Share

105. Gelagat Mencurigakan

Author: Aprillia D
last update Last Updated: 2025-10-01 23:10:03

"Aku perhatikan kondisi kandungan kamu semakin sehat setiap harinya. Jadi kapan kamu dan suami mau melakukan program hamil lagi?" tanya Abraham begitu dia keluar dari ruangannya.

Wanita di sampingnya yang juga ikut keluar dari ruangan itu tertawa pelan. "Buru-buru banget, aku belum kepikiran, sih, soal itu."

"Bukan apa-apa, Intan. Kan lebih cepat lebih baik." Bima menyarankan. "Lagian kalian pasti sudah lama mendambakan seorang anak, kan? Apalagi yang kalian tunggu?"

Intan terdiam. Yang dikatakan sahabatnya itu benar. Intan lalu tersenyum menatapnya. "Iya, kamu benar, sih, nanti aku diskusikan sama suamiku. Btw, makasih, ya, udah jadi dokter konsultasi aku selama ini."

"Sama-sama."

Intan lalu teringat sesuatu. "Oh iya btw, kamu dapat salam dari ibu mertuaku. Katanya dia suka sama kamu, orangnya asyik enak diajak ngobrol."

Abraham tertawa mendengarnya. "Mama kamu bisa aja."

"Ke rumah, yuk," ajak Intan, teringat mamanya ingin Abraham main ke rumah.

Abraham malah terheran.

"Iya, kema
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   129.

    "Jangan-jangan apa yang selama ini Mama bilang itu benar? Kamu udah selingkuh dari aku? Kamu selingkuh sama teman kamu itu?"Intan menggeleng kencang mendengar pertanyaan semacam itu. Bima lantas menatap perut datar Intan. "Anak siapa itu?"Intan merasa bermimpi melihat sikap suaminya yang demikian. Dan pertanyaan-pertanyaan menyakitkan itu. "Apa-apaan kamu, Mas?""Aku tanya anak siapa itu, Intan?" "Ini anak aku sama kamu lah, Mas." Intan sudah menangis sekarang. Tak dia sangka suaminya tega menuduhnya seperti itu. Intan tak mengerti bagaimana bisa Bima jadi terpengaruh dengan omongan mamanya padahal selama ini Bima selalu percaya padanya. "Anak kamu sama aku? Atau anak kamu sama bajingan itu?" "Cukup, ya, Mas?!"Bima menatap Intan tajam. "Aku nggak tahu bisa percaya sama kamu lagi atau enggak." Lantas pria itu berlalu dari sana. Bima keluar kamar karena terlampau kecewa dengan istrinya.Intan meneriaki suaminya dalam tangis, tapi Bima tidak mempedulikannya. Apa yang dia takutkan

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   128. Kesalahpahaman yang Memantik Api

    Intan mengejar suaminya yang masuk ke kamar lebih dulu. Begitu dia masuk ke kamar, dia mendapati suaminya berdiri menghadap belakang, menatap jendela kaca kamar mereka. Intan menelan ludah saat melihat postur tubuh itu. Dia tahu suaminya sedang marah, tapi jika suaminya masuk ke kamar seperti ini, tandanya masalah mereka masih bisa diselesaikan dan suaminya mau mendengarkannya. Intan melihat belanjaan di tangannya, dia bahkan lupa meletakkan belanjaan itu di meja luar. Hingga akhirnya dia meletakkannya di meja kamarnya saja. "Mas, kamu mau dengerin penjelasan aku, kan?" tanya Intan seraya berjalan mendekati suaminya. Namun, suaminya itu diam saja. Intan memberanikan diri untuk memeluk pinggang kokoh itu dan menempelkan pipinya di sana. Namun, sedetik kemudian Bima langsung melepas tangan Intan, lantas berbalik badan. Intan mendongak menatap suaminya membuat mereka berhadap-hadapan. "Jangan pernah kamu sentuh aku dengan tangan kotor kamu itu." Bima melirik tajam tangan Intan. Kalim

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   127. Kepercayaan yang Mulai Goyah

    Beberapa hari setelah hari itu terlewati. Bima masih merasa hubungannya dengan Intan renggang, tidak seharmonis biasanya. Intan masih kerap menghindar dan cuek ketika dia dekati. Sikap Intan yang demikian benar-benar membuat Bima bingung.Di sisi lain, Mira terus menghasut dan mempengaruhi anaknya yang tidak-tidak, apalagi Bima kadang merasa apa yang mamanya katakan itu ada benarnya dan masuk akal. Bima benar-benar dilema dan sedih. Sampai suatu hari Mira kembali menunjukkan foto pertemuan Intan dan Abraham di sebuah kafe. Bima tak percaya dengan apa yang dia lihat. Di foto itu mereka tidak mesra, hanya duduk berdua sambil berhadap-hadapan dengan minuman di depan mereka. Tapi .... "Mama dapat foto ini dari mana, Ma?" "Mama akan terus pantau kegiatan dia di luar ngapain aja. Lihat, kamu sendiri aja nggak tahu kan istri kamu pergi sama siapa aja? Bisa-bisanya kamu nggak tahu."Bima terdiam, dia ingat tempo hari istrinya memang minta izin pergi tapi dia larang, dan setelah itu Intan t

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   126. Perubahan Sikap yang Membingungkan

    To Abraham: Ham, aku punya kabar gembira buat kamu. Maaf, ya, aku baru sempat kasih tahu.From Abraham: Kabar apa memangnya?To Abraham: Aku akhirnya hamil, Ham.From Abraham: Oh iya? Alhamdulillah, aku ikut senang dengarnya, Intan.To Abraham: Ini semua berkat bantuan kamu, makasih, ya, Ham. From Abraham: Itu udah tugas aku sbgai dokter, kok. Lagi bahagia dong sekarang? Oh iya ibu mertua kamu gimana? Pasti senang kan tahu kamu udah hamil?Intan bersandar di kasurnya sambil chatingan dengan Abraham. Dia memberitahu kabar gembira itu. Namun, membaca pesan terakhir itu, dia bingung menjawab apa. Dia tidak pandai berbohong dengan mengatakan ibu mertuanya bahagia atas kehamilannya, tapi dia juga tidak mungkin menceritakan masalah rumah tangganya pada orang lain, kan?Namun, dia juga butuh teman untuk bercerita. Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri. Akhirnya Intan memutuskan untuk bercerita yang sejujurnya.To Abraham: Enggak, HamFrom Abraham: enggak gimana maksudnya?To Abraham: H

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   125. Hasutan

    "Mikirin apa lagi kamu, Bima?" Pikiran Bima langsung buyar mendengar pertanyaan itu. Dia pun mendongak mendapati ibunya yang kini berdiri memperhatikannya sambil membawa secangkir minuman. "Eh, Mama," sapa Bima. Wanita yang usianya lebih dari setengah abad itu duduk di kursi, menyeruput minumannya sedikit lalu meletakkannya di meja kecil di antara dirinya dan Bima. "Kamu ribut sama istrimu?" tanya Mira lagi seakan tahu. Bima menoleh sekilas. "Intan kayaknya terlampau kecewa, Ma. Sampai-sampai dia berubah." Mira mengernyit. "Berubah gimana? Kecewa kenapa?" "Karena sikap Mama." Bima menoleh lagi menatap mamanya. "Mama udah keterlaluan sama Intan, Ma. Harusnya Mama minta maaf sama dia." Mira terkejut mendengarnya. "Maaf? Kamu suruh Mama minta maaf sama dia? Yang benar aja kamu, Bima. Yang ada dia makin besar kepala nggak tahu diri." "Tapi Mama memang salah, Mama udah fitnah dia sampai dia sekecewa itu sama aku." "Bima, tolong lah." Mira menghela napas, berusaha menenangkan di

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   124. Tak Sanggup Lagi (2)

    "Aku benar-benar nggak sanggup, Mas." Intan mengutarakan perasaan terdalamnya pada suaminya. Dia benar-benar tidak sanggup menghadapi tekanan demi tekanan yang ibu mertuanya berikan. Rasanya dia ingin menyerah saja. Bima menatap punggung istrinya yang berdiri membelakanginya. Pria itu lantas berdiri berjalan ke arah istrinya dan memeluk pinggangnya. "Selama ini kamu selalu sabar menghadapi sifat-sifat Mama dan adik-adik aku. Kamu bilang kamu selalu kuat kalau aku ada di samping kamu dan menguatkan kamu. Kamu harus kuat ya, juga optimistis kalau suatu saat nanti mereka akan sayang sama kamu. Mana kamu yang aku kenal dulu?" "Aku capek, Mas," jawab Intan dengan posisi dirinya masih dalam keadaan dipeluk dari belakang. Dan dia tidak membalas pelukan suaminya itu. "Masalah ini nggak ada jalan keluarnya. Sampai mati pun mereka akan bersikap seperti itu. Aku benar-benar udah nggak kuat." Bima mengerti, perasaan Intan makin sensitif mungkin karena sedang hamil. Harusnya Intan tak boleh dib

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status