah

Penulis: Lin shi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-09 23:41:41

"Sayang, ayo Kita menikah. Mas tidak sanggup lagi menahannya, dari pada kita berbuat dosa ," kata Bayu dengan menunjukkan tatapan  mata yang lembut, saat menatap wajah Rania.

Mata Bayu menunggu penuh harap, agar Rania menyetujui keinginan dirinya untuk menikahi Rania secepatnya.

"Rania masih kuliah, usia Rania juga baru 20 tahun," ucap Rania.

"Tapi usia Mas sudah 30 tahun sayang, mas sudah tua. Nanti mas tidak sanggup lagi melayani dan memuaskan dirimu diranjang, jika menunggu Rania tamat kuliah." Ucapan Bayu membuat Rania menjadi grogi dan malu, kedua pipinya merah merona. Sehingga Bayu yang menatap wajah malu-malu Rania semakin gemas melihatnya.

""Sayang, ayolah. Kita menikah ya" ucap Bayu, sembari memainkan alis matanya menjadi naik-turun.

"Hih..mas ini" melihat Bayu memainkan matanya, Rania mencebikkan bibirnya.

Bayu terus berusaha untuk membujuk Rania, agar mau segera menikah.

"Mas, Rania tidak bisa memutuskan saat ini juga. Rania harus menanyakan kepada ibu" ujar Rania.

Rania hanya tinggal berdua dengan ibunya, sedangkan ayahnya sudah meninggal lima bulan yang lalu akibat mengalami kecelakaan lalulintas.

Ayah Rania meninggal, dalam perjalanan menuju kerumah sakit. Sedangkan korban yang satunya, Rania tidak mengetahuinya. Karena keluarga korban sangat tertutup dengan identitas orang yang telah ditabrak Ayah Rania.

"Ibu pasti setuju sayang, dari pada kita nanti kebablasan." Bayu menghidupkan mesin mobilnya dan mulai meninggalkan area parkir kampus.

"Kita mau kemana mas?" tanya Rania, sambil memperbaiki bajunya yang berantakan dibuat oleh tangan nakal Bayu.

"Kita ke hotel, maukan. Kita teruskan yang tadi ?" tangannya yang sebelah memegang stir dan yang satu lagi membelai pipi Rania dengan lembut.

"Hus...Mas Bayu, omong apa sih.." Rania malu-malu mendengar bicara Bayu yang vulgar, dan mata Rania menatap jalanan yang dipadati dengan mobil yang berlalu-lalang.

"Mas berkata yang benar, lihat nih. Masih berdiri tegak seperti tugu Monas ." Bayu meraih tangan Rania dan melekatkan tangan Rania yang ditariknya tadi  kearea selangkangannya.

"Mas...! Mesum ." Rania mencubit lengan Bayu dengan gemasnya, karena membuat tangan Rania berada diarea sensitif Bayu yang keras.

Bayu tertawa ngakak, melihat wajah Rania yang cemberut dan bersemu merah merona pipinya.

"Hemhh.. kita makan saja ya, kalau Rania tidak ngizinin mas makan Rania. Padahal mas ingin melahap Rania, lebih hot dan menggairahkan." Goda Bayu 

"His...mesum terus, kenapa mas Bayu makin genit? Siapa yang mengajari menjadi genit..!" Bibir Rania ngerucut membuat tangan Bayu membelai nya.

"Mas, fokus bawa kendaraan nya. Rania masih mau hidup ," ucap Rania kepada Bayu yang terus menggoda dirinya.

"Iya, mas juga belum mau mati. Tunggu kita sah dulu." Mata Bayu mengerling kearah Rania, membuat Rania menjadi grogi karena tatapan mata Bayu.

"Sudah mas, fokus saja bawa mobilnya!" Seru Rania, mengingatkan Bayu untuk fokus membawa kendaraannya.

"Baik Nyonya Bayu, hamba akan hati-hati " gurau Bayu.

****

Sebelum makan, Bayu dan Rania pergi nonton. Karena mereka sudah lama tidak pergi nonton karena kesibukan Bayu dengan pekerjaannya.

Saat mereka ingin memasuki satu restoran, tiba-tiba datang seorang gadis yang menyapa Bayu dengan memanggil diri Bayu dengan nama Alex .

"Mas Alex..!" seorang gadis datang tiba-tiba dan langsung memeluk diri Bayu, membuat Bayu kaget. Begitu juga dengan Rania.

Bayu dengan cepat melepaskan pelukan gadis tersebut, dan menarik Rania kedekatnya. Rania meronta, tetapi pegangan tangan Bayu erat menggenggam tangannya.

"Maaf Nona, sepertinya anda salah orang. Saya bukan Alex, saya Bayu " kata Bayu sambil meraih tubuh Rania kedalam pelukannya.

"Tidak..! Saya tidak salah, mas ini Mas Alex kan. Apa mas lupa, saya ini Anita. Kita satu universitas, mas itu Abang tingkat Anita waktu di universitas. Selain itu, mas Alex juga teman Abang sepupu Anita. Yaitu Mas Dion ." Anita tidak percaya dengan perkataan Bayu yang menyangkal dirinya adalah Alex.

"Maaf Nona, sekali lagi saya katakan. Bahwa saya itu bukan Alex, saya Bayu. Dan saya tidak mengenal nama-nama yang anda sebutkan tadi, maaf." Bayu membawa Rania pergi dari hadapan Anita, dia batal membawa Rania memasuki restoran yang ingin dimasukinya tadi.

Sedangkan Anita, hanya diam berdiri terpaku masih ditempatnya tadi. Matanya menatap kepergian Bayu dan Rania, sampai punggung Bayu dan Rania lepas dari pandangan bola matanya.

"Aku tidak salah, itu pasti mas Alex. Tapi kenapa dia tidak mengakui dirinya Alex, pasti ada yang disembunyikannya." Anita merasa bahwa ada yang disembunyikan oleh Alex, sehingga dia tidak mengakui dirinya Alex dan tidak mengenali dirinya juga

'Aku akan tanya nanti dengan mas Dion, apakah mas Alex ada kembaran ." guman Anita sambil berjalan meninggalkan Mall.

"Tapi sepertinya tidak mungkin, mas Alex ada kembaran. Dia hanya punya saudara, Arumi" Anita masih berbicara sendiri, sembari berjalan menuju tempat mobilnya terparkir.

"Ada yang aneh" batin Anita.

****

Sepulangnya dari nonton, Rania berbaring di ranjang. Pikirannya menerawang mengenai kejadian di Mall tadi.

"Kenapa gadis itu memanggil mas Bayu dengan nama Alex?" Pertanyaan yang berkecamuk dalam benaknya.

"Tapi mas Bayu tidak mengenali gadis tersebut, apa mas Bayu pura-pura tidak mengenali gadis itu " peristiwa di Mall tadi terus berseliweran didalam pikirannya.

"Gadis itu yakin sekali, mas Bayu itu Alex?" gumam Rania.

Rania terus melamun diranjang, sehingga dia tidak mendengar ada suara ketukan di pintu kamarnya.

"Ran..! Rania..! suara panggilan Ibunya terdengar dari luar pintu kamarnya, membuat lamunan Rania buyar seketika.

"Iya Bu, masuk saja. Pintu tidak dikunci ," sahut Rania dari dalam kamarnya.

Cklek....

Pintu kamarnya terbuka, dengan munculnya wajah ibunya.

"Anak gadis dipanggil sedari tadi, nggak dengar ya. Pasti ngelamun ini, apa yang dipikirkan ?" tanya ibunya.

"Nggak ada ngelamun Bu, tadi dengar music pakai headset. Nggak dengar ibu manggil "alasan Rania.

"Ayo kita makan, tadi ibu ada bawa lauk saat pulang dari toko roti " kata ibunya.

Ibunya kembali keluar dari dalam kamar Rania, diikuti oleh Rania.

"Bagaimana toko roti, saat akhir tahun begini Bu. Apakah banyak pembeli ?"  tanya Rania, sambil berjalan keluar dari dalam kamarnya mengikuti ibunya.

"Lumayan, banyak orderan untuk tahun baru ." Jawab ibunya.

"Sibuk ditoko Bu, apa perlu cari pengawai lagi ?" kata Rania.

"Tidak perlu, karena sibuknya tidak setiap hari. Masih bisa ditangani pengawai yang ada," kata ibunya.

"Kalau toko roti sibuk, ibu tidak usah terima jahitan lagi Bu," kata Rania.

"Ibu suka buat baju, ini hobby ibu," jawab ibunya.

"Buat baju untuk Rania saja Bu, tidak usah menerima jahitan" Rania berusaha untuk membujuk agar ibunya mengurangi kegiatannya.

"Nanti ibu pikirkan ya," jawab ibunya.

"Nggak usah dipikirkan lagi Bu, ingat Bu. Dada ibu itu sering sakit" kata Rania.

"Bukan dada, ini hanya asam lambung ibu" kata ibunya.

"Itu karena ibu asik jahit, sehingga sering lupa makan" kata Rania.

"Iya, ibu nggak akan menerima jahitan lagi. Puas!" Ujar ibunya.

Rania tertawa, melihat ibunya cemberut.

"Rania sayang ibu" ucap Rania seraya memeluk ibunya dari belakang.

"Ibu juga sayang Rania" 

*****

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
lovely
banyak rahasia alex
goodnovel comment avatar
Ema Ray
lanjut membacanya
goodnovel comment avatar
Sinta
lanjut membaca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dendam dan cinta   Bab Ending

    Setelah dua Minggu berada dalam perawatan rumah sakit, Alex diizinkan untuk pulang. "Akhirnya, mas bisa pulang," ujar Alex. "Mas, baring saja ya. Pasti letih dalam perjalanan dari rumah sakit," ujar Rania. "Mas mau duduk dibalkon saja, mas rindu melihat langit." Alex menolak, saat disuruh istirahat oleh Rania. "Apa mas tidak letih?" tanya Rania. "Tidak sayang," ujar Alex. Blush.. Pipi Rania merona merah, saat mendengar ucapan sayang yang keluar dari mulut Alex. Perkataan yang dulu sering diucapkan Alex saat mereka masih pacaran. "Sudah lama aku tidak melihat wajah malu-malumu sayang," ujar Alex. "Ih..mas Alex, ayo. Biar Rania tuntun ke balkon. Katanya mau duduk diluar," ujar Rania. Rania memegang Alex yang berjalan masih lemah, dan membantunya untuk duduk. "Sini sayank," ujar Alex dengan menepuk kursi si sisinya. "

  • Dendam dan cinta   Bab 75 Ada apa dengan Alex

    Pernikahan Rania sudah memasuki hari Minggu, Rania masih tidak bisa menunjukkan sikap hangat yang ditunjukkan oleh Alex. Setiap malam, Rania tidur bersama Devan dikamar sang putra. Dan tiap malam juga, Alex selalu mengangkat Rania unt

  • Dendam dan cinta   Bab 74 Nikah terpaksa

    Alex terus mengirim video panas antara dirinya dan Rania, entah darimana Alex mendapatkan nomor ponselnya Rania. Sesaat, Rania tidak mengindahkan apa yang dilakukan oleh Alex. Tapi lama-kelamaan, pikiran Rania kacau. Beban pikiran membuat dia tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, apa yang terjadi pada Rania tidak lepas dari pengamatan orang-orang disekitarnya. Hubungan dengan Yoseph semakin dekat, tetapi video yang dikirim oleh Alex semakin panas. Membuat pikiran Rania bercabang. Derrtt.... Bunyi ponsel Rania bergetar. "Apa lagi yang dikirim oleh orang sinting itu." Ngedumel Rania, karena matanya yang baru ingin terpejam. Kini terbuka kembali. Karena pesan yang dikirim oleh Alex, sudah dua kali Rania mengganti nomor ponselnya. Tetapi, Alex mendapat nomor ponsel barunya. Dan video panas terus dikirim oleh Alex, sampai Rania tidak ingin menggunakan ponselnya. Rania curiga, ada orang dalam yang memboc

  • Dendam dan cinta   Bab 73 Ancam

    Rania duduk di ranjang, di sampingnya. Baby Devan tidur dengan nyenyak. Pintu terbuka, dengan masuknya Bude Maria. "Mereka sudah pulang," ucap Bude Maria, tanpa ditanya Rania. "Bagaimana?" tanya Bude Maria. "Bagaimana apanya Bude?" balas Rania yang bertanya. "Alex ingin mengakui putranya. "Tidak Bude, sampai kapanpun, Rania tidak akan mengenalkan dia kepada Devan. "Jangan mengambil keputusan dengan emosional, itu tadi, mengenai pernikahan. Apa Rania sudah menerima lamaran Nak Yoseph?" Rania terdiam, dia bingung menjawabnya. Tadi dia mengatakan itu, karena emosi kepada Alex. "Jangan paksakan menerima lamaran Alex, jika tidak ada rasa didalam sini," ucap Bude sembari memegang dadanya. *** Alex masuk kedalam hotel dalam keadaan marah, me

  • Dendam dan cinta   Bab 72 Marah

    "Apa..!? teriak Jesi dari sambungan telepon, hingga memekakkan telinga Rania. "Jes, pelankan suaramu..!" seru Rania. "Kau sungguh-sungguh di lamar Yoseph?" tanya Jesi, yang tidak percaya dengan apa yang baru di sampaikan oleh Rania. "Serius, untuk apa aku berbohong. Bagaimana Jes? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Rania. "Untuk apa kau pikirkan lagi, terima. Kau harus menerima lamaran itu.." ucap Jesi dengan bersemangat. "Tapi aku tidak mencintainya, Jes.." ucap Rania. "Belum, kau belum mencintainya. Tapi tidak mungkin kau tidak akan mencintainya, Yoseph orangnya sudah matang. Dia tidak akan seperti orang itu, yang akan mempermainkan wanita," ucap Jesi dengan lantang. Mendengar perkataan Jesi, Rania terdiam. "Duh.. kenapa aku menyebut laki-laki itu." batin Jesi. "Ran..!" Panggil Jesi. "Rania..!" Panggil Jes

  • Dendam dan cinta   Bab 71 Hasil DNA

    Leo menatap wajah Alex, kemudian menghela napas. "Ada apa? apa hasilnya? apa bukan anakku?" tanya Alex dengan nada suara yang lemas dan khawatir. Leo memberi surat hasil DNA yang telah dibacanya kepada Alex. "Apa hasilnya? Katakan saja," ucap Alex yang takut untuk membacanya, karena hasilnya tidak sesuai dengan apa yang ada didalam pikirannya. "Baca sendiri." Leo memberikan surat tersebut kepada Alex. Alex menerimanya dengan tangan gemetar, matanya terbelalak. Setelah membaca hasil tes DNA tersebut. "Putraku Leo, dia putraku..!" seru Alex dengan tidak percaya, apa yang tertera didalam surat hasil tes DNA tersebut. "Ya, dia putramu. Putra yang tidak kau ketahui keberadaannya, seorang putra yang kehadirannya keduniaan ini diakibatkan oleh dendammu pada orang yang tidak bersalah," ucap Leo. Deg. Hati Alex sakit, mendengar apa yang dikatakan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status