Share

Bab 2 Ajakan menikah

"Sayang, ayo Kita menikah. Mas tidak sanggup lagi menahannya, dari pada kita berbuat dosa ," kata Bayu dengan menunjukkan tatapan  mata yang lembut, saat menatap wajah Rania.

Mata Bayu menunggu penuh harap, agar Rania menyetujui keinginan dirinya untuk menikahi Rania secepatnya.

"Rania masih kuliah, usia Rania juga baru 20 tahun," ucap Rania.

"Tapi usia Mas sudah 30 tahun sayang, mas sudah tua. Nanti mas tidak sanggup lagi melayani dan memuaskan dirimu diranjang, jika menunggu Rania tamat kuliah." Ucapan Bayu membuat Rania menjadi grogi dan malu, kedua pipinya merah merona. Sehingga Bayu yang menatap wajah malu-malu Rania semakin gemas melihatnya.

""Sayang, ayolah. Kita menikah ya" ucap Bayu, sembari memainkan alis matanya menjadi naik-turun.

"Hih..mas ini" melihat Bayu memainkan matanya, Rania mencebikkan bibirnya.

Bayu terus berusaha untuk membujuk Rania, agar mau segera menikah.

"Mas, Rania tidak bisa memutuskan saat ini juga. Rania harus menanyakan kepada ibu" ujar Rania.

Rania hanya tinggal berdua dengan ibunya, sedangkan ayahnya sudah meninggal lima bulan yang lalu akibat mengalami kecelakaan lalulintas.

Ayah Rania meninggal, dalam perjalanan menuju kerumah sakit. Sedangkan korban yang satunya, Rania tidak mengetahuinya. Karena keluarga korban sangat tertutup dengan identitas orang yang telah ditabrak Ayah Rania.

"Ibu pasti setuju sayang, dari pada kita nanti kebablasan." Bayu menghidupkan mesin mobilnya dan mulai meninggalkan area parkir kampus.

"Kita mau kemana mas?" tanya Rania, sambil memperbaiki bajunya yang berantakan dibuat oleh tangan nakal Bayu.

"Kita ke hotel, maukan. Kita teruskan yang tadi ?" tangannya yang sebelah memegang stir dan yang satu lagi membelai pipi Rania dengan lembut.

"Hus...Mas Bayu, omong apa sih.." Rania malu-malu mendengar bicara Bayu yang vulgar, dan mata Rania menatap jalanan yang dipadati dengan mobil yang berlalu-lalang.

"Mas berkata yang benar, lihat nih. Masih berdiri tegak seperti tugu Monas ." Bayu meraih tangan Rania dan melekatkan tangan Rania yang ditariknya tadi  kearea selangkangannya.

"Mas...! Mesum ." Rania mencubit lengan Bayu dengan gemasnya, karena membuat tangan Rania berada diarea sensitif Bayu yang keras.

Bayu tertawa ngakak, melihat wajah Rania yang cemberut dan bersemu merah merona pipinya.

"Hemhh.. kita makan saja ya, kalau Rania tidak ngizinin mas makan Rania. Padahal mas ingin melahap Rania, lebih hot dan menggairahkan." Goda Bayu 

"His...mesum terus, kenapa mas Bayu makin genit? Siapa yang mengajari menjadi genit..!" Bibir Rania ngerucut membuat tangan Bayu membelai nya.

"Mas, fokus bawa kendaraan nya. Rania masih mau hidup ," ucap Rania kepada Bayu yang terus menggoda dirinya.

"Iya, mas juga belum mau mati. Tunggu kita sah dulu." Mata Bayu mengerling kearah Rania, membuat Rania menjadi grogi karena tatapan mata Bayu.

"Sudah mas, fokus saja bawa mobilnya!" Seru Rania, mengingatkan Bayu untuk fokus membawa kendaraannya.

"Baik Nyonya Bayu, hamba akan hati-hati " gurau Bayu.

****

Sebelum makan, Bayu dan Rania pergi nonton. Karena mereka sudah lama tidak pergi nonton karena kesibukan Bayu dengan pekerjaannya.

Saat mereka ingin memasuki satu restoran, tiba-tiba datang seorang gadis yang menyapa Bayu dengan memanggil diri Bayu dengan nama Alex .

"Mas Alex..!" seorang gadis datang tiba-tiba dan langsung memeluk diri Bayu, membuat Bayu kaget. Begitu juga dengan Rania.

Bayu dengan cepat melepaskan pelukan gadis tersebut, dan menarik Rania kedekatnya. Rania meronta, tetapi pegangan tangan Bayu erat menggenggam tangannya.

"Maaf Nona, sepertinya anda salah orang. Saya bukan Alex, saya Bayu " kata Bayu sambil meraih tubuh Rania kedalam pelukannya.

"Tidak..! Saya tidak salah, mas ini Mas Alex kan. Apa mas lupa, saya ini Anita. Kita satu universitas, mas itu Abang tingkat Anita waktu di universitas. Selain itu, mas Alex juga teman Abang sepupu Anita. Yaitu Mas Dion ." Anita tidak percaya dengan perkataan Bayu yang menyangkal dirinya adalah Alex.

"Maaf Nona, sekali lagi saya katakan. Bahwa saya itu bukan Alex, saya Bayu. Dan saya tidak mengenal nama-nama yang anda sebutkan tadi, maaf." Bayu membawa Rania pergi dari hadapan Anita, dia batal membawa Rania memasuki restoran yang ingin dimasukinya tadi.

Sedangkan Anita, hanya diam berdiri terpaku masih ditempatnya tadi. Matanya menatap kepergian Bayu dan Rania, sampai punggung Bayu dan Rania lepas dari pandangan bola matanya.

"Aku tidak salah, itu pasti mas Alex. Tapi kenapa dia tidak mengakui dirinya Alex, pasti ada yang disembunyikannya." Anita merasa bahwa ada yang disembunyikan oleh Alex, sehingga dia tidak mengakui dirinya Alex dan tidak mengenali dirinya juga

'Aku akan tanya nanti dengan mas Dion, apakah mas Alex ada kembaran ." guman Anita sambil berjalan meninggalkan Mall.

"Tapi sepertinya tidak mungkin, mas Alex ada kembaran. Dia hanya punya saudara, Arumi" Anita masih berbicara sendiri, sembari berjalan menuju tempat mobilnya terparkir.

"Ada yang aneh" batin Anita.

****

Sepulangnya dari nonton, Rania berbaring di ranjang. Pikirannya menerawang mengenai kejadian di Mall tadi.

"Kenapa gadis itu memanggil mas Bayu dengan nama Alex?" Pertanyaan yang berkecamuk dalam benaknya.

"Tapi mas Bayu tidak mengenali gadis tersebut, apa mas Bayu pura-pura tidak mengenali gadis itu " peristiwa di Mall tadi terus berseliweran didalam pikirannya.

"Gadis itu yakin sekali, mas Bayu itu Alex?" gumam Rania.

Rania terus melamun diranjang, sehingga dia tidak mendengar ada suara ketukan di pintu kamarnya.

"Ran..! Rania..! suara panggilan Ibunya terdengar dari luar pintu kamarnya, membuat lamunan Rania buyar seketika.

"Iya Bu, masuk saja. Pintu tidak dikunci ," sahut Rania dari dalam kamarnya.

Cklek....

Pintu kamarnya terbuka, dengan munculnya wajah ibunya.

"Anak gadis dipanggil sedari tadi, nggak dengar ya. Pasti ngelamun ini, apa yang dipikirkan ?" tanya ibunya.

"Nggak ada ngelamun Bu, tadi dengar music pakai headset. Nggak dengar ibu manggil "alasan Rania.

"Ayo kita makan, tadi ibu ada bawa lauk saat pulang dari toko roti " kata ibunya.

Ibunya kembali keluar dari dalam kamar Rania, diikuti oleh Rania.

"Bagaimana toko roti, saat akhir tahun begini Bu. Apakah banyak pembeli ?"  tanya Rania, sambil berjalan keluar dari dalam kamarnya mengikuti ibunya.

"Lumayan, banyak orderan untuk tahun baru ." Jawab ibunya.

"Sibuk ditoko Bu, apa perlu cari pengawai lagi ?" kata Rania.

"Tidak perlu, karena sibuknya tidak setiap hari. Masih bisa ditangani pengawai yang ada," kata ibunya.

"Kalau toko roti sibuk, ibu tidak usah terima jahitan lagi Bu," kata Rania.

"Ibu suka buat baju, ini hobby ibu," jawab ibunya.

"Buat baju untuk Rania saja Bu, tidak usah menerima jahitan" Rania berusaha untuk membujuk agar ibunya mengurangi kegiatannya.

"Nanti ibu pikirkan ya," jawab ibunya.

"Nggak usah dipikirkan lagi Bu, ingat Bu. Dada ibu itu sering sakit" kata Rania.

"Bukan dada, ini hanya asam lambung ibu" kata ibunya.

"Itu karena ibu asik jahit, sehingga sering lupa makan" kata Rania.

"Iya, ibu nggak akan menerima jahitan lagi. Puas!" Ujar ibunya.

Rania tertawa, melihat ibunya cemberut.

"Rania sayang ibu" ucap Rania seraya memeluk ibunya dari belakang.

"Ibu juga sayang Rania" 

*****

Komen (4)
goodnovel comment avatar
lovely
banyak rahasia alex
goodnovel comment avatar
Ema Ray
lanjut membacanya
goodnovel comment avatar
Sinta
lanjut membaca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status