Anakku Disakiti Selama Aku Merantau di Luar Negeri

Anakku Disakiti Selama Aku Merantau di Luar Negeri

last updateLast Updated : 2025-07-25
By:  Ria AbdullahUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
10Chapters
198views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dalam beberapa tahun tinggal di luar negeri dan bekerja sebagai TKW aku menitipkan anak kepada suami dan mempercayakan pengasuhannya. kukirimkan uang tiap bulan agar mereka bertahan hidup dan anak-anak bisa tetap sekolah tapi kenyataan pahit yang dihadapi saat pulang... adalah sesuatu yang tak pernah kubayangkan. anakku meringkuk kelaparan di dalam sebuah ruangan kumuh dalam keadaan sakit dan demam. saat ku tanyakan di mana ayahnya dia sendiri tidak tahu karena ternyata lelaki itu telah....

View More

Chapter 1

1. pulang

Bismillah, mengangkat fenomena dan kisah nyata yang kerap terjadi di dalam masyarakat. Mohon dukungan ya. Semoga saya bisa kembali dengan karya terbaik.

❤️❤️🙏🙏

Ketika pesawat akan mulai turun dan bandara Soekarno-Hatta sudah terlihat dari dari jendela dekat tempat dudukku, hati ini berbunga-bunga, riang tidak terkira, setelah lima tahun bekerja di luar negeri akhirnya aku bisa kembali ke tanah air. Kembali ke pelukan suami dan pangkuan keluarga tercinta yang aku rindukan.

Semakin dekat jarak antara kaki pesawat dan landasan, semakin membuncah perasaan rindu, semakin bergejolak rasa hati untuk segera sampai ke rumah, berjumpa terutama keluarga dengan Kang Agus dan kedua anakku, Tari dan Dimas.

Terbayang-bayang di pelupuk mata bagaimana bahagianya Mereka melihat kedatanganku, sengaja tidak kuberi tahu tanggal dan hari kedatangan untuk memberikan mereka kejutan, Aku ingin melihat ekspresi bahagia dan haru di mata mereka. Mungkin akan terjadi pertemuan yang emosional yang penuh air mata dan tawa bahagia.

Diam-diam membayangkan itupun membuat air mataku menggenang di pelupuk mata.

Setelah masuk ke ruang kedatangan bandara, kami lantas didata dan dibawa ke terminal khusus kedatangan tenaga kerja dari luar negeri untuk kemudian diproses dan diantar ke daerah masing-masing. Itu saja itu atas biaya sendiri, kupilih naik mobil saja karena jarak antara Jakarta dan kota tempat tinggalku tidak begitu jauh.

Pukul 2 siang mobil kami--aku dan tiga orang teman yang satu jurusan--meluncur ditemani oleh hujan gerimis yang mulai membasahi jalan. Sepanjang perjalanan kami bercerita dan berbagi pengalaman bagaimana suka dukanya mencari nafkah di negeri orang.

Ada cerita bahagia karena majikan baik dan diberi perlakuan yang manusiawi, ada pula yang sedih, tidak diberi gaji, disiksa, dipukuli bahkan sampai trauma. Dan diantara cerita cerita itu aku sedikit bersyukur karena masih diberi majikan yang baik adalah Alhamdulillah aku pun tidak terlalu lelah selama bekerja di luar negeri.

Setelah mengantar beberapa TKW tadi, mobil kami kemudian memutar arah dan menuju ke desaku, karena desaku adalah desa paling ujung, maka akulah yang terakhir.

Hampir pukul 9 malam ketika aku sampai di gerbang desa, rasa hati ini membuncah karena sebentar lagi akan memeluk keluarga, tak tahan rasanya untuk segera tiba.

Akhirnya mobil minivan tersebut berhenti tempat di depan rumahku, sedikit agak berubah yang dulunya terbuat dari bilik bambu, kini sudah di tembok dengan batu bata yang belum diplester. Jendelanya pun terbuat dari kaca dan pintunya juga sudah diganti.

"Alhamdulillah meski perubahan kecil setidaknya aku bisa merubah sedikit kehidupan kami," gumamku sebelum turun dari mobil.

"Ini ya Bu rumahnya?" tanya Pak sopir.

"Iya Pak, Ayo turun kita mampir dulu Pak ngopi ngopi dulu," ucapnya yang merasa berterima kasih kepada pria yang telah mengantarku dengan selamat sampai di rumah.

"Enggak usah Teh, saya masih banyak tugas, saya saya akan kembali ke Jakarta, tapi mohon izin untuk minta keluarganya agar menandatangani surat ini, bahwa saya telah benar-benar mengantarkan teteh ke alamat Teteh yang benar."

"Oh iya, siap," jawabku sambil tersenyum dan mengambil secarik kertas tersebut dari tangan supir itu.

Dengan jantung yang sudah berdegup kencang aku segera mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.

Ketika membuka pintu ternyata itu adalah anakku tari, dia terlihat kaget dan bingung, sementara aku langsung memeluknya dengan perasaan yang tidak bisa kugambarkan.

"Ini Ibu Nak," bisikku.

Dia terlihat ketakutan dan mundur, seakan-akan anakku linglung dan terguncang, tubuhku kurus dan roman mukanya mengisyaratkan sebuah kesusahan yang panjang. Kuraba tangannya dan terlihat di sana banyak bekas koreng yang tidak terurus, ada bekas lebam dan cambukan panjang.

Galau rasanya perasaan ini menatap keadaan putriku, namun aku tetap berpikir positif mungkin saja bahwa dia terlalu banyak main dan dimarahi oleh neneknya.

Namun logika juga berlomba bahwa mana mungkin wanita lembut yang bahkan tidak pernah memarahiku akan melakukan penyiksaan kepada anakku yang notabene adalah cucunya sendiri.

"Ataukah mungkin itu adalah perbuatan Kang Agus? Tapi apa mungkin? Bukankah Dia sangat menyayangi anakku dan bahkan jika aku marahi mereka sosok ayahnyalah yang akan lebih dulu membela mereka."

Di dalam kebingungan itu aku masih mengucapkan salam dan menanti Kang Agus atau salah satu anggota keluarga lain untuk keluar dari dalam rumah. Kebetulan kebiasaan keluarga kami adalah sering menonton TV bersama, ditambah rumah ibu dan bapak berada di belakang rumahku, tapi anehnya hari itu suasana sangat lengang dan sepi.

"Mana Bapak?" tanyaku pada Tari.

"Engg ... enggak tahu," balasnya pelan, suaranya sedikit bergetar dan takut.

"Lalu siapa yang ada di dalam rumah? Dimas mana?"

Kuedarkan diriku di ruang tamu dan ruang tv sambil mengintip ke dalam kamar anak-anak yang kebetulan berada di dekat ruang tamu.

"Mana Dimas? Apa dia di rumah nenek?"

"Gak ada, Bu, Dimas dibawa pergi." Tiba-tiba saja air mata anakku tumpah, dia menangis dan aku melihat sekali bahwa putriku sedang berada dalam tekanan.

Aku langsung terkejut dan heran selalu menghampiri dan jongkok sambil memeluk tubuh ringkih putriku.

"Adik dibawa kemana?"

"Dibawa pergi sama Bapak, disuruh tinggal ke rumah ibunya Tante Rina."

"Tante Rina? Rina siapa?"

Lama putriku menjawab, Dia terlihat takut tubuhnya gemetar dan mulai menangis, aku berusaha mengulang pertanyaan sambil memeluknya dan meyakinkan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan, hingga akhirnya jawaban dia meluncur.

"I-Istri baru Bapak."

"Hah? Sungguh?"

Jantungku seakan akan dihantam oleh palu godam yang begitu besar, mendadak aliran nafasku seakan berhenti, aku membeku.

"Sungguhkah?" ulangku.

"Iya, Bu, Dimas dibawah disuruh tinggal di rumah ibunya tante Rina agar bisa menjaga monyet di perkebunan mangga."

"Apa? Anak sekecil itu disuruh menjaga kebun?!" Tiba-tiba kemarahanku timbul, emosiku naik seakan-akan ada yang membakar di dalam dada, kepalaku panas dan telinga ini terasa berdenging.

Jantungku kini berdebar begitu cepat dan tanganku mulai berkeringat dingin, rasanya aku ingin sekali segera mencari Kang Agus dan memberinya pelajaran.

"Sekarang Bapak di mana?"

"Nggak tahu," jawabnya galau.

"Kamu tahu alamatnya rumah tante Rina?"

"Ta-tahu, ta-tapi aku, ta-takut, Bu." Ini anakku menggigil sambil jatuh terduduk lalu memeluk lututnya. Dia menangis tersedu-sedu seolah telah mendapatkan penyiksaan fisik dan mental.

Andai benar itu terjadi maka aku benar-benar akan membuat hidup Kang Agus berada di dalam neraka.

"Ayo kita cari!"

Kutarik tangan putriku meski saat ini aku belum sempat beristirahat atau bahkan meneguk setetes air dari rumah sendiri.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status